Season 2- 9

7.7K 893 91
                                    

Pagi-pagi ini aku dan tante sepakat untuk belanja sayur di pasar Bantul karena stok sayur di lemari es sudah menipis jadi sekalian belanja yang banyak buat isi-isi lemari es

"Bayam udah, wortel udah, kubis udah,buncis udah, bawang putih udah, bawang merah udah, sawi udah, kentang udah...apalagi ya belum Dyra?",tanya tante sambil menatapku

Apa ya yang belum? Ah iya....

"Cabai-cabaian tante"

Bukan cabai-cabaian yang suka naik motor bonceng 3 ya, tapi ini cabe beneran yang buat bikin sambel pedes

Tante mengangguk "oh iya ya, ya udah yuk kita beli cabe-cabean"

Aku mengikuti tante sambil membawa tas belanjaan sedangkan tante nampak fokus melihat cabe-cabean yang segar

"Buk beli cabe galaknya setengah kilo ya"

Aku memilih melihat sekeliling ku yang agak ramai oleh pembeli

Setelah membayar, tante memasukan cabainya ke tas belanjaan ku, tiba-tiba pandangan ku teralih ke makanan berbentuk segitiga atau bulat memanjang seperti lontong

Itu apa ya...kok kayaknya enak banget

"Kamu mau cenil lupis?",tanya tante tiba-tiba sambil memandang kearah makanan yang ku tatap tadi

Cenil lupis? Namanya itu?

"Tante beliin sekalian ya, soalnya tante juga pengen mie des juga"

Aku mengangguk dan tante menghampiri pedagang itu, setelah membeli semua kebutuhan, aku dan tante kini terdampar di depan sebuah toko bakpia 555, mendadak tante pengen bakpia jadi ya beli deh, masak disuruh membayangkan aja sambil ngiler sih, kere amat

"Ya udah yuk pulang",ajak tante

Aku membalikan tubuhku dan berjalan menuju mobil milik tante sambil membawa belanjaan miliknya sedangkan tante sibuk memegang es dawetnya

Duh tante kebiasaan nih minum sambil jalan

Deg

Langkahku sontak terhenti melihat kak Lea yang baru turun dari sebuah mobil bersama Dion, bisa kulihat senyum bahagia dari bibir kak Lea sedangkan hatiku? Sakit pakai banget

Kurasakan sentuhan lembut di pundakku dan kulihat tante manatap kak Lea yang sedang berjalan dengan Dion sambil bergandengan tangan satu sama lain

Aku menghela nafas pelan dan masuk kedalam mobil terlebih dulu, namun kedua mataku membulat sempurna saat menatap tante yang berjalan kearah kak Lea dan dengan santuynya tante menyiramkan es dawet dari kepala kak Lea lalu berjalan masuk kedalam mobil

Tante segera menginjak gas mobil lalu melajukan nya dengan kecepatan tinggi

Dahiku mengernyit melihat rahang tante yang terlihat mengeras

Kenapa tante kelihatan marah? Padahal yang seharusnya marah kan aku bukan tante

"Tante kenapa hum? Kenapa tante nyiram kak Lea pakai es dawet?"

Tante menoleh kearahku sekilas "kenapa? Kamu tidak terima kalau perempuan yang kamu cintai sudah tante siram?"

"Bukan begitu tante, tapi kan..."

"Lagian dia pantes kok mendapatkan nya, soalnya tante kira dia jalan raya yang layak di injak orang-orang makanya tante siram juga pakai es dawet karena tante kasihan sama dia, dan dia pasti kehausan karena banyak di injak orang makanya tante ngasih dia es dawet, kan jalan gak punya mulut, jadi ya siram aja biar seger",ujar tante panjang lebar

Duh tante gegabah banget sih? Kalau kak Lea lapor polisi gimana? Negara ini kan penuh dengan penangkapan-penangkapan walaupun kejahatannya tergolong tidak serius

What I Need (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang