Aku dan bu Faren sontak menoleh kearah pintu, kulihat kak Lea menatap kami datar dan aku melihat kembali ke arah bu Faren yang tersenyum miring kearah kak Lea
"Dyra....shitttt"
Tubuhku meremang saat melihat amarah di kedua mata kak Lea, bu Faren mengendurkan pelukannya dan aku sontak berdiri
"Ini tidak seperti yang kamu pik...."
"Dyra bilang dia akan mengatakan kalau dia akan putus darimu",potong bu Faren lalu berdiri disamping ku dan merangkul pinggangku dengan erat dari samping
Deg
Kak Lea tertawa pelan "hahaha bisa aja temanmu bercandanya Dyra, ckkk..."
Bu Faren tersenyum miring "bercanda? Hahaha kita lihat saja nanti apakah ucapanku akan menjadi kenyataan atau enggak, btw...aku ini sedikit mempunyai ilmu spiritual santet lho, hati-hati aja, siapa tau perutmu tiba-tiba ada pakunya, atau mungkin malah ada biawaknya"
Aku sontak melongo tak percaya sedangkan kak Lea hanya mengangguk-angguk lalu menaikan sebelah alisnya "btw aku juga punya ilmu soal membelah otak manusia menjadi dua, bahkan aku bisa kok mengisi otakmu dengan otak kera, mau kupraktekan padamu?"
Percakapan macam apa ini? Dari ilmu santet sampai otak kera?
Aku menghela nafas panjang lalu menatap kak Lea penasaran"oke stop, jadi kak Lea kenapa kemari?"
Kak Lea tersenyum tipis dan menatap bu Faren "bosmu dicariin mama, mau diajarin caranya untuk sadar diri agar tidak merebut pacar orang"
"Pacar orang? Eh ngaca dong, situ punya suami, kenapa godain adik iparmya segala? Kurang belaian? Lagian nih ya secara resmi kan Dyra pacar saya, situ aja yang keganjenan, pebinor",sahut bu Faren tidak mau kalah
Pebinor? Bukannya itu ditunjukan untukku? Wtf sebenarnya bu Faren ngejek siapa kenapa bisa kena di aku sih?
"Jaga ya omonganmu , berpendidikan tapi soal moral 0, rugi kamu sekolah tinggi-tinggi tapi gak ada sopan santun"
Bu Faren tertawa pelan "hahahah anda dokter tapi masih bisa ganjen, duh aku lupa kalau dokter emang manusia, tapi sayangnya anda cuma punya nafsu dan gak punya OTAK, tapi sorry ya saya masih punya pikiran jadi gak ngrebut pacar orang"
Duh kok jadi gini sih...kenapa malah mereka yang ribut disini? Emangnya mereka pikir kamarku ini tempat ring tinju?
"Kalau saya gak punya otak, saya gak bakalan jadi dokter, masih mending saya jadi dokter karena usaha saya sendiri, daripada anda jadi CEO tapi hasil ngemis ke orangtua, percuma....gak membagongkan",sahut kak Lea
"Mending ngemis daripada udah hamil tapi masih aja gak mau ngelepasin pacar orang, duh amit-amit jabang bayi deh"
"Kak Lea...bu Faren, udahan debatnya",pintaku dengan lembut
Mereka berdua sontak kompak menatapku dengan tatapan kesal dari kedua mata mereka "diam Dyra"
Oke fix, aku diam...mau mereka cakar-cakaran, tonjok tonjokan, tampar menampar dan tendak menendang pun aku tidak peduli, yang penting aku harus keluar dari sini menuju lemari es
Aku berjalan keluar dari kamar meninggalkan mereka yang masih saling pandang, dengan santai kuturuni tangga dan menuju dapur, ku buka lemari es dan kumasukan kepalaku kedalam lemari es agar otakku tidak panas lagi karena perbuatan mereka
Ahhhh dinginnya, otakku yang sebelumnya panas dan ruwet sekarang sudah segar dan lurus kembali, terimakasih lemari es, kamu ada gunanya juga
"Astaga Dyra, kamu ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What I Need (Completed)
RomanceDyra Alana, perempuan yang buta akan cinta tiba-tiba dengan lancang memiliki perasaan dengan istri kakaknya sendiri namun akankah dia akan bertahan dengan cinta sepihaknya setelah hatinya selalu saja tersakiti? Atau dia akan membuka hati untuk orang...