Season 2 - 25

11.1K 911 113
                                    

Plakkkkkk

Kuusap bibirku dengan kasar setelah aku berhasil mendorong kak Lea hingga dia mundur beberapa langkah "sinting ya kamu? Gila? Keluar kamu kak"

"Dyra....."

"Stopppppp....keluarrrr"

Bibirku terkatup rapat dan kulihat kak Lea berjalan lemas meninggalkan cafe sedangkan teman-teman nya hanya melongo melihat ku

Brengsek....dia pikir aku cewek gampangan yang bisa luluh hanya karena sebuah ciuman? Untung aku sadar dengan cepat

Aku menghela nafas pelan dan menghampiri teman-teman nya sambil menunduk "maaf untuk ketidaknyamanan nya"

Aku berlalu dari mereka dan duduk di belakang bar sambil memijit keningku yang sedikit pusing

Kenapa? Kenapa aku susah sekali untuk hidup tenang? Apa aku di takdirkan untuk tidak bahagia? Apa salahku Tuhan? Apa salahku?

"Maaf...bisa bicara 4 mata?"

Kepalaku mendongak dan melihat Rain berdiri didepanku , dahiku mengernyit heran lalu mengangguk

Kami duduk berdua sedikit menjauh dari perempuan bule dan anaknya itu, Rain terlihat gusar sedangkan aku menatapnya lekat "to the point saja karena kita baru bertemu hari ini"

"Jadi begini, bukannya aku membela Lea, aku juga tidak bisa menyalahkanmu, aku berada di pihak netral saja karena aku rasa kamu tidak akan percaya jika Lea yang menjelaskannya padamu, awalnya aku tidak ingin ikut campur tapi ketika aku melihat betapa frustasinya Lea, aku jadi kasihan dan terpaksa aku harus ikut campur, aku tidak memaksamu untuk kembali dengan Lea atau tidak karena itu hak kamu tapi aku hanya ingin meluruskan nya saja"

Dahiku mengernyit heran lalu menghela nafas pelan "oke silahkan"

"Aku dan Lea sebenarnya tidak terlalu berteman dekat karena dia orangnya sangat dingin namun karena kami sering bertemu di rumah sakit tempat kami bekerja, kami menjadi teman dekat"

"Dia sangat egois, aku tau itu....dia juga mempunyai saudara kembar, hingga suatu saat hari aku melihat nya tidak berhenti tersenyum seharian itu membuatku curiga, dia bilang dia bertemu seorang perempuan di hari pernikahan saudara kembarnya dan dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan adik suami saudara kembarnya itu, dia bercerita tanpa canggung padaku saat itu karena aku juga menikah dengan perempuan"

"Setiap hari dia selalu menceritakan tentangmu, tentang perhatian mu padanya, tentang betapa cantiknya dirimu, tentang betapa imutnya dirimu dan tentang betapa menggemaskan nya dirimu, sampai saudara kembarnya bercerita bahwa kamu menyatakan cinta ke saudara kembarnya, dia sangat bahagia saat itu dan dia nekat menyatakan cintanya padamu tanpa sepengetahuan saudaranya"

"Jujur, aku tidak pernah melihatnya sebahagia itu sebelumnya, aku bahkan bisa merasakan ketulusan nya saat dia terus menceritakan tentangmu"

"Hingga suatu saat aku melihatnya tiba-tiba frustasi tanpa aku tau penyebabnya, dia terus meminum obat penghilang stress, entah apa yang terjadi pada kalian, aku memang tidak tau masalah kalian karena aku juga tidak menjadi dirimu jadi aku tidak tau apa yang kamu rasakan"

"2 tahunan ini setelah dia tertembak oleh saudaranya sendiri, dia berubah menjadi aneh, dia sangat gila kerja, dalam kesendirian nya dia selalu menangis dan dia selalu berkata menyesal ,aku tidak tau apa yang dia sesali tapi dia selalu mengatakan bahwa dia menyesal sampai aku memaksanya berlibur kemari bersama keluarga kecilku agar dia tidak stress kembali"

Apa dia menyesal karena telah membohongi ku? Apa dia menyesal telah mempermainkan ku? Apa dia menyesal telah memperkosaku?

"Aku terus berusaha membantunya untuk melupakanku bahkan perempuan cantik pun dia tolak karena dia terlalu mencintaimu, dia begitu tulus padamu"

What I Need (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang