Langkah

108 8 0
                                    

💚💙💚
Pair : SF9 Taeyang x TBZ Juyeon
💙💚💙

Taeyang tidak memikirkannya sebelum ini, tidak memiliki ingin untuk melakukan kencan walau seluruh teman yang diketahuinya telah memiliki teman kencan, kekasih, atau bahkan pasangan hidup. Tapi Taeyang bukan bodoh yang tidak menyadari perasaan, tidak mengetahui nama dari apa yang dirasakannya.

Malam dimana musik tidak mengisi ruangan kaca yang biasa digunakan olehnya, perbukitan kecil dimana dia berusaha menghapus keluhan tentang hari, jalan dimana langkah bukan hanya satu pasang kakinya, merupakan saksi bisu seandainya dia masih bodoh untuk mengetahui apa yang dirasakan pada Juyeon.

Selalu, Taeyang menemukan jalannya pada tangan Juyeon dan memberi genggam dengan rapat sejauh apa yang dapat dimilikinya dan tidak dikeluhkan.

"Tidakkah ini menyulitkanmu?" Lamban, Taeyang ingin menikmati waktu yang mereka miliki dan tidak ingin memburu gerakan sang kekasih di sisinya

"Apa?" Juyeon melemparkan tanya dengan kebingungan yang jujur di wajahnya, tidak memahami maksud dari tanya yang diberikan Taeyang untuknya

"Melihatku yang melakukan latihan menari" Taeyang menjelaskan, masih mendapat bingung pada wajah yang biasa disaingkan dengannya di kompetisi

"Kau yang melakukan tari. Kenapa aku merasa disulitkan?" Bertanya seperti dia sungguh tidak memiliki ide mengenai apa yang dimaksud oleh Taeyang

"Karena kau tidak dapat melakukannya seperti apa yang aku lakukan" Ada keheningan, Taeyang akan menghentikan langkah saat Juyeon membuka mulutnya

"Karena saat ini aku tidak dapat melakukan seperti apa yang kau lakukan" Juyeon hanya membuka mulut untuk membenarkan apa yang Taeyang katakan

"Tidakkah ini menyulitkan, menyakitkan bagimu?" Kesan ringan dalam bicara Juyeon membuat Taeyang yang menempatkan bingung di wajah untuk saat ini

"Aku menyukai menari melebihi apa yang aku pikirkan, jadi aku tidak lagi memikirkan sakitnya" Tidak ada kesan berat dalam apa yang dikatakan oleh Juyeon

"Kau tidak mengatakan apapun sedari awal?" Taeyang menyadari kata 'tidak lagi' sebagai 'pernah ada' di kata Juyeon, sungguh menghentikan langkah mereka

"Maksudmu, kau ingin aku tidak melihatmu melakukan tari?" Mata Juyeon menyorotkan tatapan protes, tidak menyetujui apa yang dipikir oleh lainnya

"Iya. Seharusnya kau mengambil istirahat, menjauhkan diri hingga kau merasa baik untuk melihatnya" Kata Taeyang menimbulkan ekspresi mengerutkan dahi

"Hyung, apa yang kau katakan tidaklah masuk akal," Mengimbuhkan panggilan yang hanya digunakannya pada Taeyang saat dia berkata dengan maksud serius

"aku menyukai menari seperti kau menyukai menari," Benar, Taeyang mengetahuinya, dapat melihat semangat dan usaha kerasnya setiap melakukan latihan dulu

"bahkan saat aku tidak lagi menari sepertimu, melihatmu menari masih membuatku senang dan dipenuhi semangat," Tapi Taeyang pikir cedera yang didapatnya memadamkan kesukaannya pada tari

"apa yang aku lakukan kalau aku tidak melihatmu menari?" Jelas kalau Taeyang salah, Juyeon tengah memberitahu bahwa tari Taeyang memberikan semangat untuknya bahkan saat dia bersedih

"Aku pikir aku melakukan hal yang besar pada kehidupan lalu" Taeyang tidak pernah mendengar tarinya menimbulkan dampak besar bagi orang lain, beruntung karena mendengar ini dari kekasihnya

"Kenapa kau membicarakan kehidupan lalu?" Langkah dilanjutkan, tidak ingin membekukan diri dengan suhu dingin di malam hari yang mulai menggigit tubuh karena lama berdiam

"Karena aku memiliki seseorang yang begitu baik di sisiku pada kehidupan ini" Bukan pemilih kata yang baik, Taeyang paham mengapa Juyeon memberi tatapan asing padanya

"Maka sebaiknya kau menjaga tubuhmu dan memberikan penampilan yang baik untukku" Menghapus tatapan asing dan memilih meninggikan bahu dengan acuh, Juyeon berkata

"Bukan sesuatu yang sulit untuk aku lakukan" Taeyang membentuk senyuman geli saat dia mendengar kata yang diberikan oleh Juyeon, melihat senyuman pula dari Juyeon

"Perkataan yang dapat diterima dari seorang penampil paling baik diantara kenalanku" Kata Juyeon menimbulkan tawa kecil dari Taeyang, menyenangi puji dari sang kekasih.

Ini bukan karena lampu jalan yang menjatuhkan cahayanya pada wajah Juyeon dan bukan hanya karena Juyeon memiliki visual yang patut dipuja, Taeyang sepenuhnya menyadari dia tak henti menatap karena dia sungguh menyukai orang ini.

Taeyang selalu menemukan Juyeon membuatnya mengambil langkah, pada sisi lain dia menemukan Juyeon tidak ragu untuk meraih tangan dan memberitahu bahwa dia telah melakukan dengan baik. Tak pernah usai membuatnya jatuh hati.

🔳 complete 🔳

Harusnya ini di-publish pekan lalu sebagai perayaan lepas dari acara, tapi karena ada beberapa yang belum selesai jadi aku baru publish sekarang.

FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang