💚💙💚
Pair : Juhaknyeon x Juyeon
💙💚💙
Juyeon tidak mengetahui namanya tapi Juyeon mengingat murid itu menaruh kaleng minuman di tangannya sewaktu dia mengeluhkan kerusakan mesin minuman pada musim panas, ah Juyeon kagum pada dirinya yang dapat mengingat wajah dari murid ini.
Tidak memahami bagaimana murid ini mengikuti kegiatan sekolah tanpa dia ketahui atau bagaimana murid ini mengetahui kapan dia mengalami hari mengesalkan, seperti saat ini dimana si murid mengulur payung pada Juyeon sebelum si Lee melemparkan gerutu.
Pandangan Juyeon memperhatikan sosok yang menunjukkan ekspresi bersahabat dan mengarahkan tatapan hangat padanya, selagi tangannya menerima payung yang diulurkan pada dirinya . . .
"Kamu dapat melompat?" Juyeon membuka mulut untuk melemparkan tanya pada murid di sisi kirinya, tidak dapat dimengerti mengenai alasan dia meminta
"Iya" Kepala dari murid si sisinya memberikan anggukan sebelum dia menggeser posisi pada bagian lantai yang begitu kering, melakukan lompatan hingga dia menghasilkan bunyi keras
"Kamu dapat menghentak kaki?" Tidak memperlihatkan ekspresi wajah kalau dia merasa puas, Juyeon memberi pertanyaan lain
"Iya" Bersama dengan Juyeon belum melenyapkan tanda tanya di wajah, si murid masih menunjukan ekspresi bersahabat selagi dia menghentak kaki dengan berisik
"Kamu dapat berpindah, seperti mundur atau mengambil langkah maju?" Belum melenyapkan rasa ingin tahu, Juyeon memberi pertanyaan lain dengan ekspresi tenang
"Tentu" Sosok yang diperhatikan oleh Juyeon mengambil langkah selagi dia membentuk senyum geli, berhenti saat dia memiliki jarak satu langkah dari Juyeon
"Aku pikir kamu adalah sosok yang tidak dapat disentuh" Komentar Juyeon saat dia menyinggung lengan hangat milik murid di depannya
"Kamu memiliki suhu tubuh yang rendah" Si murid membagikan pendapat dengan lisannya, membiar Juyeon mendengar suara miliknya setelah dia hanya memberi jawaban melalui gerak tubuh
"Ah, kamu dapat mengatakan sesuatu" Juyeon tidak tahu bagaimana dia dapat mengungkap definisi dari kata 'lucu' di waktu dia mengujar seraya mengarahkan telunjuk pada wajah di depannya
"Iya, aku dapat mengatakan banyak hal" Balas si murid tidak diketahui namanya dengan senyum geli, menyimpan payung di tangan Juyeon pada satu tempat.
Ekspresi wajah Juyeon mengungkap aksi protes sebelum si murid menegakkan tubuh dan menaruh tangan kanan milik Juyeon diantara dua tangan, ingin memberi kehangatan meski tidak membantu dengan drastis.
"Kau merupakan murid yang berada di sekolah ini, benar?" Juyeon tidak mengetahui bagaimana dia hanya memiliki satu pertemuan yang dapat dia ingat dengan orang di depannya
"Um" Kepala si murid memberi anggukan selagi dia melepaskan tangan kanan milik Juyeon, dia menggenggam tangan kiri yang memiliki suhu rendah
"Tapi aku tidak melihatmu selain pertemuan kita di mesin minuman" Kata Juyeon, mengungkap tanda tanya yang tidak dapati dia simpan pada kepalanya
"Aku menempati sekolah menengah pertama, dan tidak mengunjungi sekolah menengah atas dengan rutin" Pandangan si murid mengarah pada gedung sekolah menengah pertama yang memiliki jarak
"Tapi kau selalu muncul di sisiku dan memberi bantuan" Juyeon mengujar dengan nada ringan, tidak memiliki rasa canggung atau tidak nyaman
"Kedengaran seperti aku adalah malaikat pelindung?" Tangan si murid melepaskan tangan Juyeon dan berpindah untuk menurunkan resleting dari jaket yang dia kenakan
"Heum, aku tidak menemukan 'malaikat pelindung' sebagai panggilan buruk" Setuju Juyeon, tidak memberi penolakan dengan keras
"Kau menyuruhku untuk melakukan banyak hal karena kau pikir aku bukan manusia?" Bibir si murid memperlihatkan senyuman geli, merasa lucu dengan pemikiran Juyeon kalau si Lee membenarkan
"Iya" Pembenaran Juyeon menimbulkan tawa keras dari si murid sekolah menengah pertama, tidak menahan diri dari rasa tergelitik karena pemikiran menggelikan dalam kepala Juyeon
"Aku manusia, aku adalah sosok yang dapat disentuh" Si murid mengatakannya begitu dia mengusaikan tawa dan melepaskan jaket hitam
"Kau akan melakukan adegan drama?" Duga Juyeon dengan senyuman geli, sebelum dia menemukan jaket yang diulurkan oleh si murid tanpa nama untuknya
"Rasanya menyenangkan kalau aku dapat memasangkan jaket dan memberi pelukan dari belakang, tapi aku tidak melakukannya pada orang yang tidak mengenalku" Si murid memperlihatkan ekspresi ringan
"Pikiranku dapat dibaca?" Pertanyaan Juyeon mendapatkan senyum dari si murid yang belum bosan menunjukkan raut bersahabat pada sang kakak kelas dari tingkat pendidikan yang berbeda
"Iya, kau ingin pulang dan menyamankan diri dalam selimut?" Tebak si murid saat dia melihat Juyeon yang menyamankan diri dengan jaket di tubuhnya
"Bagaimana kau mengetahuinya?" Juyeon memperlihatkan sorot bertanya yang menggemaskan saat dia mendengar tebakan seadanya dari murid di depannya
"Kau sendiri mengatakan, pikiranmu dapat dibaca" Tangan si murid mengulurkan payung yang tidak mendapat perhatian dalam beberapa waktu, sementara bibirnya menghasilkan senyum geli
"Baiklah. Aku pulang" Langkah Juyeon meninggalkan lorong sekolah selagi dia berpikir dia hanya meminjam payung maupun jaket dari murid yang tidak dia kenal, dia akan mengembalikan pada, ah benar
"Joo Hak Nyeon" Tolehan kepala yang dilakukan oleh Juyeon membuat dia menemukan kalau si murid sekolah menengah pertama memberikan respon mengenai panggilan pada si 'Joo Hak Nyeon'
"Iya?" Juyeon tidak menemukan si murid sekolah menengah pertama di menit berikutnya karena Haknyeon mendekati orang yang memanggilnya, tidak masalah karena Juyeon sudah mengetahui namanya.
Baiklah, dia akan mendapatkan istirahat yang nyaman setelah dia mengetahui murid yang tidak mengenakan dasi seragam dan menaruh kaleng minuman di tangannya merupakan sosok yang dapat memijak dengan kuat dan dapat disentuh.
🔲 complete 🔲
Aku yang nulis tapi aku gemes sendiri sama karakter Haknyeon disini, suka banget sama karakter positif lagi bersahabat kayak Haknyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite
RandomKumpulan cerita dengan Juyeon sebagai Uke. Jangan dibuka, kalo kamu ngga suka.