💚💙💚
Pair : Haknyeon x Juyeon
💙💚💙
Juyeon memahami tubuh merupakan harta berharga untuk seorang penari sehingga dia merutuki dirinya saat dia menyadari lengan mengalami cedera karena gerakan sulit yang berusaha dipelajarinya, bahkan dia menemukan dirinya memiliki kesulitan untuk mempersiapkan makanan.
Beruntung karena Juyeon memiliki tetangga yang sedang mengikuti kelas memasak dan kerap melebihkan masakan, Juyeon hanya percaya saat Haknyeon mengatakan padanya dan meyakinkan si Lee bahwa dia baik dalam memasak walau tampilannya buruk.
Tangan Juyeon meraih sendok karena menu hari ini merupakan sup, hanya mengambil kuah untuk mencicipi rasa dengan membiarkan tatapan Haknyeon padanya.
"Tidak buruk, benar?" Haknyeon bertanya saat dia tidak menemukan kerutan atau isyarat tidak senang pada wajah Juyeon
"Enak" Juyeon menjawab seraya menaikkan pandangan, membalas tatapan Haknyeon yang belum meninggalkannya
"Aku senang kalau kau berpikir rasanya enak, Juyeon-Hyung" Bibir Haknyeon membentuk senyum, tidak berbeda dengan anak kecil yang menerima pujian
"Apakah ada yang mengatakan masakanmu tidak enak?" Tanya Juyeon selagi dia mengembalikan fokus pada mangkuk
"Iya, beberapa temanku mengatakannya" Kepala Haknyeon mengangguk seraya dia meraih sendok miliknya
"Tapi aku tidak pernah menemukan masakanmu yang tidak enak" Juyeon tidak tahu setinggi apa standar yang dimiliki oleh teman Haknyeon
"Aku hanya menyajikan padamu saat aku yakin aku tidak melakukannya dengan buruk" Balasan Haknyeon bukan sesuatu yang diduga oleh Juyeon
"Aku pikir kau memberikannya padaku saat kau memiliki makanan yang berlebih" Tatapan Juyeon melihat Haknyeon yang mendiamkan gerakan
"Juyeon-Hyung, kau menginginkan minuman soda atau minum dengan perasa buah?" Haknyeon melanjutkan gerakan, dan memindahkan pembicaraan
"Buah" Juyeon mengerjap, namun tidak berusaha memusingkan Haknyeon yang memindahkan bahan pembicaraan dan hanya menjawab
"Aku akan mengambilkannya di lemari pendingin" Haknyeon si pemilik ruangan meninggalkan bangku untuk meraih dua botol minuman di lemari pendingin
"Terima kasih" Tangan Juyeon menerima botol minuman yang diberikan oleh Haknyeon, menaruhnya di sisi mangkuk
"Bukan masalah" Kata Haknyeon, memiliki minuman soda di sisi mangkuknya dan melihat Juyeon yang kembali menyuapkan makanan
'nyam nyam' Juyeon bukan seseorang yang biasa membicarakan sesuatu selagi dia menghabiskan makan
"Oh, salahku" Pandangan Juyeon memperhatikan Haknyeon yang berusaha memanjangkan lengan, meraih botol minum di sisinya
"Ah, sebenarnya tidak apa-apa" Canggung saat Juyeon menyadari Haknyeon membantu dirinya untuk membuka segel botol minum
"Kau harus melakukan tindakan yang tidak beresiko membahayakan lenganmu, jadi kau dapat pulih dengan cepat" Haknyeon mengembalikan botol minum ke sisi Juyeon
"Iya" Beberapa detik Juyeon memiliki pikiran bahwa Haknyeon merasa direpotkan oleh dirinya
"Jangan berpikir aku tidak senang untuk mengundangmu makan atau membantumu untuk membuka botol" Kata Haknyeon, mencampur lauk pada nasinya
"Tidak" Entah perkataan Juyeon memiliki sikap tidak yakin atau memiliki alasan lain, Haknyeon menatap dirinya sejenak
"Aku hanya tahu, kau menyenangi latihan menari dan kau tidak dapat melakukannya dengan baik saat ini" Nada halus dalam kata Haknyeon
"Terima kasih" Juyeon merendahkan tatapannya pada mangkuk nasi, kembali menyuap makanan setelah dia berkata
"Apa?" Tidak melihat, namun Juyeon meyakini Haknyeon memiliki ekspresi bingung mengenai ucapan terima kasihnya
"Karena kau membantuku, bahkan saat aku tidak meminta bantuan darimu" Juyeon menjelaskan
"Bukankah ini merupakan hal biasa untuk, tetangga?" Kedengaran berat untuk menyebutkan bagian akhir bagi Haknyeon
"Ini merupakan hal biasa untuk tetangga" Kepala Juyeon mengangguk, menyetujui apa yang dikatakan oleh Haknyeon
"Aku tidak melewati garis pada seseorang yang memiliki kekasih" Haknyeon memiliki senyuman miris yang tidak dilihat oleh Juyeon
"Siapa?" Juyeon meninggikan pandangan, memperhatikan Haknyeon yang bingung dengan raut polos lagi tanya darinya
"Kau" Pandangan Haknyeon melihat Juyeon yang berpikir, menemukan situasi dimana dia bertemu kekasih pada sekian hari lalu
"Ah. Saat kau melihat aku dan kekasih di depan gedung apartemen, kami sedang menyepakati untuk berpisah" Juyeon menjelaskan, meski tidak yakin mengapa dia harus menjelaskan
"Sepakat untuk berpisah?" Bukan sesuatu yang sulit untuk membaca ingin tahu juga antusias dalam pandangan Haknyeon, membuat Juyeon merasa tergelitik
"Iya, jadi aku tidak memiliki kekasih. Apa yang dimaksud dengan melewati garis?" Tatapan Juyeon memiliki kesan dia tidak memahami maksud Haknyeon, mungkin dia sungguh tidak paham
"Kau ingin membicarakannya saat ini?" Wajah Juyeon memiliki ekspresi berpikir selagi Haknyeon bersungguh menaruh tatapan padanya
"Mungkin nanti" Kata Juyeon, mendapatkan sikap menerima dari Haknyeon yang melanjutkan kegiatan makan tanpa pembicaraan lain.
Juyeon akan berpikir Haknyeon marah atau tidak senang dengan jawabannya, tapi dia menemukan senyuman di wajah Haknyeon saat dia menuntaskan makanan dan memberi pujian pada laki-laki yang lebih muda darinya.
Hanya berbeda satu pintu, Juyeon tidak yakin mengapa Haknyeon ingin mengantarkan dirinya namun tidak menolak dengan tatapan penuh antusias lagi senyuman yang masih menetap pada wajah Haknyeon.
Pesan 'selamat malam' bukan sesuatu yang biasa diberikan oleh Haknyeon, namun Juyeon tidak menemukannya sebagai hal berlebihan dan memberikan balas.
🔲 complete 🔲
Pengen nulis dari nonton Weekly Idol gegara mereka saling tunjuk pas tanya 'anggota yang ngambil makananmu', terus Haknyeon nunjuk Juyeon lagi di tanya 'anggota yang membuat jantungmu berdetak' (kurang lebih begitu, pokoknya). Tapi, baru sempat nulis sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite
RandomKumpulan cerita dengan Juyeon sebagai Uke. Jangan dibuka, kalo kamu ngga suka.