BAB 18

459 70 2
                                    

Happy reading❤❤

●●●

Sepulang sekolah Tara tidak langsung pulang ke rumahnya, dia juga menolak ajakan Jihan untuk pulang bersama. Alasannya bahwa dia sedang ada urusan.

Ya, Tara tidak berbohong. Dia memang ada urusan, dan menurutnya itu sangat penting. Malam nanti Kai akan datang ke rumahnya dan menemaninya, karena itu ia harus berbelanja untuk membuat masakan yang enak. Dia tidak boleh membiarkan perut Kai lapar saat dirumahnya.

Tara pulang menggunakan angkutan umum, mampir ke pasar tradisional dan membeli banyak bahan makanan seperti sayuran dan ayam.

Rencananya dia akan membuat capcai dan ayam rica-rica.

Tara sedari kecil memang selalu ditinggal bekerja oleh Mama nya keluar kota, karena itu dia sudah biasa melakukan segala hal sendiri, termasuk memasak.

Tara tidak sanggup bila harus ke pasar modern seperti supermarket, uangnya tidak cukup. Karena itu dia rela mengotori sepatunya yang bersih hanya untuk menyambut kedatangan Kai nanti.

Sampai dirumah dia langsung menyiapkan semuanya. Waktunya tidak banyak karena itu dia harus memulainya segera.

Dia memasuki dapur, dan mulai memasak tanpa melepas seragam sekolahnya terlebih dahulu.

Hanya butuh waktu dua jam untuk Tara menyiapkan semuanya, sekarang Tara tengah menatanya dengan rapih diatas meja makan.

Fyuh. Tara meghela nafas lega seraya mengelap keringat yang ada di keningnya dengan kaos lengan ketika melihat semua hidangan sudah tersusun dengan rapi diatas meja. Ia melihat kearah jam dinding yang terpasang di ruang makannya. Pukul 17. 43 yang menandakan sebentar lagi adzan akan berkumandang.

Buru-buru Tara masuk kedalam kamarnya, mengambil handuk dan mandi lalu bersiap.

Tara mengenakan dress pendek selutut berwarna hitam polos, rambutnya yang dibiarkan tergerai bebas membuatnya terlihat lebih fresh dari biasanya. Tara melihat kearah jam dinding seraya tersenyum, sebentar lagi Kai pasti akan datang.

Ia duduk menunggu di meja makan, menatap makanannya yang sepertinya sudah mulai dingin. Lalu ia kembali melihat jam dinding, sudah lewat dua puluh menit namun Kai belum juga datang.

Tara menghela nafas pelan, menarik kedua sudut bibirnya berusaha untuk berfikir positif. Mungkin Kai terkena macet di jalan, pikirnya.

Ia menempelkan pipinya di badan meja, ia mulai merasa takut dan gelisah. Ia berdiri, mengambil handphone nya yang ada didalam kamar lalu berjalan kearah ruang tamu. Membuka gorden jendela dan tidak melihat ada tanda-tanda kedatangan Kai.

Ia menyalakan ponselnya, melihat apakah ada panggilan yang tak terjawab atau tidak. Tapi ternyata nihil, notifikasi di ponselnya hanya di penuhi oleh grup chat kelas.

Tara mulai bergerak gelisah, ia mencari kontak Kai dan mendialnya. Tersambung, namun tidak di jawab. Tara tidak menyerah, ia mengirim banyak pesan pada Kai seraya terus meneleponnya.

Satu jam berlalu, namun Kai belum juga datang.

Tara mulai tak tenang. Ia mengambil jaketnya yang ada di kamar lalu memesan gojay dan berniat untuk melihat keadaan Kai di rumahnya.

~~~

Seperti janji yang telah ia buat siang tadi bersama dengan Tara. Kai kini sudah siap, mengenakan kaos oblong hitam juga jeans selutut, berkaca di depan cermin seraya menyisir rambutnya dengan jari.

"Ganteng banget gue," puji nya pada diri sendiri.

Kai mengambil kunci motor nya yang ada di atas nakas, memutar-mutarnya dengan jari seraya menuruni anak tangga sembari bersenandung.

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang