💞 48. -Obrolan di Malam Hari- 💞

4K 644 110
                                    

48

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

48. Obrolan di Malam Hari

Adan membuka pintu kamar, dan melihat keluarganya sedang berbincang-bincang. Ada perasaaan lega di dadanya saat nelihat senyum itu.

"Papi lampunya masih pingsan?" tanya Qia saat melihat keberadaan sang Papi.

Adan melangkah mendekat. "kayaknya listriknya emang mati, soalnya satu komplek mati lampu semua."

"Pingsan Papi! Bukan mati," ujar Qia mengoreksi ucapan sang Papi.

"Iya, pingsan."

Akhirnya ranjang yang biasa ditiduri oleh Adan dan Cinta jadi tempat yang diduduki oleh keempat orang itu.

"Mami mana?"

"Lagi ke kamar mandi, Pi," jawab Qabeel.

"Papi!" panggil Qia.

"Apa?" Adan mematikan flash di ponselnya untuk menghemat daya, siapa tau pemadaman lampu itu awet sampai pagi.

"Qia... itu anak siapa?"

"Ha?"

Adan langsung memandang bingung ke arah gadis kecil itu, maksudnya ini apa? Qia lagi bercanda atau lagi serius.

"Qia anak siapa?" Qia mengulangi pertanyaan yang sama.

Adan berdehem. Dari rautnya seperti Qia sedang serius. "Kamu anak Papi sama Mami lah."

"Belalti Qia bukan anak Om Kino sama Tante Kesya kan?"

Raut Adan seketika berubah. Namun, saat itu juga ia langsung tertawa. "Ya ampun, Qia, siapa yang ngasih kamu info gak bener gitu?"

Kini giliran Qia yang bingung melihat sang Papi malah tertawa-tawa. "Belalti Qia anak Papi sama Mami?"

"Yaiyalah! Emang anak siapa lagi?!"

"Om Kino sama Tante Kesya itu siapa?" Qabeel juga tak bisa menutupi rasa penasarannya.

"Teman Papi sama Mami," jawab Adan. "Tunggu bentar, Papi serius nanya, siapa yang nyebar berita gak bener kayak gitu? Alex?"

Adan menggaruk keningnya, kemudian tertawa geli. "Lagian kalian itu lahir bertiga, masak iya salah satunya anak orang lain. Kan gak mungkin."

"Jadi selama ini Qia salah paham?" tanya Qia sambil memasang wajah polos.

"Emang kamu gak mau jadi anak Papi sama Mami?"

"Bukan gitu, Pi. Padahal kalau Qia bukan anak Papi sama Mami, Qia udah siap-siap!"

"Siap-siap mau pergi?"

"Bukan! Siap-siap mau ngambil halta Papi!"

Adan seketika mendelik. Kenapa bisa coba anak-anaknya berpikir seperti itu. Jelas-jelas ketiganya lahir dari rahim yang sama, di rumah sakit yang sama, darimanya bisa jadi salah satunya anak orang lain. Kan gak masuk akal.

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang