💞 25. -Om Alex- 💞

5.8K 757 270
                                    

Semoga masih suka ya sama cerita ini😭😭

Semoga masih suka ya sama cerita ini😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

25. Om Alex

Baru saja membuka pintu, Adan sudah disambut kultum yang dibawakan oleh Cinta.

"Mami sama Papi, 'kan udah sering bilang, kalau mau pergi kemanapun itu izin dulu. Jangan asal pergi aja! Kalau kalian hilang kayak gini siapa ya repot?"

Qia yang tadi menunduk, langsung mendongak. "Siapa, Mi?"

"Ya Mami sama Papi lah?"

"Mami sama Papi yang lepot?"

"Ya kamu pikir?"

"Qia pikil Mami sama Papi lagi gak lepot. Makanya kulang keljaan nyali kami."

Adan langsung menepuk jidatnya. Bisa-bisanya Qia malah terus membalas ucapan Cinta. Pria itu pun segera membekap mulut sang putri.

"Mami gak mau kejadian ini sampai keulang lagi. Paham?" tanya Cinta dengan nada tegas.

"Paham, Mi," jawab ketiga anak itu.

Kebiasaan dari kecil akan terbawa hingga sudah besar. Maka dari itu Cinta harus membiasakan anaknya meminta izin jika ingin pergi kemanapun.

Setelah hampir lima menit mengomel dan telinga Qadaffi, Qabeel, maupun Qia sudah memanas, barulah Cinta beranjak pergi.

"Kok tumben cuma sebentar?" gumam Qabil.

Qia langsung menatap sang Abang. "Memang Mami kalau ngomel cuma lima menit, Bang. Tapi nanti diungkit sampe sangkakala beltiup."

****

Qia mengetuk ujung pena pada kepalanya. Ia pusing melihat angka-angka yang terpampang di buku yang ada di atas meja.

"Budi melihat 5 ekor burung bertengger di atas pohon. Kemudian ia mengambil ketapelnya dan menembaki burung-burung itu sebanyak 3 kali. Berapakah burung yang tidak terkena tembakan?"

Qia mendongak, ternyata Alex yang sedang membaca. Alex sendiri adalah adik dari Papinya, yang otomatis mau tidak mau menjadi pamannya.

"Masak gitu doang kamu gak tau, Qi?" Alex duduk di ranjang Qia sambil meletakkan setoples peyek udang di pangkuannya.

"Emang om tau jawabannya?" tanya Qia dengan nada menantang.

"Tau dong! Itumah pertanyaan anak Tk."

"Kan Qia masih TK, Om."

Alex langsung menyengir. Ia hampir saja melupakan fakta tersebut.

"Jadi jawabannya apa, Om?"

Alex menatap Qia dengan tampang menyelidik. "Kamu mau tipu-tipu Om? Jawab sendirilah!"

Qia mengerucutkan bibirnya. Ternyata ia gagal mengelabuhi Alex. Percayalah Qia malas menghitung. Baru TK aja sudah malas, ck ck ck! Mau jadi apa besarnya anak itu?

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang