💞 53. -Qadaffi, Si Anak Hebat- 💞

3.2K 602 200
                                    

DOUBLE UP!!
Sama-sama👍

DOUBLE UP!!Sama-sama👍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

53. Qadaffi, Si Anak Hebat

Qabeel berusaha fokus menyimak pembelajaran di depan, mengabaikan Qadaffi dan Qia yang sibuk meribut. Kejadian aneh kembali terjadi, ini kenapa ia bisa duduk semeja dengan Qia? Kenapa Qadaffi semeja dengan Sifra?

"Qabil coba kerjakan!"

Qabeel langsung terdiam. Kenapa dirinya yang disuruh? Saat melihat sekeliling, hampir satu kelas menunjuk tangan untuk menjawab pertanyaan yang dianjukan Bu Nurul. Lantas kenapa Bu Nurul malah menyuruhnya disaat ia bahkan tidak mengangkat tangan.

"Qabil coba ayo kerjakan!" suruh Bu Nurul sambil tersenyum.

Tunggu! Bu Nurul tidak pernah tersenyum seperti itu padanya. Namun, ia tau itu bukan senyum tulus, tapi senyum penuh ancaman.

"I-iya, Buk." Qabeel maju ke depan, dan mulai mengerjakan soal di papan tulis dengan lancar. Aneh sekali! Bahkan ia tidak paham ini tentang materi apa.

"Sudah buk," ujar Qabeel.

"Bagus Qabil. Jawaban kamu sangat benar. Kamu memang anak yang paling pintar di kelas ini."

Qabeel hanya menjawab dengan anggukan. Seumur hidup, Qabeel tidak pernah mendapat pujian seperti itu. Namun, ia tidak merasa senang ataupun bangga dengan pujian yang baru saja dilontarkan Bu Nurul.

Saat berbalik, Qabeel tertegun saat melihat teman-teman sekelasnya menatap tajam dan sinis ke arahnya. Terutama Qia. Ia tadi sempat melihat Qia mengangkat tangan, tapi malah ia yang disuruh mengerjakan.

Ini bukan keinginannya. Ia tidak suka melihat semua orang menatap penuh kebencian ke arahnya. Hanya Dapi yang menatapnya dengan senyum polos, apalagi anak itu mengacungkan dua jempol ke arahnya.

Saat melihat Bu Nurul, Qabeel menangkap ekspresi penuh ancaman itu lagi.

Qabeel pun kembali ke tempat duduk.

"Abang kelen," ujar Qadaffi sambil tersenyum manis.

Qabeel tertegun. Ia baru mengingat sesuatu. Ia dulu sempat membenci Qadaffi karena selalu diangung-agungkan Bu Nurul. Apa-apa Qadaffi! Selalu Qadaffi! Semua orang hanya mempercayakan Qadaffi. Ia pernah mencoba mengerjakan pr sendiri, dan ternyata benar. Tapi Bu Nurul malah mengatakannya menyontek pada Qadaffi. Qadaffi yang dulunya sempat ia benci kini hanya anak itu yang menatap dengan senyum tulus ke arahnya. Saat menoleh, ia mendapati Qia nampak sedang menahan amarah. Lagi dan lagi Qabeel kembali merasa dejavu.

Qadaffi! Ia tidak pernah mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan, tapi ia yang selalu disuruh mengerjakan di depan. Qabeel juga pernah tau, jika pernah Qadaffi tidak paham materi, tapi dipaksa untuk paham. Bahkan Qadaffi pernah dipaksa tidak boleh istirahat sebelum paham materi tersebut. Kenapa ia baru menyadarinya sekarang?

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang