💚💙💚
Pair : Sangyeon x Juyeon
💙💚💙
Tahu dirinya bukan satu penyihir yang ada di kota dan mengetahui ada penyihir yang mungkin mengabulkan ingin Juyeon, atau menjadikannya sebagai 'tikus percobaan' dari sihir jahat yang berusaha dipelajari. Sangyeon tidak membiar Juyeon meninggalkan tempatnya setelah situasi diam yang berlangsung lama.
Kenalan merupakan status yang terlalu akrab untuk disematkan antara mereka, dan Sangyeon tidak mengetahui alasan dia harus peduli mengenai Juyeon yang ingin meniadakan diri. Mungkin, ini hanya kepedulian karena rasa kemanusiaan dan dia telah biasa melakukan kebaikan pada orang-orang yang ditemui.
Sangyeon memperhatikan Juyeon yang meluaskan pandangan pada barangnya seperti saat sang pengunjung memasuki tempat kerja ini untuk pertama kali.
"Apa yang kau inginkan?" Mata Juyeon mengembalikan perhatiannya pada Sangyeon saat sang pemilik tempat membuka suara, mengerjap satu kali
"Aku sudah mengatakannya" Juyeon tidak menunjukkan tanda dia akan mundur dari apa yang dia inginkan, dan Sangyeon menghela nafas dengan rasa berat
"Kau telah hidup selama ini karena kau memiliki impian, benar?" Sangyeon memperhatikan Juyeon yang melakukan satu anggukan dengan penuh ragu
"Sebelumnya, aku memiliki impian" Matanya tidak lagi menatap lurus, memiliki guncangan seperti memberitahu ini adalah pembicaraan yang sulit baginya
"Bisakah aku mengetahuinya?" Tanya Sangyeon, mendapatkan tatapan Juyeon seperti dia tengah mempertimbangkan apa dia perlu memberi jawab atau tidak
"Kalau kau mengetahuinya, kau berjanji kau akan menyimpannya hingga kau tiada?" Kelingking yang diarahkan pada Sangyeon menunjukkan kesan lugu
"Ini bukan seperti aku memiliki banyak teman untuk melakukan bicara" Bahu Sangyeon meninggi selagi dia menautkan kelingkingnya dengan jari Juyeon
"Aku menyukai seseorang, dan kami berjanji untuk bersama dalam waktu yang panjang" Juyeon memulai ceritanya, masih dengan menautkan kelingking
"Dia sudah tiada?" Mata Sangyeon meninggalkan kelingking yang masih saling mengunci, melihat Juyeon juga mengabaikan taut dari kelingking mereka
"Bukan. Dia menyukai orang lain, melakukan pernikahan, dan menempati kota yang berbeda" Juyeon menghentikan kesan tenang di wajah dengan senyum
"Kau dikhianati?" Gagal dalam menahan dirinya meringis dengan kesan perih dari senyum yang diperlihatkan oleh Juyeon, merasa lainnya menarik kelingking
"Sedari awal, kami hanya teman dalam pandangannya" Kata Juyeon, masih memperlihatkan senyuman tipis yang memberi kesan perih bagi yang melihat
"Ah" Sangyeon mendengar dan melihat kehilangan merupakan hal yang buruk, sendirinya belum pernah merasakan ditinggalkan seorang yang begitu dekat
"Aku tahu sihir untuk membuat orang lain jatuh cinta juga pelanggaran, lagi terlalu menyulitkan" Menemukan Sangyeon yang terdiam, Juyeon berkata
"Maka, melakukan sihir dan membuatmu tiada merupakan hal yang lebih mudah?" Sangyeon menahan diri dari menggunakan nada tidak habis pikir
"Iya. Lagipula, sendiri terlalu menyulitkan," Juyeon kembali menunjukkan tenang seperti lelah untuk memiliki emosi mengenai dirinya sendiri, "dan menyakitkan."
"Bagaimana kalau kau tinggal denganku?" Perkataan Sangyeon mendapatkan ekspresi bingung dari Juyeon, hanya menatapnya selama beberapa detik
"Aku tidak memahamimu" Berpindah dari posisi awal, Juyeon hendak melewati Sangyeon dan meraih pintu yang ada di belakang punggung sang penyihir
"Aku tidak memiliki maksud yang buruk padamu" Mata Sangyeon melihat mata Juyeon yang memberi tatapan bahwa dia tahu Sangyeon tidak berlaku buruk
"Kau terlalu baik. Aku tidak dapat menjadi teman serumah yang baik" Kata Juyeon, menghentikan tangan dari membuka pintu saat Sangyeon memegang
"Tidak ada yang menuntutmu untuk menjadi sesuatu. Hanya melakukan di tempatku, dan istirahat mungkin?" Sangyeon melihat mata Juyeon memejam.
Ini merupakan waktu yang panjang dari terakhir kali dia menggunakan sihir pada orang lain, tanpa permintaan dari orang tertentu. Sangyeon memikirkan ini sebagai bentuk peduli sebagai manusia, memapah Juyeon pada tempat tinggal yang tidak jauh dari tempat kerjanya.
Penculikan merupakan tindakan melanggar aturan, Sangyeon mengetahui dengan baik. Tapi dia pun tahu apa yang mungkin dilakukan oleh Juyeon seandainya dia tidak melelapkan laki-laki itu dan membawa ke rumahnya, berusaha menundanya untuk melaksanakan ingin di saat ini.
🔳 complete 🔳
Menyenangkan untuk menulis cerita ini, sampai aku khawatir kalo ceritanya bakal terlalu panjang. Aku selesaiin disini, takut malah bablas dan alurnya ngga lagi jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite
RandomKumpulan cerita dengan Juyeon sebagai Uke. Jangan dibuka, kalo kamu ngga suka.