💚💙💚
Pair : Kevin x Juyeon
💙💚💙
Juyeon mendengus lelah seperti dia menghadapi sesuatu yang begitu tidak menyenangkan, meski jam kosong merupakan hal paling dia senangi selain memiliki antrian paling awal di kantin pada waktu istirahat. Salahkan perubahan posisi duduk dari dua hari lalu.
Kevin menempati bangku di depannya dan menggunakan jam kosong maupun waktu istirahat untuk menjahili atau mengusili Juyeon, biasa si Moon sudah mengantuk dan tidak memperhatikan sekitar pada jam pelajaran terakhir maupun waktu pulang.
Tatapan Juyeon mengalami benturan dengan tatapan Kevin saat dia mengusai lamunan, menemukan senyum yang tidak biasa ditemukan oleh orang lain.
"Juy," Kevin tidak memberikan panggilan sesuka hati pada banyak orang, haruskah Juyeon merasa istimewa dengan panggilan yang diberikan oleh Kevin?
"Heum" Terlambat untuk memberi sikap kalau dia tidak mendengar juga tidak mempedulikan apa yang dikatakan oleh Kevin
"Kamu tahu persamaan kamu dan bulan?" Tangan Kevin yang menempati sisi meja, membuat Juyeon memundurkan tubuh
"Apa?" Juyeon memberi kesan tidak acuh pada Kevin, tidak menunjukkan sikap tersipu karena sebutan 'kamu'
"Kamu dan bulan indah dilihat," Terlalu mudah untuk menunjukkan sikap tersipu karena apa yang dikatakan, meski Kevin mengatakannya dengan tersenyum
"Indah dilihat dari jauh?" Juyeon menduga, biasa mendapatkan kalimat yang memiliki kesan manis di awal dan menjatuhkan dirinya pada bagian akhir
"Kau mengetahuinya dengan baik" Kevin melemparkan tawa yang menimbulkan perhatian dari murid lainnya, sementara Juyeon mendengus dengan malas.
Juyeon menaruh wajah pada meja miliknya, tidak memiliki keinginan untuk menanggapi tingkah usil dari Kevin yang senang mencandai dirinya.
"Kau tidak marah, benar?" Juyeon merasakan tusukan ringan pada pipinya, mudah menebak kalau pelakunya adalah Kevin
"Tidak, aku hanya tidak ingin melakukan apapun" Juyeon menjawab dengan terus terang, ingin tidur kalau saja Kevin menghentikan tusuk ringan di pipi
"Kau demam?" Tangan Kevin memberikan rasa sejuk saat dia menaruh punggung tangan di sisi wajah Juyeon
"Tidak tahu" Balas Juyeon, tidak memikirkan alasan peningnya selain keributan dari penghuni kelas juga materi memusingkan
"Kalaupun kau tidak perhatian padaku, perhatian lah pada dirimu sendiri" Perkataan Kevin membuat Juyeon mengangkat wajah
"Apa?" Tanya Juyeon, wajahnya memperlihatkan kernyitan tidak mengerti selagi dia meragukan indera pendengarnya
"Kau membutuhkan istirahat dengan benar" Kevin mengganti perkataan, menimbulkan sorot tidak senang dalam pandangan Juyeon
"Pelajaran berikutnya adalah pelajaran terakhir" Juyeon menolak dan memalingkan pandangannya dari Kevin
"Kalau begitu, aku akan mengambil obat dan kau harus meminumnya" Kevin menawarkan opsi lain
"Tidak perlu" Tidak ada yang menyukai rasa pahit dari obat, membuat Juyeon menolak opsi yang ditawarkan
"Aku memiliki obat sirup, tidak pahit" Raut berpikir menghiasi wajah Juyeon selama beberapa waktu
"Um, baiklah" Juyeon menemukan senyum di depannya maupun usapan ringan di puncak kepalanya sebelum Kevin meraih tas
"Ah" Kevin tidak melepas tatapan dari Juyeon yang selesai meminum obat, masih menyimpan sachet dari obat sirup
"Kenapa?" Pandangan Juyeon menemukan tatapan Kevin yang berlama pada dirinya, tidak memahami alasan Kevin
"Kamu memiliki persamaan lain dengan bulan" Tidak yakin ini hanya pandangan Juyeon, atau Kevin sungguh tidak memiliki sorot jahil pada saat ini
"Apa?" Biasa menerima perkataan ini, Juyeon meyakini tidak ada efek apapun pada dirinya dengan menerima ucapan Kevin
"Bulan dan kamu kelihatan bagus saat bersinar dengan terang" Kevin tidak memberi nada seolah dia menggantung perkataannya
"Heum?" Juyeon menantikan perkataan lain yang dapat memperburuk ucapan Kevin, tidak biasa dengan kalimat baik darinya
"Aku harap, kamu segera pulih" Kepala Juyeon menerima usapan halus dari Kevin, manik melihat senyuman tipis di depannya
"Um" Balas Juyeon dengan respon seadanya, membiar tangan Kevin selagi dia menyembunyikan wajah pada lipatan tangan.
Kevin biasa memberi sikap mengesalkan dan menimbulkan gerutu dari Juyeon, si Lee tidak mempermasalahkan dan hanya menertawakan pada waktu lain, tidak memusingkan selera bercanda Kevin.
Juyeon hanya memperlihatkan sikap acuh tidak acuh pada Kevin, menimbulkan rasa senang saat dia memberi balasan dengan melontarkan tawa atau mengungkap gerutu mengenai apa yang dikatakan oleh Kevin.
Iya, Kevin hanya remaja laki-laki yang menginginkan perhatian dari orang yang dia senangi meski dia mendapatkan lirikan atau gerutu menggemaskan.
🔲 complete 🔲
Aku ngga yakin cerita ini layak dibaca, tapi aku seneng selama aku menyelesaikannya dan ngerasa sayang buat dihapus. Maaf yah, kalo ada yang ngga berkenan dari cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite
RandomKumpulan cerita dengan Juyeon sebagai Uke. Jangan dibuka, kalo kamu ngga suka.