14

13.7K 1.3K 86
                                    

Aku duduk dimeja makan pagi ini dengan pandangan datar, aku terdiam melihat segelas susu dan sepiring roti selai kacang tanpa berselera sedikit pun

Semalam aku tidak bisa tidur karena kak Bara sudah pulang ke rumah, aku sibuk memikirkan bagaimana caraku untuk bisa keluar dari rumah ini

Kak Lea pun sama sekali tidak memperdulikan ku, dia meladeni perlakuan mesra kak Bara untuknya dan itu membuatku muak, benar-benar muak

Aku muak dengan kak Lea dan kak Bara, kalaupun aku bisa memilih, aku lebih baik tidak jauh cinta daripada mencintai istri kakakku sendiri, berat dan hanya membuatku sakit hati saja

Apalagi hubungan kami masih seperti bayangan yang samar dan tidak jelas, gak ada kepastian dan mungkin juga akan menyakiti kan untukku

"Pagi ma, pa , anak manja",sapa kak Bara lalu duduk didepanku dan tersenyum manis kearahku

"Pagi, ma, pa , dan Dyra"

"Pagi sayang" sahut mama sambil meletakan secangkir kopi di depan papa

Aku mendengus kesal dan melihat kak Lea tersenyum manis kearahku lalu duduk disamping kak Bara

"Kamu mau nasi apa roti sayang?", tanya kak Lea ke kak Bara

"Nasi aja"

Aku sontak mengalihkan pandanganku ke arah susuku lagi lalu meminumnya dengan sekali teguk kemudian meletakkan kembali gelas yang kosong itu

"Papa dengar kamu mau beli apartemen?"

Aku menoleh kearah papa yang sedang meletakan koran paginya lalu menatapku dengan lekat, aku hanya mengangguk tanpa menjawab pertanyaan papa

"Kenapa? Apa kamu tidak nyaman di rumah ini sampai harus beli apartemen?",tanya papa lagi

Ya iyalah, di rumah cuma bisa makan hati jadi untuk apa di rumah?

Aku menghela nafas pelan "kantorku banyak lembur pa, gimana kalau anak perempuan satu-satunya papa nanti di culik saat pulang tengah malam"

"Shuuttt Dyra, jangan ngomong kayak gitu, ucapan adalah doa lho",sahut mama

Kak Bara tertawa pelan "hahaha lagian siapa yang mau nyulik kamu? Kamu makannya banyak jadi penculik rugi nyulik kamu Dyr, ada-ada aja kamu....udah lah Dyr, mending kamu di rumah aja biar kami punya temen ngobrol"

Temen ngobrol? Yang ada aku jadi obat nyamuk, dan lebih parahnya mungkin aku bisa nangis kejer di depan kalian yang bermesraan gak tau tempat dan kondisi, kak Lea juga diem aja di mesrain sama kak Bara, gimana gak kesel coba?

"Iya Dyra, kakak kesepian nanti kalau gak ada kamu, jadi pikirin baik-baik ya",tambah kak Lea

Bulshittt.... Toh ada tidaknya aku juga gak guna saat ada kak Bara di rumah

Aku sontak menoleh kearah papa "pa.... ijinin ya pa"

Papa menggeleng cepat "no, kakakmu Bara dan Lea ada benarnya, rumah akan sepi kalau gak ada kamu, papa mama juga sibuk keluar kota dan keluar negeri jadi jangan macam-macam dan di rumah aja, okey"

Aku merengut sebal melihat kak Bara tersenyum lebar kearahku sedangkan mama mengangguk-angguk setuju dan kak Lea tersenyum simpul ke arahku

"Tapi pa...."

"Stop Dyra, papa gak mau denger lagi kamu ijin buat beli apartemen baru",sahut papa tegas dan aku langsung mengambil tas ku lalu keluar dari rumah tanpa pamit

Aku masuk kedalam mobilku dan menghela nafas kasar lalu menginjak gas mobil dengan kecepatan sedang

Ku genggam stir mobilku dengan kuat dan kesal lalu kuhentikan mobilku di basement kantor

What I Need (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang