[FOLLOW PENULISNYA! JIKA SUKA KARYANYA]
Sekuel: Galak Kamu, Mas!
(HUMOR)
Saudara itu, kalau gak rebutan makanan, ya rebutan mainan. Bertengkar, sepertinya sudah menjadi hobi yang mendarah daging. Benar bukan?
Seperti halnya tiga saudara kembar ini...
Kalau disuruh milih antara uang warna merah satu lembar atau uang warna biru dua lembar, kalian pilih uang yang warna apa?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2. The Anindito Family
Memiliki Papi yang penyayang tapi tegas, juga Mami yang suka mengomel dan udah pasti cerewet, menjadikan triplets tumbuh menjadi anak yang patuh pada aturan kedua orang tuanya.
Hari minggu, biasanya anak-anak masih tidur dan berkelana jauh menelusuri dunia mimpi. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Qadaffi, Qabeel, dan Qiandra yang sudah dibangungkan oleh sang Mami sejak pukul lima pagi. Sehabis menunaikan shalat subuh, mereka dilarang tidur dan sudah diperintahkan melakukan ini dan itu.
Qadaffi mendapat tugas menyapu rumah.
Qabeel mendapat tugas menyiram tanaman.
Sedangkan si kecil Qiandra mendapat tugas pergi ke warung untuk membeli telur.
Adan sebagai kepala keluarga saat ini sedang menuruni tangga dengan memakai stelan kantoran. Ia melihat seekor kucing berwarna putih peliharaan putrinya di anak tangga ketiga.
"Selamat pagi, Rusa," sapa Adan sambil mengelus lembut bulu putih kucing tersebut.
Sebenarnya Adan sendiri geli memanggil kucing dengan panggilan 'rusa', namun sang putri dapat marah jika ia ketahuan memanggil kucing tersebut dengan panggilan lain. Entah apa yang dipikiran putrinya hingga memberi nama 'rusa' pada seekor kucing.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah habis bercengkrama dengan rusa yang berwujud kucing, Adan melangkah memasuki dapur.
"Sayang, Mas berangkat ke kantor dulu ya!" pamit Adan pada istrinya yang sedang menggoreng nasi.
Ibu Negara Anindito yang bernama Cinta itu menoleh ke arah sang suami. "Gak sarapan dulu, Mas?"
Adan mengecup pipi istrinya. "Nanti aja deh. Mas bentar doang kok ke kantornya."