💞 56. -Happy Birthday- 💞

3.9K 584 363
                                    

56

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

56. Happy Birthday

11 November

Hari kelahiran ketiga anaknya. Hari ini, genap Qadaffi, Qabeel, dan Qia telah berusia enam tahun. Adan menatap album foto dimana keluarganya merayakan ulang tahun tersebut setiap tahunnya. Pancaran kebahagiaan nampak tergambar jelas disana.

Hembusan nafas berat terdengar di keheningan malam yang mencekam. Adan mencoba berfikir untuk menyatukan kepingan puzzle di kepalanya.

"Mas, belum tidur?"

Adan yang sedang bersender pada kepala ranjang langsung menoleh ke arah sang istri yang tengah mengucek mata.

"Tidur lagi ya, ini masih malam," ujar Adan sambil mengusap surai istrinya dengan lembut.

"Jam berapa?" tanya Cinta dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Masih jam dua belas," jawab Adan.

Cinta mengangguk dan melanjutkan tidurnya, apalagi usapan Adan di kepalanya membuatnya semakin mengantuk.

Memandang wajah cantik sang istri, Adan mengukir senyum tipis. Istrinya itu sangat cantik. Pantas saja Qia bisa tumbuh menjadi anak yang cantik seperti istrinya, dan kedua putranya tampan seperti dirinya. Definisi produk unggul.

Lalu tangannya terulur untuk mengusap perut Cinta. "Baik-baik disana ya, sayang."

Sebuah dentingan notifikasi masuk di ponsel Adan. Pria itu pun segera mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja.

0812 xxxx xxxx
Ini triplets?
(Picture)

Ya

Nanti siang bisa bertemu?
Ada yang mau saya bicarakan

Ya

Adan tau ini nomor siapa. Nomor yang dulu sempat menjadi bencana di keluarganya. Dan nomor itu kembali menghubunginya.

"Mau bicarain apa?"

****

"Happy birthday Dapi. Happy birthday Qabil. Happy birthday, happy birthday. Happy birthday Qia."

Alunan tepuk tangan menggema seusai lagu tersebut dinyanyikan. Qabeel dan Qia tentu saja langsung berebut meniup lilin-lilin yang berada di atas kue dua tingkat itu.

"He! He! He!" Alex bersorak heboh. "Sisain lah Abang kalian buat niup lilinnya juga. Jangan semua kalian yang niupin."

Qadaffi sama sekali tidak berekspresi. Ia pun tidak berminat meniup lilin tersebut, makanya ia membiarkan kedua adiknya yang meniup.

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang