Happy reading❤❤
●●●
"Jadi kalian dijodohin?"
Vio berdiri di ambang pintu, dengan tatapan tajam yang menyorot pada Chia dan Kai yang sedang berpelukan.
Tubuh Chia membeku saat itu juga, jantungnya berdegub dengan sangat kencang. Air matanya yang semula mengalir dengan deras tiba-tiba saja mengering.
Chia melerai pelukannya, berbalik dan menatap Vio terkejut. Kedua bola mata cokelatnya terbuka sempurna.
"V-vio," cicit Chia, namun sang empu hanya terus diam dengan tatapan yang sama sekali tak bisa Chia artikan.
Perlahan kaki Chia melangkah maju, menyentuh bahu Vio namun langsung di tepis dengan kasar.
"Gue bisa jelasin," lirih Chia memohon.
Vio diam.
Air mata Chia tanpa diduga kembali turun, buru-buru Chia menyekanya, "Pa-papi gue sakit," ungkap Chia. Namun lagi, Vio tetap diam.
Chia menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia tak lagi berani menatap netra hitam Vio. Hatinya terasa sangat sesak, perasaan bersalah itu menguasai dirinya sekarang.
"Gu-gue minta maaf, Vio. Gu-gue bener-bener minta maaf. Gu-gue sama sekali nggak berniat buat khianatin lo, gue terpaksa, Vio," racau Chia, suara isakan keluar dari bibir merah mudanya.
Dia benar-benar merasa menjadi orang yang paling jahat saat ini. Selama ini Chia lah yang mendukung Vio untuk mendekati Kai, tapi sekarang? Malah Chia yang merebut Kai. Chia benar-benar merasa jahat sekaligus bodoh. Dari awal, seharusnya Chia tidak pernah memberi harapan pada Vio. Harusnya Chia tahu bahwa akhirnya akan seperti ini.
Sekarang? Chia tidak bisa lagi mengulang segalanya, tidak bisa lagi memulainya dari awal dan Chia benar-benar hanya bisa pasrah.
Chia menaikkan pandangannya, wajahnya nampak sangat merah dengan mata yang sembab. Buliran bening itu masih terus mengalir, membasahi pipi Chia hingga ke bawah dagunya. Chia benar-benar terlihat hancur.
"Gue lakuin ini demi Papi, Vi. Sumpah demi apapun gue nggak bermaksud buat khianatin lo. Papi sakit dan minta gue untuk tunangan sama Kai, gue nggak bisa nolak lagi. Gua dan Kai udah sempat berencana buat menolak perjodohan ini, tapi tiba-tiba saja Papi sakit dan rencana itu nggak bisa lagi dilanjutin. Maafin gue, Vi. Maafin gue," Chia terus menangis, dia benar-benar tidak siap untuk kehilangan satu sahabatnya.
"Jadi lo udah di jodohin sejak lama?" simpul Vio, mendengar semua penjelasan yang Chia ucapkan.
Chia tidak lagi bisa mengelak, kepalanya perlahan mengangguk.
"Jahat lo, Chi," ujar Vio yang membuat dada Chia semakin sakit.
Ya, Chia memang jahat bahkan sangat jahat.
"Vi-,"
"Kenapa lo harus pura-pura dukung gue? Kenapa lo ngasih harapan ke gue kalau pada akhirnya harapan itu emang nggak ada?" cecar Vio.
Chia tidak bisa menjawab, dia pun tidak ingin lagi membela dirinya. Vio telah menanyakan pertanyaan telak untuk Chia. Chia memang salah dan siap tidak siap Chia harus siap menerima kemarahan Vio.
"Kenapa diam?"
"Ma-maaf, Vi," lirih Chia, menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Vio berdecak pelan, menyentuh dagu Chia dan menaikkannya untuk menatapnya, "Lo jahat banget, Chia. Lo jahat," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...