💚💙💚
Pair : Sangyeon x Juyeon
💙💚💙
Juyeon mendengarkan suara menggema saat seseorang mengambil langkah pada lorong dan tidak dapat mempertahankan sikap dirinya dapat melakukan tidur atau memiliki istirahat, dia mendudukkan diri untuk memperhatikan siapa yang melangkah.
Bukan sosok yang asing, dan Juyeon menyadari seseorang ini menghentikan langkah di sisi pintu dari sel penjagaannya. Pandangan Juyeon berusaha menemukan ekspresi di wajah laki-laki yang menaruh kunci di pintunya, menggeser dengan perlahan.
Tidak meninggalkan posisi duduk dan tidak berusaha memberi penyambutan, Juyeon meninggikan pandangan saat laki-laki dengan pakaian rapih ini memposisikan diri di depannya.
"Lee Juyeon" Juyeon mengetahui namanya bukan sesuatu yang sulit didapatkan oleh laki-laki ini sekalipun dia merapatkan bibir pada pertemuan mereka
"Iya, Tuan Sangyeon?" Hanya tersedia penerangan seadanya pada ruangan ini, namun Juyeon meyakini laki-laki ini sedang tersenyum
"Kau mengetahui masalahmu?" Pandangannya merendah, dan Juyeon berpikir posisinya tidak nyaman seperti Juyeon mulai tidak nyaman dengan meninggikan pandangan dalam waktu yang lama
"Berdiam di tempatmu adalah masalahku?" Tanda tanya pada akhir kata Juyeon yang sejujurnya tidak menemukan masalah
"Kau tidak menemukan ini sebagai masalah?" Juyeon memikirkan sang putera mahkota meninggikan alis dengan jawaban yang diberikannya
"Aku tidak menemukan ini sebagai masalah, Tuan" Imbuh Juyeon memiliki kesan sopan, walau dia mengujar dengan sikap ringan
"Perubahan sikapmu tidak henti menggangguku" Lelah dengan perbedaan posisi yang menyulitkan, Sangyeon merendahkan posisinya
"Begitu pula denganmu, Tuan" Posisi dimana Sangyeon memposisikan wajah di depannya, memudah Juyeon untuk menatap lurus padanya
"Aku mengganggumu?" Sangyeon memperlihatkan ekspresi dia merasa tertarik dengan kata Juyeon
"Kau tidak henti menggangguku dari saat aku melihatmu" Bukan ideal Juyeon untuk mengatakan ini, tapi Sangyeon membuat dia mengatakannya
"Kau membunuh sang Puteri karena kau begitu menyukaiku?" Sang Putera Mahkota masih memiliki tanya pada sang tahanan
"Apakah kau berpikir aku memiliki alasan lain, Tuan?" Juyeon menemukan gerakan mengangguk yang tidak dipahaminya dari Sangyeon
"Hukumanmu adalah hukuman mati, dilakukan di hadapan banyak orang" Sangyeon memberitahu, seperti Juyeon tidak mengetahuinya
"Selama aku tidak melihatmu menjadi pendamping orang lain" Posesif dalam kata Juyeon, membuat siapapun bergidik saat mendengarnya.
Penerangan bukan benderang dimana Juyeon dapat menemukan perubahan ekspresi yang paling kecil, namun penerangan seadanya membantu dirinya untuk mengetahui Sangyeon menatap dirinya dalam diam.
"Kau memiliki ide melarikan diri?" Juyeon menerima tanya dari Sangyeon pada menit berikutnya, telah memuaskan diri untuk menatap Juyeon
"Tidak" Bukan dia tidak pernah memiliki ide melarikan diri, namun pikiran mengenai tinggal di satu tempat dengan Sangyeon menghilangkan ide awal dengan mudah
"Kau sungguh tidak menemukan 'berdiam di tempatku' sebagai hal buruk" Tidak memiliki nada tanya, Juyeon sadar bahwa Sangyeon tengah menyimpulkan
" . . . " Juyeon yakin ini bukan pertanyaan dan tidak memberikan jawab atau balasan darinya, maka dia merapatkan bibir
"Tidak hanya kastil" Kata Sangyeon membuat Juyeon memberikan tatapan dengan sorot tidak mengerti
"Tuan Sangyeon?" Bersuara untuk memberitahu dirinya tidak mengerti, seandainya Sangyeon tidak menangkap sorot matanya
"Kalau kau menyukai 'berdiam di tempatku', maka kastil bukan satu-satunya tempat" Juyeon melihat sudut bibir Sangyeon meninggi dalam samar
"Seandainya kau mendengar cerita dimana pangeran muak dengan kehidupan di kerajaan, maka kau melihat contohnya saat ini" Kerjapan dilakukan oleh mata Juyeon selagi dia memahami situasi
"Kau, ingin melarikan diri denganku?" Kata pertama dimuntahkan dengan penuh ragu, namun Juyeon menuntaskan tanya
"Aku pikir kau tidak akan bertanya" Tidak ada ungkapan 'iya' pada lisan, tapi Juyeon dapat menemukannya dari senyuman hangat.
Tidak jauh dimana Juyeon memikirkan dirinya mungkin mendapat situasi yang sulit karena melarikan diri dan membawa anggota keluarga dari kerajaan, namun apa yang dapat dipikirkannya saat ini hanyalah dirinya menautkan tangan dengan Sangyeon.
Berlari pada tempat yang berjauhan dengan kastil nyaman milik Sangyeon atau jalanan familiar bagi Juyeon, pada tempat dimana Juyeon hanya menemukan Sangyeon di sisinya dan Sangyeon hanya dapat menatap dirinya. Kedengaran sempurna.
🔲 complete 🔲
Karena ngeliat lirik Taemin - Criminal, jadi kepikiran mau bikin cerita seperti ini. Engga tahu kenapa cerita ini jadi kacau sekali (T_T)
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite
RandomKumpulan cerita dengan Juyeon sebagai Uke. Jangan dibuka, kalo kamu ngga suka.