💚💙💚
Pair : Golden Child Jangjun x The Boyz Juyeon
💙💚💙
Padahal Juyeon melakukan kegiatan yang tidak berbeda dari sebelumnya, dia menghela nafas saat pengajar menjelaskan materi yang tidak mudah dia pahami dan menggerakkan pulpen dalam tangannya di waktu dia menemukan sesuatu yang dia penting.
Juyeon tidak memperhatikan kelas dengan sorotan mata yang begitu serius dan tidak menunjukkan sikap kelewat santai dengan menyandarkan punggung pada bangku selagi dia membuka botol minuman, tapi Jangjun memberi sorot seperti dia terkagum pada Juyeon.
Tangan Jangjun meraih tali dari tas selempang di sisinya saat Juyeon hendak meninggalkan bangku, kelas mereka berakhir dari sekian menit lalu dan para mahasiswa mengambil langkah untuk berlalu.
"Apa?" Juyeon memiliki nada malas dalam bicaranya, tidak berbeda dengan pandangan bosan yang dia berikan pada Jangjun
"Aku belum merapihkan peralatanku" Kata Jangjun, memiliki nada merajuk yang menggelikan dalam pendengaran beberapa orang
"Kenapa aku harus menunggumu?" Tanya Juyeon, belum menghilangkan pandangan bosan yang dia arahkan pada lawan bicara
"Karena aku ingin pergi ke kantin denganmu" Jangjun memindahkan tangannya dan meraih tangan kiri milik Juyeon
"Aku tidak pergi ke kantin" Pandangan Juyeon memperhatikan Jangjun yang meraih tangannya, tapi dia tidak ingin memusingkannya
"Tidak lapar?" Jangjun menanyakan, menimbulkan ekspresi berpikir pada wajah yang dia perhatikan dengan rutin pada beberapa hari ini
"Lapar sebenarnya, tapi seseorang ingin aku menemuinya di atap dari gedung tidak terpakai" Kata Juyeon, mengusap sisi kepala dengan tangan yang bebas
"Seseorang yang aku kenal?" Tanya Jangjun, mengingat posisi dirinya sebagai teman dekat Juyeon sejak hari pertama di kampus
"Entahlah, aku belum tahu" Jawab Juyeon yang memperlihatkan ekspresi tidak peduli, mendapat cebikan dari Jangjun
"Aku ikut denganmu" Jangjun melepaskan tangan Juyeon dan merapihkan peralatan belajarnya dengan sembarang
"Kenapa?" Tanya Juyeon, menatap bingung pada Jangjun yang merapatkan kancing tas dengan gerakan terburu
"Aku harus memastikan kau tidak menemui orang jahat" Kata Jangjun, memberi alasan yang menerima anggukan Juyeon
"Tapi aku tidak berpikir orang jahat mengirimkan surat dengan merah jambu" Juyeon mengemuka pendapat miliknya
"Orang jahat dapat menyembunyikan dirinya dengan banyak cara" Jangjun membuat alasan seraya meraih tangan Juyeon
"Apakah orang jahat memberi parfum pada surat?" Tanya Juyeon, meragukan apa yang dibilang oleh Jangjun
"Berhatilah. Orang jahat menyembunyikan dirinya dengan banyak cara" Kata Jangjun, menunjukkan ekspresi ngeri
"Heum" Juyeon memperhatikan Jangjun yang tidak memegang pergelangan tangannya seperti lalu, menautkan jemari mereka
"Aku khawatir orang tidak kau ketahui ini tidak menyukaimu" Wajah Jangjun memperlihatkan ekspresi seperti dia merasa takut
"Lalu dia melakukan sesuatu yang bahaya padamu" Kata Jangjun, melanjutkan tanpa mengubah raut wajahnya
"Seperti?" Kerutan di wajah Juyeon menunjukkan dia tidak memiliki pemikiran buruk dalam kepalanya
"Barangkali dia akan mendorongmu dari atap gedung tidak terpakai" Langkah dihentikan selagi mereka meninggikan tatap
"Pikiranmu mengerikan" Juyeon berkata setelah dia menemukan atap merupakan tempat yang begitu tinggi
"Dunia ini memiliki banyak orang yang mengerikan" Jemari Jangjun masih menautkan diri dengan Juyeon saat dia melanjutkan langkah
"Benar" Bibir Jangjun merasa geli dengan suara kecil dari Juyeon yang membenarkan selagi melangkah di sisinya.
Juyeon menempati satu pijakan yang lebih tinggi dari Jangjun saat mereka melewati ruang sempit untuk mendekati atap dari gedung, mendorong pintu besi yang menimbulkan bunyi menderit hingga orang yang berada disana memberi perhatian.
"Oh" Juyeon memperlihatkan ekspresi terkejut saat dia menemukan seseorang yang dia kenali di atap sekolah
"Kau berada disini?" Jangjun menunjukkan dia merasa bingung dengan Younghoon yang berada di tempat ini
"Hanya mencari angin" Younghoon berujar untuk memberi alasan, memalingkan wajah dari tatapan Juyeon dan Jangjun
"Kau masih dekat dengan sepupunya?" Tanya Jangjun, separuh berbisik pada Juyeon setelah Younghoon meninggalkan mereka
"Changmin? Aku hanya menemukan dia yang kehujanan dan mengantarkan dia pulang pada hari lalu" Juyeon menjawab
"Younghoon kesal mengenai hal itu?" Jangjun bertanya, tahu bahwa Younghoon yang kelewat sayang pada sang sepupu dan tidak ingin orang lain mendekatinya
"Tidak tahu" Balas Juyeon dengan ekspresi dia tidak tahu mengenai apa yang dikatakan oleh Jangjun, Jangjun mendengus
"Aku lapar, ingin makan" Kata Jangjun, memindahkan pembahasan pada topik pembicaraan yang lebih mudah dipahami oleh Juyeon
"Ayo makan" Paham Juyeon yang mendapatkan senyum geli dari Jangjun, senyum dan sorot antusias milik Juyeon merupakan alasan utama.
Juyeon ini manis dan menggemaskan, menggemaskan sekali hingga Jangjun ingin membentur kepala pada dinding saat Juyeon memperlihatkan ekspresi bodoh dan tidak memahami pembicaraan yang ditawarkan orang lain padanya.
Younghoon memperlihatkan tidak senang karena Changmin dekat dan memperlihatkan tertarik pada Juyeon, dan Jangjun pernah menemukan Juyeon mengeluhkan nyeri di punggung dan luka kecil di sisi bibirnya setelah dia menemui Younghoon.
Entah ini merupakan hal baik atau hal buruk, saat Jangjun menyadari rasa tertariknya saat dia mencemaskan Juyeon tanpa henti. Entah Younghoon menyembunyikan diri dengan surat manis atau seharusnya ada orang lain yang ditemui Juyeon, Jangjun senang bahwa dia berada di sisi Juyeon.
🔲 complete 🔲
Aku mau bikin cerita manis sambil dengerin It's U (GolCha), apa daya karena daya hp perlu diisi ulang dan adekku lagi nonton film action. Mohon maaf, ceritanya ngga jelas dan berantakan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite
RandomKumpulan cerita dengan Juyeon sebagai Uke. Jangan dibuka, kalo kamu ngga suka.