Happy reading❤❤
●●●
Chia menaruh papper bag berisi barang belanjaannya sembarang ke atas meja kecil yang ada di kamar Jihan. Mengambil tempat di kasur berukuran besar milik Jihan dan merebahkan tubuhnya di sana.
Ya, setelah selesai menghabiskan saldo uang yang ada dalam debit card milik Kai, Chia tidak langsung pulang. Saat ia baru melewati pintu pusat perbelanjaan tiba-tiba saja ada panggilan grup yang menyatakan adanya agenda dadakan.
Chia sih setuju-setuju saja karena Jihan bilang dirumahnya sedang banyak makanan. Mama Jihan habis mengadakan acara arisan di rumahnya, dan Jihan bilang sisa makanannya masih sangat banyak. Tanpa banyak pikir, Chia langsung gas ke rumah Jihan.
Memangnya siapa yang tidak suka makanan? Kalau ada, sini Chia mau silaturahmi, sekalian baku hantam.
Chia tidak peduli kalau nanti Kai akan di sidang pasal dirinya yang belum pulang. Itumah salah Kai sendiri, suruh siapa menyuruh Chia pulang sendiri. Anggap saja itu karma.
"Lo habis belanja, Chi?" tanya Vio melihat banyaknya papper bag milik Chia yang berserakan di atas meja.
"Yoi. Mayan, ngabisin Debit Card orang," ujarnya santai.
"Siapa?" Tanya Jihan Kepo.
"Debit Card buaya lah, siapa lagi?" jawabnya enteng, bangun dan mendudukkan dirinya.
"Jihan! Ini gue haus loh, mana minumannya? Lo bilang di rumah lo lagi banyak makanan, minuman aja gak ada," ingat Chia pada Jihan dengan tak tahu dirinya.
"Lah iya. Wah Han, penipuan ya lo? Mana makanannya? Ini meja kosong-kosong aja perasaan," timpal Vio. Kalau urusan inimah Chia dan Vio satu hati.
Jihan nyengir kuda mendengar protesan-protesan dari sahabatnya, "Sorry, kalian kelamaan, jadinya makanannya udah Mama gue bagiin ke tetangga," ujarnya tak berdosa.
"Gila ya lo? Ini gue udah kelaperan, gue belum makan dari zaman nabi adam," Aku Chia di lebih-lebihkan, menjatuhkan tubuhnya ke ranjang dan ber-ekting seperti orang yang tak bertenaga.
Tara terkekeh mendengarnya, "Kita pesen Pizza aja kalau gitu," ucap Tara seperti ibu peri sang penyelamat.
Chia dan Jihan serempak berseru, "SEJUTA!"
"Pesen yang large atau X-tra large nih?" Tanya Tara, membuka aplikasi gojek di ponselnya.
"Yang X-tra lah, ini gue laper banget. Beli dua, kalau satu gak akan cukup buat kita ber-empat. Tapi yang bayar Jihan," ujar Chia enteng yang mendapat lirikan tajam dari Jihan.
"Apalo lirik-lirik? Gue colok juga nanti mata lo!" ketus Chia. Jihan mendengus, mengambil dompetnya yang ada diatas nakas, membawanya dalam dekapan dan mengelusnya.
"Sabar ya anak Bunda, nanti kamu Bunda isi lagi," lirihnya.
"Biar gue aja yang pilih!" seru Vio, mengambil alih ponsel di tangan Tara.
"Yang enak pilihnya, kalau gak enak gue kutuk lo jadi tai!" peringat Chia, yang langsung mendapat acungan jempol dari Vio.
"Jihan. Ini beneran lo gak mau ambilin minum?" tanya Chia dengan nada yang menyebalkan di telinga Jihan. Jihan berdecak, bangun dari duduknya dan menghentakkan kakinya berulang kali ke lantai.
"Jangan salahin gue kalau mulut lo nanti berbusa!" kecam Jihan, lalu keluar dari kamarnya.
Chia tertawa ngakak, "Pakek sirup jangan pake sunlight!" teriak Chia.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...