💞 40. -Harapan, Beban, Kesayangan- 💞

4.6K 832 597
                                    

"Diantara Qadaffi, Qabeel, dan Qia, siapa yang paling kalian sayang?"

WAJIB DIJAWAB!!😡

💞HAPPY READING💞

💞HAPPY READING💞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40. Harapan, Beban, Kesayangan

"Dimana anak kami?"

Adan berdecak, "Kamu tidak diajarin sopan santun?"

Wanita itu terkekeh, mengikis jarak antara dirinya dan Adan. Tanpa perduli Cinta yang menatap keduanya dengan tangan terkepal.

"Enggak, ajarin dong Mas Adan!"

Mata wanita tersebut berkeliling kesana kemari. Mengamati rumah mewah yang diisi dengan furniture berkelas. Gambaran rumah sultan yang sesungguhnya.

"Dimana anak kami?"

Kini semua pandangan teralih pada pria yang masih berdiri di depan pintu. Pria dengan stelan kantor berjas biru itu tampak tenang.

Adan berdecak. "Anak apa? Anak kucing?"

Pria itu memandang Adan dengan tatapan meremehkan. Kemudian ia berjalan satu langkah. "Saya harap, Anda tidak berpura-pura lupa. Saya sudah beritau dari seminggu yang lalu, jika saya dan istri saya akan datang. Harusnya Anda sudah bersiap dari lima tahun yang lalu."

Wanita yang daritadi sibuk mengagumi rumah Adan, kini kembali berjalan keluar rumah dan berdiri di sebelah pria yang tadi datang bersamanya.

"Cinta, lima tahun bukan waktu yang sebentar. Kamu seorang Ibu, harusnya kamu bisa memahami perasaan saya."

Cinta daritadi belum juga mengeluarkan sepatah katapun, bibirnya terbungkam. Bahkan ia merasa pasokan udara di sekitarnya kian menipis.

Paham dengan kondisi istrinya yang tidak baik-baik saja, Adan menatap tajam dua orang tamu yang menganggu minggu paginya.

"Silahkan pergi dari sini!"

Wanita itu tersenyum sinis. "Kami tidak akan pergi sebelum kalian mengembalikan anak kami."

Kini giliran si pria yang membuka suara. "Kami sudah bersabar selama lima tahun ini. Dan sekarang saatnya kalian mengembalikan apa yang sudah kalian ambil dari kami."

"Anak kami!"

"Kembalikan anak kami!"

Dua kalimat itu berputar-putar di kepala Cinta, ia memegangi kepalanya yang ternyata berdenyut sangat nyeri. "ENGGAAAAAKKK!!!"

"Cinta! Hey, Cinta!"

Cinta sontak membuka mata dan segera bangkit dari baringannya. Nafasnya berhembus tidak karuan, dengan bulir keringat di sekitar pelipis.

Adan segera mengambil minum di atas nakas, dan memberikannya pada sang istri. Namun, Cinta masih terdiam dengan pandangan kosong lurus ke depan. Tanpa sadar wanita itu telah meneteskan air mata.

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang