29

10.1K 1.1K 48
                                    

"Tante..."

Aku berjalan keliling rumah namun tidak melihat tante, dan alhasil aku menuju kolam renang, aku melihat tante yang sedang berenang kesana kemari dengan santainya

Kedua mataku membulat sempurna melihat tante yang hanya memakai bra dan celana dalam saja, aku sontak membalikan tubuhku

"Kamu mencari tante?"

Aku mengangguk "mobilnya udah bersih tante"

"Kenapa kamu menghadap kesana, tante dibelakangmu lho"

Aku membalikan tubuhku menghadap tante yang masih didalam air, tante tersenyum manis "sini ikut tante berenang"

Aku menggeleng pelan "aku gak bisa berenang tante"

"Tante ajarin sayang, sini turun"

Aku menggeleng lagi dan kulihat tante naik dari kolam renang , aku menelan ludahku dengan susah payah saat melihat tubuh seksi tante yang benar-benar seperti model Hollywood

Kurasakan tangan dingin tante menyentuh lenganku lalu menarikku untuk masuk kedalam air, piyama tidurku yang pendek sekarang basah kuyup saat aku masuk kedalam kolam renang yang sedalam pundakku ini

"Bajunya di lepas ya Dyra biar enteng"

Tangan tante dengan telaten membuka satu persatu kancing piyamaku hingga tersisalah tangtop dan celana piyamaku, tante tersenyum tipis "kamu cantik Dyra"

"Tentu, mamaku aja cantik kok"

Tante memegang 2 telapak tanganku "pegang erat tangan tante, terus coba apung kan tubuhmu didalam air, biarkan kakimu naik keatas"

Aku menurut dan memegang tangan tante dengan erat saat kakiku dan tubuhku terapung di atas air, aku terdiam saat tante memindahkan kedua tanganku di kedua bahunya "rileks Dyra"

Tante tersenyum memandangiku namun aku sama sekali tak bisa fokus karena melihat belahan dada tante Nadia

"Nah sekarang berbaring di atas air, tante akan memegangi punggungmu"

Aku hanya menurut dan tante memegang punggungku saat aku berbaring dengan punggung lurus dan kurentangkan kedua tanganku hingga tubuhku membentuk huruf T

Kurasakan pegangan tangan tante di punggungku mulai mengendur "jangan bernafas terlalu cepat Dyra, rilekss okey"

Tubuhku meremang saat merasakan tangan tante meraba punggungku sampai pantatku kemudian meremas pantatku pelan

"Sekarang belajar bernafas didalam air, ambil nafas dalam-dalam, masukan wajah kedalam air, keluarkan udara dari hidung sampai kamu kehabisan nafas terus angkat wajahmu dari air dan mengambil nafas dalam-dalam"

Aku mengikuti perintah tante alhasil aku merendamkan wajahku kedalam air, kedua mataku membulat sempurna melihat payudara tante yang tertutup bra dan juga perut seksi tante ,sialnya pandangan ku malah turun kearah celana dalamnya

Aku sontak mengangkat wajahku dan tante memegang tanganku "sekarang latihan menendang kaki"

Tante membuatku mengambang "arahkan ibu jarimu seperti penari balet Dyra, pertahanan sebagian besar kakimu supaya luris terus gerakan kakimu seperti kamu menendang dan rasakan pergelangan kakimu melengkung"

Aku mencoba namun sialnya ototku malah kejang "ahhh tante aku kramm"

Tante sontak memegang perutku dan dadaku dengan kedua tangannya lalu membawaku kepinggir kolam kemudian membaringkan ku di pinggir kolam "tante pijit bentar supaya krammu mendingan, krammu dimana Dyra?"

Aku menujuk pahaku "disini tante"

Kurasakan tangan lembut tante memegang pahaku dan memijitnya perlahan, tubuhku kembali merenang saat tante dengan telatennya memijit pahaku "akhh sakit tante shhhh ahhh"

"Tahan bentar Dyra, kamu tadi belum pemanasan sih jadi ya kram deh"

Aku mengangguk dan kulihat tante memijit pahaku dengan telaten "tante gak mau pakai baju dulu? Nanti tante masuk angin lho"

"Kan ada kamu yang stay 24 jam ngerokin tante nanti kalau tabte masuk angin"

Aku menghela nafas pelan "tapi kan aku juga gak mau tante sakit"

Tante tertawa pelan "iya deh iya, tante mandi sekalian ganti baju dulu, nanti tante ambilkan handuk untukmu ya"

"Iya tante, makasih"

*****

Satu bulan berlalu dan seperti biasa aku nganterin tante check up ke dokter hari ini, bu Faren? Semenjak kejadian di pantai Depok bu Faren sudah gak ada kabar lagi, mungkin dia sibuk sama kerjaannya di Jakarta

Tante masuk ke ruang usg leher sedangkan aku duduk menunggu di luar, aku terdiam melihat kak Lea berjalan didepanku dan mengobrol dengan beberapa dokter disamping nya, dia melirikku sekilas dan pergi begitu saja

Aku menghela nafas pelan dan menunduk dalam lagi menunggu tante keluar dari ruang usg

"Kamu ngikutin saya?"

Kudongakan kepalaku dan melihat kak Lea mengernyitkan dahinya heran , aku menggeleng pelan "enggak, aku nganterin tante kontrol dokter"

"Jangan bohong kamu"

Aku menggeleng lagi "enggak kak, tante pasien di kedokteran nuklir, sekarang dia lagi usg setelah dia lab tadi, kalau kak Lea gak percaya , kak Lea bisa tanya sama suster indah di kedokteran nuklir, lagian kak Lea....aku juga sadar posisiku dan statusku, jadi untuk apa aku ngikuti kak Lea?"

Kak Lea terdiam dan aku memilih menatap kearah lain daripada harus menahan sakit saat menatap wajah kak Lea yang datar kearahku

Untung aja tempat tunggu ruang usg sepi, kalau ramai bisa saja banyak yang menjadikan kami pertunjukan gratis

"Jujur saja padaku Dyra, kamu sembunyikan dimana Bara?"

Aku menatap kak Lea heran "kak Bara? Aku tidak bertemu kak Bara lagi semenjak aku datang kemari, untuk apa aku menyembunyikan kak Bara yang jelas-jelas melupakan ku dan meninggalkan ku?"

Kak Lea berpangku tangan dan menatapku penuh selidik "kamu yakin"

"Hum"

Kak Lea mengangguk-angguk lalu tersenyum miring "karena kakak mu masih hutang denganku, kamu harus melunasi hutangnya karena rumahmu itu tidak cukup untuk melunasi hutang kakakmu"

"Berapa?"

"1,5 M"

Aku melongo tak percaya "1,5 M? Ahh kalau begitu aku akan menyicilnya"

Kak Lea menggeleng pelan "no, jadi pembantuku seumur hidupmu untuk melunasi hutangmu"

"Mana bisa? Aku akan menyicilnya segera"

"Aku tidak terima kredit, lunasi hari ini kalau kamu gak bisa, aku akan mengambil paksa rumah tantemu itu"

Deg

"Tapi..."

Tiba-tiba kak Lea mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya kearahku "lunasi hari ini , jika tidak bisa datang ke alamat rumahku, dan laksanakan tugasmu sebagai pembantuku besok, bawa juga semua barang-barang mu"

"Lalu tanteku?"

"Itu urusanmu, bukan urusanku"

Kak Lea tersenyum miring "aku jadi gak sabar menyiksamu Dyra, rasanya mungkin akan menyenangkan menyiksa adik dari seorang pembunuh"

Deg

"Siap-siap saja fisikmu agar tahan dengan siksaanku"

Kak Lea berlalu pergi sedangkan aku menatap nanar ke arah punggungnya

Apa tidak cukup kamu menyakitiku kak Lea? Kenapa kamu menjadikanku pembantu mu juga? Sebenarnya apa salahku? Kenapa kamu terus menyiksa ku seperti ini? Kenapa? Kenapa kak Lea?

Aku sudah sangat menderita sekarang, dan aku harus lebih menderita?

Apa aku minta bantuan bu Faren? Meminjam uangnya? Agar aku bisa melunasi hutang kak Bara pada kak Lea?

Voted?
Komen?

What I Need (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang