BAB 11

496 75 1
                                    

Happy reading❤❤

●●●

Seberapa kuat dan seberapa sering apapun Chia menolak tetap saja dia yang akan kalah. Tanpa menunggu persetujuan Chia, Kai langsung menghidupkan motornya dan membawa nya dengan kecepatan di atas rata-rata. Sampai mau tidak mau Chia harus melingkarkan tangannya di perut Kai.

Sepanjang jalan Chia terus mengumpat, matanya terpejam rapat dan tangannya melingkar dengan kuat. Kai tersenyum tanpa sepengatahuan Chia.

"Lo tuh setan banget tau, nggak?" hardik Chia saat motor itu sudah berhenti dan terparkir dengan rapi.

Kai hanya tertawa, mengedikkan bahu dengan acuh.

Chia memandang sebuah Cafe elit yang berdiri kokoh di hadapannya, menoleh dan melihat Kai yang sedang merapihkan kaos nya yang sedikit lusuh.

"Gue gak mau ya di tuduh rebut pacar orang buat kesekian kalinya," peringat Chia pada Kai.

"Ngga," jawab Kai.

"Terus buat apa lo ajak gue kesini?" Kai tersenyum devil mendengar itu, menarik tangan Chia untuk masuk dengannya. Chia memberontak, namun semua mata pengunjung Cafe tersebut mengarah padanya membuatnya diam.

Chia terus menyumpah serapahi laki-laki yang menggaet tangannya itu dengan kata-kata kasar. Semua jenis binatang ia sebutkan, dari kelinci sampai tikus. Semuanya hadir.

Hingga disinilah ia berdiri, sebuah meja lengkap dengan dua minuman di atasnya. Satu sudah tersisa setengah sedangkan satu lagi masih utuh. Perempuan dengan dress kuning yang ada di meja itu berdiri, menyambut Kai dengan uluran tangan dan senyuman.

"Kok kamu baru dateng Kai? Aku nunggu kamu dari tadi. Kita janjian jam tujuh tapi kamu dateng jam setengah sepuluh, untung aja Cafe nya belum tutup," curhat perempuan itu. Kai tidak menanggapi nya sama sekali, wajahnya datar hingga uluran tangan perempuan itu terpaksa jatuh dengan hampa.

"Kai. Kamu kenapa? Aku ada salah?" perempuan itu mendekat, Chia yang mengerti pun langsung menyingkir, duduk di kursi yang kosong dan meminum segelas jus jeruk yang mungkin perempuan itu pesankan untuk Kai.

"Lun," ucap Kai pada akhirnya, menatap perempuan itu tepat di netranya. Perempuan yang merasa di panggil itu ikut menatapnya, tersenyum karena Kai ingin bicara dengannya.

"Kita putus aja."

DEG

Bagai tersambar petir di siang bolong, pernyataan itu sungguh sangat mengejutkan untuk Luna. Mata nya langsung berkaca-kaca, mengamit tangan Kai untuk di genggamnya.

"Kamu bercanda kan Kai? Ini gak bener? Kamu gak mungkin putusin aku," racau perempuan itu, menolak kenyataan yang padahal sudah sangat jelas.

Kai menyingkirkan tangan Luna yang menggenggam tangannya dengan halus, ia menatap Luna seolah dia pun ikut sedih dengan keputusan ini.

Chia tertawa kecil di tempatnya, menyedot jus jeruk itu entah untuk keberapa kalinya. Ia sedikit berdecak karena tidak ada makanan yang tersedia di atas meja. Padahal untuk menonton drama ia perlu banyak sekali camilan. Pemandangan seperti ini bukan untuk yang pertama kalinya.

Chia sih tidak peduli dengan drama seperti ini, dia hanya menikmatinya. Namun terkadang ada saja mantan Kai yang menteror akun instagramnya, mengiriminya pesan yang berisi ujarnya kebencian. Dan lagi, Chia tidak peduli. Chia bukan orang yang peduli dengan kebencian seseorang terhadapnya.

Kolom komentar di feed instagramnya pun di non aktifkan. Semua itu karena ulah Kai, dia bilang supaya gak banyak sampah. Chia sih manggut-manggut aja asalkan di bayar pakai sate Simpang Star.

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang