💞 39. - Pertengkaran dan Kedatangan- 💞

5.1K 735 403
                                    

Hello hello hai bestie❤

TRIPLE-Q KEMBALI💝

Dengan membawa masalah😆

💞HAPPY READING💞

💞HAPPY READING💞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

39. Pertengkaran dan Kedatangan

"Bil! Tolong ambilin Mami sapu di belakang ya!"

Entah pura-pura atau memang tidak mendengar, tapi tidak ada pergerakan yang dilakukan Qabeel setelah mendengar perintah dari sang Mami. Anak itu hanya fokus membaca buku yang ia pegang. Padahal seluruh anggota keluarga saat ini sedang gotong royong malaksanakan rutin yang biasa mereka lakukan di hari minggu.

Adan yang sedang mencabut rumput dan posisinya tidak jauh dari keberadaan Qabeel menaikkan alis. Pria itu tau jika Qabeel mendengar perintah dari Cinta. Tapi kenapa anaknya itu pura-pura tidak mendengar.

"Qabil!" panggil Adan dengan menyelipkan nada sedikit tegas sebagai bentuk teguran.

Sementara orang yang dipanggil sama sekali tidak menyahut. Padahal ia sudah sedikit tersentak.

"ABAAANGG!!" teriak Qia yang melengking juga diacuhkan oleh Qabeel.

Sementara Qadaffi hanya melihat dari kejauhan. Sambil memegang sapu dan berteduh di bawah pohon. Sama seperti sang Papi, Qadaffi tau jika Qabeel hanya pura-pura tidak mendengar. Tapi apa tujuan adiknya melakukan hal itu?

Adan yang melihat tingkah Qabeel pun berdecak sebal. Ia segera bangkit dari posisi berjongkoknya dan berjalan mendekati putra keduanya itu. Cinta memberi kode pada sang suami agar tidak perlu ikut campur. Hm... baiklah sepertinya semua orang sudah tau dengan kepura-puraan Qabeel.

"Qabil!" Adan kini telah berada di depan sang putra.

Tebakan Adan tepat sasaran, Qabeel sekilas tampak tersentak melihat kehadiran dirinya, tetapi anak itu masih pura-pura membaca. Ck! Qabeel kurang jago berakting.

Baiklah Adan akan sedikit mengalah.

"Abil!" panggil Adan lembut sambil mengusap rambut sang putra.

Qabeel akhirnya mendongak dan matanya bertubrukan dengan sang Papi. Adan sedikit tersentak melihat mata penuh luka dari putranya. Namun, itu hanya sesaat sebelum mata itu berganti penuh binar dan keceriaan.

"Kenapa, Pi?"

"Kamu okay?"

"O-okay," jawab Qabeel ragu. Ia kira sang Papi akan memarahinya. Tapi ini?

Sedangkan Adan langsung terdiam. Ia tadi hanya refleks menanyakan itu. Entah kenapa malah pertanyaan itu yang keluar dari bibirnya.

"Tadi Mami ada nyuruh kamu, apa kamu gak dengar?"

Qabeel terdiam, kemudian menjawab, "Enggak."

"Kenapa bisa gak dengar?"

"Aku kan lagi membaca, Pi?" Qabeel menunjukkan buku yang ia pegang.

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang