Me & You

144 8 0
                                    

💚💙💚
Pair : ATEEZ Seonghwa x
The Boyz Juyeon
💙💚💙

Seonghwa masih ada di sekolah menengah atas saat dia mengungkapkan perasaan pada Juyeon, merupakan adegan klise dimana dia mendekati Juyeon yang merayakan lulus bersama anggota keluarga. Seonghwa ingat Juyeon yang memiliki ekspresi bingung, namun setuju untuk mengikuti dan memiliki cakap dengannya.

Dan Seonghwa tidak melupakan diam yang membuat dia seakan ditelan dalam perasaan gelisah, sebelum kegelisahannya menghilang tanpa jejak hanya karena Juyeon membentuk senyum. Juyeon tidak meninggalkan area sekolah hingga dia memastikan Seonghwa tidak akan menelantarkan tahun terakhir di sekolah ini.

Mata Seonghwa mengerjap saat dia merasakan tangan kecil yang meraih jemarinya, membentuk senyum pada anak kecil yang menatap tangannya dengan serius.

"Dia sungguh menyukaimu" Seonghwa meninggalkan pemandangan lucu yang menghangatkan untuk melihat siapa yang memberikan komentar, menemukan Juyeon

"Mungkin karena Ibunya sungguh menyukaiku?" Juyeon mengarahkan tunjuk pada diri sendiri saat Seonghwa membalas kata sang pasangan hidup dengan percaya diri

"Aku pikir karena dia tahu Ayahnya menyukai Ibunya" Kata Juyeon, setelahnya, bukan sesuatu yang dapat disalahkan oleh Seonghwa hingga dia mengangguk menyetujui

"Katamu lebih baik daripada apa yang aku katakan" Tidak membantah, kata Seonghwa lebih mendekati persetujuan pada apa yang dikatakan oleh ibu dari anaknya

"Kau mengatakan kau sungguh menyukaiku?" Mata Seonghwa akan melihat bayi yang memainkan jemarinya, seandainya Juyeon tidak memasang ekspresi keheranan

"Hanya karena aku mencari Juhwa saat aku pulang, tidak memiliki arti bahwa aku tidak lagi menyukaimu" Dapat menduga satu alasan Juyeon mengatakan ini

"Iya" Bukan menemukan sikap dia telah paham, Seonghwa mendapati tidak yakin namun enggan memperpanjang urusan dari Juyeon yang masih diberi perhatiannya

"Iya, seperti kau memahaminya? Atau kau merasa tidak yakin?" Tanya dilempar walau Seonghwa dapat menduga jawabannya, Juyeon mempertemukan tatap dengannya

"Kau mengetahuinya" Benar, Seonghwa mengetahui jawabannya namun dia sendiri tidak yakin apa yang harus dikatakan untuk membuat Juyeon percaya padanya

"Kau tahu aku dapat meninggalkan pekerjaanku saat kau menghubungiku" Kata Seonghwa, membawa ingatan dari pekan lalu dimana dia mendapat panggilan dari Juyeon

"Tidakkah kau meninggalkan pekerjaanmu karena Juhwa mendapat demam?" Bingung ada pada wajah Juyeon, tidak pahami alasan Seonghwa membawa ingatan ini

"Juyeon, bahkan aku tidak dapat mendengar apa yang kau katakan. Kau panik dan tidak mengatakan apapun" Kata Seonghwa, memberitahu pada lainnya yang bingung

"Aku tidak mengatakan apapun?" Juyeon kelihatan tidak menyadari, Seonghwa memahami dia sungguh panik di waktu itu dan melewatkan sekian hal karena itu pertama kali Juhwa sakit

"Tidak. Aku sungguh khawatir dan berpikir bahwa ada yang terjadi padamu, hingga aku meninggalkan pertemuan" Seonghwa berusaha memberitahu betapa penting Juyeon untuknya

"Tanpa mengatakan apapun?" Kepala Seonghwa mengangguk untuk mengiyakan, ingat dia tidak menyahuti tanya dan hanya merapihkan tas seadanya sebelum meninggalkan ruang temu

"Iya, dan saat ini Hongjoong bahkan tidak memiliki waktu untuk merekam" Tawa yang ringan dan menyenangkan untuk didengar, singkat namun dapat menghadirkan senyuman Seonghwa

"Jadi, kau menyukaiku?" Juyeon masih memiliki senyuman yang tidak bosan untuk disenangi oleh Seonghwa, Seonghwa menatap Juyeon dengan senyuman pada wajahnya

"Park Juyeon, aku menyukaimu dari sekolah menengah atas, dan kita memiliki hubungan selama tujuh tahun sebelum kita menikah. Ini sudah tahun sepuluh dari aku mendeklarasikan aku menyukaimu" Kata Seonghwa

"Benar" Juyeon membenarkan kata Seonghwa, kentara melakukan usaha untuk menyembunyikan wajah merahnya dengan mengalihkan perhatian pada bayi kecil diantara dia dan Seonghwa

"Kau tahu aku menyukaimu, benar?" Seonghwa kembali memastikan sang pasangan hidup telah percaya pada perasaannya, tidak merasa digantikan dengan hadirnya anggota baru

"Benar" Kesan seadanya dalam bicara Juyeon, tapi Seonghwa tidak lagi mendapati sikap meragu dan hanya ingin mengakhiri percakapan seperti apa yang didengarnya sebelum ini

"Kau tidak menyukaiku?" Mata Seonghwa memperhatikan Juhwa yang ditempatkan pada pangkuan Juyeon, mendapat sejumlah kecupan di wajah sebelum kecupan ringan di bibirnya

"Kenapa?" Juyeon menunjukkan dia tidak memahami alasan Seonghwa memberi tanya ini padanya, menoleh dan menyadari tatapan intens yang diberi Seonghwa untuknya

"Kau tidak memberikan ciuman padaku seperti kau mencium Juhwa" Juyeon membentuk tawa ringan sebelum dia menempatkan kecupan ringan pada Seonghwa yang ada di sisinya.

Seonghwa tidak berpuas dengan kecupan ringan yang didapatkannya, mendengus saat Juyeon hanya memperhatikan bayi kecil dalam pangkuannya dan menertawakan usaha bayi untuk melakukan percakapan dengan kata yang belum jelas.

Tangan Seonghwa meraih sisi wajah Juyeon dan menempatkan beberapa kecupan seperti apa yang dilakukan oleh Juyeon pada Juhwa, tak menahan diri dari pemandangan gemas. Membuat Juyeon merasakan geli dengan kecup yang diberi Seonghwa.

Terhenti, suara Juyeon yang meloloskan tawa geli dihentikan saat Seonghwa mempertemukan bibirnya dengan bibir yang menyuarakan tawa geli.

🔳 complete 🔳

Suka gemes sama cerita dimana pasangan iri gegara lainnya keliatan lebih sayang, lebih perhatian sama "pendatang baru", jadinya aku nulis cerita ini.

FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang