who you are (1)

699 28 0
                                    

💚💙💚
Pair : TXT Yeonjun x TBZ Juyeon
💙💚💙

Juyeon yakin dirinya tidak mengenali seseorang dengan nama Choi Yeonjun, namun dia merasakan familiar saat tatapannya memiliki pertemuan dengan manik legam milik pemuda yang merupakan siswa pindahan di kelas sepuluh.

Tidak mengetahui apakah ini perasaannya atau manik di depannya sungguh memiliki kilat sewarna emas yang menghilang dalam satu kedipan, Juyeon tidak ingin pusing dengan sesuatu yang belum pasti maka dia mengulur tangan.

Yeonjun merupakan pihak pertama yang mengulurkan tangan pada Juyeon dan dia memperlihatkan senyum selagi menantikan Juyeon melihat dirinya, tapi Juyeon mendapati kesan angkuh padanya . . .

"Lee Juyeon" Juyeon tidak menunjukkan emosi, meski dia merasa risih dengan atensi Yeonjun pada bibirnya yang membuka

"Ah, Senior Juyeon" Tidak ada kesan angkuh atau murid mengesalkan yang menganggap diri mereka unggul dalam nada bicara Yeonjun

"Haruskah aku memanggilmu dengan Junior Yeonjun?" Tanya Juyeon, memberi tanda dia tidak suka dengan panggilan yang diberi

"Aku harus memanggilmu dengan," Yeonjun memahami maksud Juyeon, menatap teman di sisinya dan meminta bantuan

"Juyeon-Hyung?" Haknyeon menyahuti dengan nada bicara yang meragukan, belum lagi menyebut ekspresi bingung di wajahnya

"Kau dapat memanggilku dengan, Juyeon" Lidah Juyeon menjadi kelu saat dia ingin menuntas kalimat, tanpa tahu alasan

"Juyeon" Kantin memiliki suasana ramai dan bising, namun Juyeon dapat mendengar suara rendah milik Yeonjun dengan baik

"Heum" Tangan Juyeon meraih gelas minuman miliknya, melarikan pandangnya pada arah selain tempat duduk Yeonjun

"Kau menunjukkan sikap seperti kau merasa salah tingkah" Chanhee menyinggung lengan Juyeon dengan bercanda

"Uh" Juyeon tidak mengeluhkan minuman yang mengenai pakaiannya, hanya menoleh untuk melihat sorot bersalah Chanhee

"Aku tidak memiliki maksud seperti itu" Kata Chanhee, ingin menjelaskan tanpa menghilangkan tatap bersalahnya

"Tidak masalah, Chanhee" Balas Juyeon seraya memperlihatkan senyuman tipis, meninggalkan posisi duduk yang nyaman

"Apakah Juyeon ingin pergi menuju kamar mandi?" Tatapan Juyeon menemukan Yeonjun yang tidak lagi menyamankan diri di bangku

"Tidak" Kepala Juyeon melakukan gerakan menggeleng, menolak perkataan dari si murid pindahan dengan cepat

"Tidak?" Bukan hanya Yeonjun yang mengerut dahi, Juyeon menemukan nada bingung dari Chanhee maupun Haknyeon

"Aku perlu mengambil pakaian di loker" Juyeon mendengarkan nada mendengung tanda memahami dari Chanhee dan Haknyeon

"Oh" Yeonjun memiliki sorot seperti dia tidak meyakini alasan yang dibuat oleh Juyeon, namun diharuskan percaya

"Haknyeon dapat membantumu untuk menemukan toilet" Baik Juyeon yang berbicara atau Yeonjun yang mendengar, memberi tatapan pada Haknyeon si pelahap makanan

"Atau Chanhee" Telunjuk Juyeon berada di surai lembut milik Chanhee, tidak ingin mengganggu Chanhee yang hendak menuntaskan beberapa suap terakhir

"Baiklah" Kata Yeonjun, menuruti apa yang dikatakan oleh sang kakak kelas dengan garis senyum yang tidak mudah dipahami Juyeon

"Aku pergi duluan" Juyeon meraih tempat makanan miliknya dan hendak membersihkannya, untung karena telah menghabiskannya

"Juyeon" Padahal Juyeon ingin mengambil dengan cepat dan meninggalkan meja ini, tapi dia menoleh saat Yeonjun memberi panggilan

"Sampai jumpa" Ada sesuatu yang tidak biasa mengenai senyuman milik Yeonjun, membuat Juyeon merasa dirinya tengah diperhatikan dengan seksama.

Hanya ada beberapa tegukan dari minuman miliknya dan Juyeon tidak menemukan situasi darurat untuk mengganti pakaian, tapi dia mendapat kesempatan untuk menjauhkan diri dari pandangan ingin tahu (atau entah pandangan apa yang dimaksud) milik Yeonjun.

Juyeon mempertanyakan, apakah tayangan mengenai makhluk fiksi yang dia saksikan bersama sepupu dan tetangganya membuat pikirannya terpengaruh. Berhenti pada kesimpulan dia terlalu memikirkan karya fiksi, Juyeon menarik nafas perlahan untuk menenangkan dirinya.

🔲 to be continued 🔲


Gegara konsep Run Away ngga umum, aku pikir mungkin seru kalo bikin cerita fantasi. Padahal mah aku ngga bisa bikin fantasi.

Mohon bersabar untuk tiga part ini ya 😅

FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang