Chocolate and Sweet

220 12 0
                                    

💚💙💚

Pair : WEi Yohan x The Boyz Juyeon

💙💚💙

🔰 disarankan oleh : juyeonist__ 🔰

Juyeon bukan penggemar berat dari makanan manis, bukan tipe yang biasa menghabiskan camilan dengan rasa manis yang menggigit lidahnya saat dia memiliki perasaan buruk atau sedang menghadapi situasi yang menekan dirinya.

Daripada menghibur diri dengan makan cokelat atau makanan manis lainnya, Juyeon biasa menyibukkan diri untuk belajar atau melatih gerakan, menyibukkan diri, sehingga dia hanya membersihkan diri dan lelap sesampai di apartemen.

Yohan merupakan pelaku dari makanan manis yang menumpuk pada meja kopi di apartemen, memiliki cokelat di satu tangan.

"Aku biasa hanya melakukan ini pada orang yang lebih muda dariku" Yohan mengarahkan cokelat di tangannya pada Juyeon

"Memaksa mereka untuk memakan cokelat?" Juyeon tidak melarikan diri dengan tangan lain Yohan yang memegang bagian belakang dari baju

"Menyuapi mereka dengan penuh perhatian" Ralat Yohan, menunjukkan ekspresi dia tidak setuju dengan pilihan kata yang digunakan Juyeon

"Ah. Kau sungguh perhatian" Kata Juyeon memiliki sikap sarkasme yang begitu mudah untuk diketahui

"Kau jelas tidak mengatakan bahwa aku ini perhatian" Yohan tidak melewatkan sarkasme dalam kata dari laki-laki yang lebih dewasa

"Tidakkah aku mengatakan kau sungguh perhatian?" Juyeon hanya memperlihatkan sikap polos, dibalas hela nafas oleh Yohan

"Jadi?" Tanya dilemparkan oleh Yohan saat dia menyerahkan cokelat pada Juyeon, melihat Juyeon menggigit sisi cokelat

"Apa?" Bertanya karena tidak memahami maksud dari tanya Yohan, Juyeon menaruh jarak kecil antara cokelat dan bibirnya

"Kau merasa baik dengan memakan cokelat?" Yohan memperjelas tanya yang dia berikan pada sang pemilik utama dari apartemen

"Kau sungguh meminta aku pulang karena kau membeli makanan manis dan ingin makan denganku?" Bukan menjawab, Juyeon balik memberi tanya

"Salah. Aku memintamu pulang karena aku membeli makanan manis dan ingin kau memakannya" Membantah duga Juyeon, Yohan memberitahu alasan

"Dengan alasan apa?" Tidak dapat memahami alasan dari Yohan melakukan tindakan, Juyeon mengerutkan dahi selagi memberi tanya

"Kau terus memperlihatkan bahwa kau merasa buruk, dan biasa makanan manis dapat membantu perasaan menjadi baik" Jelas Yohan

"Aku bukan seseorang yang memakan permen atau cokelat saat aku sedang merasa buruk" Menolak apa yang dikatakan Yohan, Juyeon membalas sebelum dia kembali menggigit sisi cokelat

"Jadi, kau adalah seseorang yang membagi cerita dengan orang lain saat kau mengalami situasi buruk?" Enggan berkomentar mengenai perbandingan kata dan tindakan Juyeon, Yohan memberi tanya

"Tidak. Aku hanya menyibukkan diri saat aku merasa buruk atau menerima tekanan" Jawab Juyeon, menjelaskan bagaimana sikap yang dia ambil saat menghadapi situasi buruk lagi merasa tertekan

"Orang berbeda, memiliki cara menangani tekanan dengan berbeda," Kepala Yohan mengangguk dengan beberapa hitungan, bersikap seperti dia dapat memahaminya

"tapi saat ini kau dapat menceritakan kesulitan padaku seandainya kau membutuhkan teman bicara." Yohan memberi pandangan pada teman satu apartemennya

"Aku akan memikirkannya" Juyeon berkata untuk menenangkan laki-laki yang lebih muda, walau dia meyakini dia akan kembali pada kebiasaannya

"Sekalipun tidak biasa untukmu, aku akan bicara denganmu saat aku melihat kau mengalami kesulitan" Kata Yohan, menunjukkan senyuman

"Dan apa poin dari aku memberitahu caraku menangani tekanan?" Tatapan Juyeon meninggalkan cokelat yang hanya satu potong di tangannya

"Untuk mengetahui preferensimu" Memberi jawaban dengan sikap ringan, Yohan hanya memberikan cengiran saat Juyeon menatap padanya

"Tapi kau tidak akan mengikuti caraku?" Juyeon bertanya dengan potongan terakhir dari cokelat yang masih berada di mulutnya

"Iya. Kau tidak ingin memakan makaroni?" Yohan memperlihatkan makaroni dengan warna pastel di tangannya, bersiap menyuapi

"Aku bukan bayi sehingga kau harus menyuapi aku" Juyeon meraih makaroni dari tangan Yohan dan memasukkannya dalam mulut

"Kau mungkin membutuhkan perhatian untuk membuatmu merasa baik. Kau tidak pernah tahu" Bibir Yohan membentuk senyuman.

Mungkin Juyeon hanya tidak membuka diri dalam waktu yang panjang, mungkin dia hanya telah biasa untuk tidak memiliki orang lain, bukan dia sungguh menyukai kesendirian saat dia tertekan.

Juyeon menyadari sudut bibirnya meninggi saat mendengar Yohan mengatakan banyak hal dan berusaha menyuapkan makan manis, pun menemukan dia merasa ringan saat lelap di hujung hari.

🔲 complete 🔲

Idenya datang dari momen Yohan nyuapin Dongpyo (bukan maksud ngebuka luka), juga keluargaku yang lagi suka banget buat makan camilan sampe bisa habis satu toples kurang dari semalem.

Tidak menolak kalau ada yang mau request. Silahkan request pairing untuk berikutnya >>

FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang