Season 2 - 8

6.8K 897 71
                                    

"Dyra..."

"Iya tan?"

Kulihat tante memejamkan kedua matanya saat wajah tante tiba-tiba mendekat kearah wajahku

Tuhan...tante mau ngapain?????

Jantungku berdegup sangat kencang saat tante terus mendekat kan wajahnya kewajahku, dengan erat kupejamkan kedua mataku saat bibir tante semakin mendekat ke bibirku

Tok tok tok

Kubuka kedua mataku dan kulihat tante menatapku lekat,setelah itu dia menoleh kearah pintu lalu berjalan kearah pintu

Akupun ikut menoleh kebelakang saat kulihat seorang karyawan tante berdiri didepan pintu "ada apa Ian?"

"Maaf bu Nadia, ada seorang pria yang ingin ketemu ibu"

Pria lagi? Astaga...tante tuh kenapa banyak tamu prianya sih

Tante menoleh kearahku dan tersenyum "tante mau nemuin tamu tante dulu ya"

Aku membalas senyuman tante dengan senyum manisku "iya tante"

Tante keluar dari ruangan sedangkan aku memilih duduk di sofa namun perhatian ku tiba-tiba teralih ke ponsel tante yang tergeletak di atas meja

Tanganku dengan santai mengambil ponsel tante, aku tersenyum lebar saat ponsel tante tidak di kunci, jariku iseng membuka galeri

Dahiku mengernyit saat melihat sebuah album bertuliskan '520'

Album apaan ini

Sontak kutekan album itu, alisku semakin bertaut saat kulihat foto-foto ku yang di ambil secara candid, bahkan fotoku yang lagi nguleg sambel pun ada

Wah ternyata tante penggemar rahasiaku, tapi kenapa banyak sekali foto candidku? Terus kenapa di tulis pakai angka? Kenapa gak pakai namaku aja

Aku kembali meletakan ponsel tante dan memilih berjalan keluar, kulihat tante sedang mengobrol dengan seorang pria yang tergolong muda, berjas, berambut klimis dan dari pakaiannya sih dia kayakanya kaya

Aku mengalihkan pandanganku ke Ian yang sibuk cuci piring lalu aku memilih berdiri di belakang meja bar karena mendadak aku ingin membuat stroberi milk

Tringgg tring

Aku menoleh kearah pintu yang terbuka, bibirku sontak bungkam melihat bu Faren dengan percaya diri tersenyum kearahku sambil melambaikan tangannya

Ia berdiri didepanku yang di batasi oleh sebuah meja bar, posisi tubuhnya agak condong kearahku sedangkan aku memilih berjalan mundur

"Selamat datang, mau pesan apa mbak?"

Bu Faren tersenyum manis kearahku sambil menunjukku "aku pesan dia, di bungkus ya"

Aku menghela nafas kasar, kulirik Ian nampak mengernyitkan dahi sedangkan bu Faren terkekeh pelan lalu menatap Ian "bercanda, aku pesan marie regar espresso 1 sama chicken fingernya 1"

Ian mengangguk "totalnya 55 ribu mbak"

Bu Faren mengeluarkan kartu kreditnya dan Ian langsung mengambilnya

Dahiku mengernyit melihat bu Faren masih menatapku "kenapa menatap saya seperti itu"

"Ahhh maaf, aku kira kamu tadi boneka pajangan, soalnya cantik sih"

"Ini mbak, silahkan di tunggu", ujar Ian sambil memberikan kartu kredit ke bu Faren

Bu Faren mengambilnya sambil menatapku lalu tersenyum manis "Temani aku duduk, kalau nolak sih aku bisa gusur cafe tantemu ini"

What I Need (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang