6

15.7K 1.3K 48
                                    

Dahiku mengernyit bingung dan bibirku melongo sedangkan bu Faren mendekatikan wajahnya ke wajahku "ayo berlatih, aku akan mengajarimu agar kamu pintar berciuman, bukankah kamu belum pernah berciuman?"

Aku mengangguk lemah "iya, tapi...."

"Kenapa? Aku tidak memungut biaya apapun ,gratis Dyra, serius....aku ini ahlinya dalam cium mencium"

"Tapi aku......"

"Selamat pagi Dy....bu Faren"

Aku dan bu Faren menoleh ke arah Yona yang terlihat terkejut namun kulihat bu Faren tersenyum tipis lalu pergi memasuki lift

"Bu Faren ngapain disini Dy?",tanya Yona sambil berbisik pelan

Aku menggeleng pelan "gak tau, tiba-tiba aja nongol"

Aku memilih membuka buka laporanku kembali dan ingun segera menyelesaikan pekerjaan ku agar aku bisa pulang cepat

Semangat Dyra

Aku bekerja dengan penuh semangat, kulupakan jam istirahat ku agar aku bisa pulang cepat

Kulihat jam dinding sudah menunjukan pukul 14:30, aku segera menata berkas-berkas ku "kak Yona, aku balik dulu ya"

Kak Yona menatapku curiga "kamu mau kencan ya? Tumben pulang cepet"

Aku menggeleng pelan dan tersenyum senyum sedangkan kak Yona tersenyum menggodaku "benar kan kamu mau kencan?"

"Ah enggak kok, duluan ya kak",pamitku

"Jangan lupa undangan nikahnya ya"

Pengennya, ya...aku pengennya nikah sama kak Lea, tapi apa aku bisa?

Sesampainya di rumah, kulihat kak Lea sedang duduk manis di teras dengan secangkir teh hangat , kak Lea tersenyum manis kearahku lalu nelihat ponselnya yang tergeletak di meja "baru jam 3 kamu udah pulang?"

Iya, aku pulang cepet supaya bisa berduaan lebih lama denganmu kak

"Mandi dulu sana, kakak siapin makan buat kamu"

Aku mengangguk dan masuk kedalam rumah untuk mandi, setelah mandi aku memakai sweater lengan panjang dan celana hotpants hitamku

Kuuleskan body lotion di tangan dan kakiku, lalu juga pelembab wajah, tak lupa juga pelembab bibir agar bibirku selalu basah, siapa tau kan nanti aku dan kak Lea berciuman

Ahhhh, bahagia nya

Kutatap wajahku di pantulan cermin, wajahku kini memerah seperti kepiting rebus hanya karena aku membayangkan berciuman dengan kak Lea

Apa aku ungkapin aja ya perasaanku? Kalau aku gak ungkapin nanti perasaan ku terpendam terus, dan nanti aku malah gak maju-maju dong, masak bertahun-tahun cuma gini-gini aja, mumpung orang-orang di rumah ini gak ada di rumah

Benar....aku harus mencoba mengungkapkan perasaan ku

Aku berjalan keluar dari kamar dan menuruni tangga, kulihat kak Lea sibuk mengupas bawang dan aku kini duduk di meja makan "mendingan cari makan di luar aja kak, nanti kakak capek gimana?"

Kak Lea melirikku dan tersenyum manis "enggak lah Dy, lagian jarang juga kakak masak, yang sering masak kan mama"

Aku menghela nafas pelan "mending kakak duduk dan nemenin aku ngobrol"

Kak Lea menoleh dan mengernyitkan dahinya bingung lalu tiba-tiba dia tersenyum lebar "ahhh aku tau, pasti kamu mau konsultasi tentang cinta kan ke kakak?"

Deg

"Ah itu....."

"Kalau begitu ayo, kakak akan jadi pendengar yang baik",sahut kak Lea sambil mencuci tangannya lalu menarikku menuju ruang keluarga

Kami duduk di sofa dan saling berhadapan satu sama lain, kak Lea memegang lembut tanganku dan tersenyum penuh arti kearahku "jadi pria mana yang kamu sukai Dy? Terus gimana bisa kamu suka sama dia? Dia kerja apa? Dan umurnya berapa? Terus ganteng gak?"

Pria? Pria siapa? Aku menyukai mu kak Lea, kenapa bisa jadi pria? Ah aku lupa...aku ini kan perempuan ,ya jelas kak Lea bertanya tentang pria

Aku menarik nafasku dalam-dalam, ini saatnya yang tepat untuk mengungkapkan perasaan ku "Pertama kali aku bertemu dia, aku udah jatuh cinta kak, jantungku berdegup kencang hanya karena ngelihat senyum dia dan wajahnya"

Kak Lea terlihat antusias mendengarkan ceritaku "Terus-terus?"

"Aku pikir waktu itu perasaan ku hanya sebatas kagum saja, ternyata perasaan itu masih muncul sampai sekarang bahkan perasaan itu semakin besar dan membeludak"

"Terus kamu udah ungkapin?"

Aku menggeleng pelan "belum, aku takut kalau dia nolak aku"

Aku terdiam merasakan sentuhan lembut dari tangan kak Lea menyentuh pipiku "mana mungkin ada yang bisa menolak perempuan secantik kamu Dyra"

"Aku hanya ragu kak"

"Kenapa kamu ragu? Emang umurnya berapa? 40 tahun?"

Aku tersenyum tipis "bukan, dia seumuran dengan kakak"

Kak Lea menghela nafas lega "ya belum tua itu lah, kakak kan masih berumur 27, terus kerjaannya apa?"

"Dokter, sama kayak kakak"

"Wahhh seriusan? Terus sikapnya ke kamu gimana?"

Aku menunduk dalam "biasa aja kak, selama 3 tahun aku memendam perasaan ini, hubungan kami biasa aja, gak ada kemajuan sedikit pun"

"Kenapa kamu gak berusaha deketin dia supaya kalian bisa lebih deket lagi? Jangan-jangan dia sudah menikah?"

Aku mengangguk lemas dan kini kurasakan genggaman kak Lea mengendur lalu kak Lea memelukku dengan sangat erat "kamu harus lupain pria itu Dy, pria itu sudah beristri"

Aku menggeleng pelan "gak bisa kak, semakin aku mencoba semakin dalam perasaanku"

Kak Lea melepaskan pelukannya dan memegang kedua pipiku ,dia menatapku dalam "siapa pria itu? Siapa tau kakak mengenalnya"

"Kakak memang mengenalnya"

Dahi kak Lea mengernyit bingung "siapa? Dokter Randy?"

Dokter Randy? Siapa sih dia

"Bukan"

"Terus siapa?",tanya kak Lea lagi

"Kakak"

Alis kak Lea bertaut heran "Hah?"

Aku menarik nafasku dalam-dalam "kakak, aku cinta sama kakak, aku jatuh cinta saat pertama lihat kakak"

Kak Lea sontak berdiri dan tertawa pelan "hahahaha astaga Dyra, kamu itu ngeprank kakak? Ckkk gak lucu tau"

Aku menggeleng cepat , ku tatap kedua matanya dengan dalam "enggak kak, aku benar-benar cinta sama kakak"

Aku berdiri dan mengambil tangan kak Lea lalu meletakkan tangan kak Lea di dadaku "jantungku ini hanya berdetak untuk kakak, perasaanku ini hanya muncul untuk kakak untuk pertama kalinya, aku jatuh cinta sama kakak, apa kakak masih berfikir aku bercanda setelah kakak tau detakan jantungku ini?"

Wajah kak Lea terlihat sangat terkejut dan bingung secara bersamaan namun aku berusaha setenang mungkin untuk meyakinkan kak Lea kalau aku benar-benar mencintainya

Ku genggam kedua tangannya dan kutatap lembut kedua matanya , dengan gugup ku pegang wajahnya yang lembut

"Aku mencintaimu Collen Kalea"

Dengan yakin kudekatkan wajahku ke wajahnya, kuletakan tangan kanannya di dadaku lalu kuremas pelan tangannya , kupejamkan kedua mataku dengan perlahan dan kukecup lembut bibirnya yang terbungkam rapat

Cup

Kurasakan detakan jantungku semakin berdetak kuat, darahku berdesir, dan tubuhku memanas

Apa seperti ini rasanya mencium seseorang yang aku cintai?

Voted?
Komen?

What I Need (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang