💚💙💚
Pair : Yeonjun x Juyeon
💙💚💙Katakan bahwa Juyeon memiliki masalah dengan firasat atau memiliki gangguan dalam kepalanya, tapi dia merasa seseorang memperhatikan dirinya dari jendela atau mengawasi dirinya dengan berdiam di sisi tempat tidur miliknya.
Tubuh Juyeon merasakan lelah hingga dia tidak memusingkan bagaimana seseorang melihat dirinya yang mendapatkan kamar di bagian loteng, dia menyadari bayangan gelap yang menghalangi bulan namun dia ingin melelapkan diri.
Hari ini merupakan hari yang berbeda dimana Juyeon tidak melakukan rutinitas dan memasuki kamar tidurnya pada waktu awal, dia mendekati jendela kamar dengan langkah yang tidak memburu . . .
"Kau," Perlu mempersiapkan diri, meski Juyeon sering mendengarkan cerita fiksi dengan tema seram dari Eric
"Kau ini apa?" Juyeon menelan ludah sebelum dia meninggikan tatapannya untuk mendapati kilatan emas dalam manik lainnya
"Aku ini, takdirmu" Kesan menggombal dari sosok tampan akan menimbulkan sikap tersipu saat orang lain mendengarkan
"Kau menggurau" Bibir Juyeon mencebik selagi dia mendapati senyuman miring dari sosok yang mulai familiar
"Aku adalah gurau bagimu?" Tidak paham, tapi Juyeon merasa tidak nyaman dengan nada terluka dalam bicara Yeonjun
"Aku tidak tahu dirimu" Kata Juyeon, mendapatkan hening sebelum dia mengerjap dan Yeonjun ada di sisinya
"Bagaimana kau membuka jendela dengan mudah?" Juyeon melihat jendela yang dibiarkan membuka
"Pamanmu tidak membenarkan kunci jendela dengan baik" Balas Yeonjun, memberi jawaban
"Ah, dia berpikir tidak ada orang yang memasuki rumah melalui bagian loteng" Kata Juyeon dengan menghela nafas
"Kau ingin aku mengatakan sesuatu?" Yeonjun mengingatkan mereka memiliki pembicaraan sebelum bicara tentang kunci jendela
"Iya" Juyeon menemukan dirinya menjadi biasa dengan Yeonjun menatapnya setelah melewati satu bulan
"Kau mirip dengan tampilanmu di masa kecil" Bibir Yeonjun membentuk senyum yang tidak lagi menyeramkan
"Kita bertemu sebelum ini?" Kening Juyeon memperlihatkan dirinya melakukan usaha mengingat
"Lama, aku yakin kau tidak mengingatnya" Terhibur dengan ekspresi wajah Juyeon, Yeonjun membentuk senyum tipis
"Tapi kau mengingatnya" Protes Juyeon, belum menunjukkan dirinya menyerah untuk mengingat
"Aku bukan manusia. Lima belas tahun adalah waktu yang singkat" Pandangan Yeonjun membaca raut wajah Juyeon
"Aku tidak dapat mengingatmu" Keluh Juyeon, memberi tanda dirinya menyerah untuk mengingat
"Kau mendapat insiden saat liburan dengan orangtuamu" Wajah Yeonjun menunjukkan rasa pahit dengan mengingatnya
"Apa yang aku lakukan hingga kau tertarik padaku?" Juyeon tidak bodoh untuk melihat rasa tertarik Yeonjun pada dirinya
"Tidak memalingkan wajah, tidak melarikan diri, tidak takut dan tidak menghardik" Kata Yeonjun
"Aku tidak melakukan apapun?" Simpul Juyeon, tidak mendapati istimewa dari penjelasan Yeonjun
"Kau tersenyum padaku" Terhibur dengan memori menyenangkan di waktu lalu, Yeonjun memperlihatkan senyum
"Kau menggenggamku karena tubuhku tidak hangat"
"Kau membersihkan bibirku saat kau menemukan noda merah"
"Kau mengatakan bahwa aku keren dan kau ingin bertemu lagi denganku"
"Hal kecil, tapi kau memperlihatkan sikap tulus dan tatapan hangat"
"Aku?" Kerutan di dahi Juyeon menandakan dirinya merasa heran dengan apa yang dikatakan oleh Yeonjun
"Iya, kau" Pandangan Juyeon tidak menemukan perasaan ragu dari gerakan mengangguk Yeonjun.
Juyeon memiliki ingatan buruk dimana dia mendapat pukulan dari Paman dengan alasan yang tidak dapat diingat, mulai memikirkan dirinya membicarakan sosok menyenangkan yang dia temui di liburan dan tidak dipercaya oleh sang Paman.
"Aku mencarimu" Yeonjun membuka suara setelah Juyeon menghilangkan ekspresi berpikir keras
"Apa?" Juyeon melemparkan tanya sebagai tanda dia tidak memahami maksud perkataan Yeonjun
"Kau membutuhkan pertolongan saat insiden, maka aku membantumu" Kata Yeonjun, menjelaskan
"Tapi aku memerlukan separuh diriku saat ini" Pandangan Yeonjun melihat Juyeon mendengarkan dengan baik
"Kau akan mengambil tenagamu dariku?" Tanya Juyeon, mendapat sorot terhibur dari Yeonjun
"Tidak, tidak. Aku mencarimu" Bibir Yeonjun merasa geli selagi dia mengulangi perkataannya
"Kau menemukanku dari satu bulan yang lalu" Kata Juyeon dengan memiringkan kepala, memahami Yeonjun ingin dirinya di sisi Yeonjun dan tidak paham dengan Yeonjun hanya berdiam selama ini
"Aku menginginkanmu, dan aku ingin kau menginginkanku" Juyeon memperlihatkan angguk saat dia mendengarkan Yeonjun.
Tidak mudah dipahami dengan logika, tapi Juyeon memahami dirinya tidak dapat menolak hadir Yeonjun di sisinya meski dia merasa terintimidasi dengan tatapan lekat seolah tidak ingin membiarkan Juyeon terlepas dari ruang pandangnya.
Juyeon menunjukkan sikap acuh dan menghindari karena dia tahu Paman dan orang lain menganggap dia aneh untuk mempercayai sosok ini, merasa nyaman dengan sosok ini, tapi Juyeon percaya dirinya baik saja dengan mengikuti Yeonjun.
Tangan Yeonjun memiliki suhu dingin yang membuat Juyeon menjengit, namun dia merapatkan jemarinya dan memberi senyum pada sosok yang menemukan dirinya setelah belasan tahun, menanti dirinya tanpa menuntut, takdirnya.
🔲 complete 🔲
Maaf, kalo notifikasinya lebih dari tiga atau empat soalnya aku lagi error dan koneksi internet juga mengesalkan.
Kalo ceritanya kurang bisa dipahami, boleh ditanya supaya bisa aku jelaskan. Padahal aku ngga yakin ada yang mau ngebaca dan berusaha paham sama cerita ini 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite
RandomKumpulan cerita dengan Juyeon sebagai Uke. Jangan dibuka, kalo kamu ngga suka.