a hug (maybe, two)

52 4 0
                                    

💚 💙 💚

Pairing : Jacob x Juyeon

💙 💚 💙

Juyeon tidak memiliki ide mengenai apa yang perlu dilakukan setelah ini, hanya melemparkan senyum seperti biasa saat dia menyadari seorang berusaha bicara padanya. Dapat mendengar keluhan dari pelanggan dan meloloskan janji bahwa dia akan menyampaikan keluh pada juru masak atau pemilik kedai.

Dia sungguh tak baik, tidak memikirkan dirinya menyerap emosi buruk yang dilemparkan orang lain padanya tapi dia menyadari dirinya mulai menyimpan emosi ini. Tahu bahwa dia tidak seharusnya marah pada pemilik kedai atau juru masak yang tentu merasakan marah, menelan emosi buruk untuk diri sendiri.

Juyeon membayangkan dirinya yang menghempaskan sepatu atau melempar tas saat dirinya tiba di rumah, tapi tidak ada yang berhak menerima emosi ini.

"Hei," Juyeon tidak memerlukan siapapun untuk mengusik dirinya pada saat ini, tak menginginkan bicara

"Hei" Tapi Joonyoung berhak menerima balasan dari sapa hangat yang dia lemparkan

"Kau ingin teh?" Kesan hangat dapat didengar dari tanya Joonyoung

"Tidak, Hyung" Juyeon memiliki rencana untuk membersihkan diri dan tidur

"Kau ingin makan?" Pertanyaan lain dilemparkan oleh Joonyoung, dan Juyeon menghargai perhatiannya

"Tidak, Hyung" Tapi Juyeon tidak memerlukan siapapun di sisinya pada saat ini, tahu dia dapat meledakkan marah kapan saja

"Kau ingin," Cukup. Juyeon yakin dia mengatakan dia tidak perlu, dan dia sungguh tak perlu apapun.

"Tidak." Juyeon menegaskan bicara untuk mengatakan ini, pun nada bicara menjadi lebih tinggi,

menghela napas saat dia memikirkan dirinya sungguh kasar, "aku tidak memerlukan apapun."

"Aku akan mendengar seandainya kau perlu bicara" Mata Joonyoung hanya memperlihatkan tulus.

Tentu Juyeon mengetahui Joonyoung tulus dengan perhatian dan sikap hangat yang dia berikan, tidak layak untuk menerima amarah dari Juyeon sekalipun lainnya akan mengatakan tidak masalah.

"Bisakah aku menerima pelukan?" Juyeon mengatakan ini sebelum Joonyoung meninggalkan ruang

"Kau memerlukan pelukan?" Joonyoung melihat wajah Juyeon, entah dia berusaha membaca apa.

Bahkan Juyeon tidak memahami dirinya dan perasaan sendiri untuk saat ini, tapi Joonyoung membentuk senyum seperti dia tahu apa yang harus dilakukan.

"Tapi," Sejenak Juyeon merasa ragu, menyadari dia belum mengganti pakaian

"Kelihatan seperti kau memerlukan peluk untuk mendinginkan kepala" Joonyoung berkata.

Juyeon mengetahui benar dari kata sang kasih, tidak mengatakan apapun dan membiarkan diri untuk menemukan tenang dari peluk yang diberikan.

"Baik?" Joonyoung memberi jarak dan kembali melihat wajahnya setelah pelukan yang singkat

"Iya" Bagaimanapun Juyeon merasa lebih baik dengan pelukan yang dia terima dari sang kasih

"Kau memerlukan," Joonyoung belum menuntaskan tanya, dan Juyeon tahu apa yang dia perlukan

"Pelukan yang lebih panjang" Maka, dia memberi jawaban sebelum tanya dituntaskan

"Aku dapat memberikannya" Joonyoung memberi senyum dia kembali memeluk Juyeon.

Juyeon kembali menemukan dirinya dalam pelukan Joonyoung saat dia telah membersihkan diri dan mengganti pakaian, merasa tenang hingga dia merapatkan mata dengan mudah. Lelap tanpa memikirkan situasi yang buruk, tidak lagi menyimpan emosi buruk yang terasa memberatkan langkah maupun geraknya.

Joonyoung memperhatikan damai pada ekspresi wajah Juyeon, tidak lagi menemukan dahi mengerut tak nyaman dan bibir merapat seperti dia menahan emosi atau perkataan buruk. Tahu lainnya menghadapi hari yang tidak mudah dan senang bahwa dia dapat membantu sang kasih merasa mudah di penghujung hari.

🔲 complete 🔲

Ku udah nulis dari bulan lalu, tapi lupa nyimpen dimana dan ngga nemu fail pas mau publish, baru ketemu di pekan ini. Maapkeun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang