Happy reading ❤❤
●●●
Awan masih terlihat sendu pagi ini, sisa-sisa tangisan langit masih tertinggal jelas pada daun juga ranting pohon. Udara terasa lebih dingin membuat Chia harus menggunakan jaket berbahan tebal. Erina yang memaksa, padahal bagi Chia ini biasa saja tapi Mommy nya itu khawatir berlebihan.
Chia sudah siap dengan seragam sekolah barunya, hari ini pendidikannya naik satu tingkat. Dari putih biru beralih ke putih abu. Masa di mana akan hadir masalah-masalah yang lebih berat dari sebelumnya. Di masa ini dia akan di latih dewasa, entah itu karena keadaan atau keinginan.
Chia mengikat tali sepatunya, beberapa kali juga ia menguap. Suasanya benar-benar sangat mendukung untuk dia bersantai. Menikmati mie panas yang bercampur dengan beberapa biji cabai, setelahnya tidur dengan diiringi oleh musik yang mengalun indah.
Namun itu semua hanya impian untuk saat ini, karena dia harus berangkat sekolah saat ini juga. Atau kalau tidak, ia pasti akan mendapat hukuman di hari pertamanya bersekolah. Setidaknya Chia bersyukur akan satu hal, tidak ada MOS di tahun ini. Hanya ada pengenalan lingkungan, dan itu sudah di lakukan kemarin di hari sabtu.
"Pagi, Mblo," sapa Kai, duduk di samping Chia dan mencomot sandwich yang ada di meja.
Chia mengelus dadanya dengan sabar. Salah satu biang masalah dalam hidupnya datang. Sebisa mungkin ia harus bersabar, pagi nya tidak boleh di mulai dengan amarah.
Chia mengambil tas nya yang ada di sofa, menyampirkannya di pundak dan melewati Kai begitu saja.
"Mi! Chia berangkat!" teriak Chia.
"Hati-hati!" Balas Erina dari arah dapur.
Kai yang melihat kepergian Chia mendelikkan matanya, berlari dan mengejar Chia yang hampir sampai di motornya.
Kai menggapai tangan Chia, membuat pergerakan Chia yang ingin naik ke atas motor jadi terhenti.
"Lepas atau gue mutilasi?" ancam Chia, menatap tajam tangan Kai yang bertenger indah di pergelangan tangannya. Kai buru-buru melepaskannya, mengelap tangannya di celana abu-abunya seolah Chia adalah kotoran.
"Santuy aja kali, ini masih pagi," tuturnya, masih asik memasukkan potongan sandwich itu ke dalam mulut.
"Lo gak makan?" tanyanya menunjukkan sandwich yang ia comot tadi pada Chia. Chia memutar bola matanya malas seraya menghela nafas jengah.
"Buruan! Gue ketinggalan Bus nanti," peringat Chia.
Ini salah satu masalah di hidup Chia sekarang. Ia harus terpaksa pergi ke sekolah setiap hari bersama dengan Kai. Mommy nya yang menyuruh. Dan ya, lagi-lagi Chia harus berpura-pura menurutinya.
Dari rumah memang Chia akan pergi dengan Kai. Tapi tidak sampai sekolah karena Chia lebih memilih berangkat dengan menggunakan Busway. Kai hanya mengantarnya sampai halte depan.
Anggap saja Chia tidak sudi harus berboncengan berlama-lama dengan Kai.
Kai mengangguk, memotong sedikit sandwich dengan tangannya lalu memasukkannya secara paksa ke dalam mulut Chia.
"Buat ganjel perut lo. Kasihan PMR kalau harus gotong-gotong badan lo yang gendut itu," ujarnya membuat Chia naik pitam.
Chia menghentakkan kakinya dengan kasar, melenggang pergi dengan berjalan kaki.
Kai terkekeh melihat Chia yang ngambek. Membuatnya langsung menaiki motor dan mengejar Chia.
"Woi calon istri! Calon suami lo ketinggalan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...