💞 2. EXTRAPART: QADAFFI ASLAH 💞

4K 525 173
                                    

H A Y

|

|

|

Apa kabar kamu?

Apa kabar kamu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. EXTRA PART: QADAFFI ASLAH

Qadaffi menghempaskan tubuhnya pada sofa. Ia tidak tau kalau hari ini akan sangat melelahkan. Belum lagi jabatan OSIS yang kini diembannya, membuat Qadaffi tidak memiliki waktu istirahat. Setiap hari ia harus menerima laporan anak-anak nakal di sekolah yang salah satu dari mereka adalah adiknya sendiri.

Laki-laki yang masih mengenakan seragam sekolah putih abu-abu itu bangkit dan melangkah keluar dari kamar. Ia butuh sesuatu untuk menyegarkan tubuhnya. Sesuatu yang sangat disukai Qadaffi.

Berenang.

Ya! Qadaffi sangat suka berenang. Jadi jangan heran jika cowok itu juga menjadi ketua dari eskul renang di sekolahnya.

Qadaffi membuka pintu kaca yang menghubungkannya dengan kolam renang di belakang rumah. Langit malam yang menjadi atap membuktikan kalau hari tidak lagi siang.

Cowok itu lalu membuka satu persatu kancing seragamnya dan melempar ke kursi yang terletak di pinggir kolam. Langsung saja ia langsung menyelam tanpa memikirkan air yang sudah berubah menjadi sangat dingin seperti sifatnya.

Setelah itu Qadaffi menyembulkan wajahnya di permukaan air. Ia merasa air kolam ini sangat dingin. Cowok yang hanya menggunakan celana panjang abu-abu itu naik dan duduk di pinggiran kolam renang. Tak lupa mengacak-acak rambut agar cepat kering menggunakan handuk yang memang disediakan di sana. Hembusan angin yang melewatinya membuat Qadaffi merasa hawa dingin semakin menerpa kulitnya.

"ASTAGFIRULLAH, ABAAANGG!! AURATTT! "

"Tapi gapapa lanjutin, hehehe." Qia melangkah mendekati Qadaffi sambil menyengir.

Saat ingin duduk di sebelah sang Abang, ia langsung dicegah Qadaffi.

"Kenapa, Bang?" Qia heran saat sang Abang malah menariknya.

"Masuk angin," ujar Qadaffi sambil mendudukkan sang adik di kursi.

Qia mengangguk tanda mengerti. Mungkin si Abang ingin memberitahu jangan duduk disana, nanti masuk angin.

Qadaffi ikut duduk di kursi yang satu dengan tubuh bagian atas yang terekspos bebas. Membuat Qia jadi bisa sekalian cuci mata.

"Bang!"

"Hm?" Qadaffi menyenderkan tubuhnya sambil menutup mata dengan lengan. Ia sepertinya memang sangat kelelahan.

"Abang pernah kangen gak sama Sifra?"

Pertanyaan itu membuat Qadaffi langsung membuka mata dan menatap sang adik. "Sifra?"

Qia menganggukkan kepalanya. Ia cukup heran dengan respon sang Abang. "Iya, Sifra Alisha?"

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang