BAB 54

325 45 4
                                    

Happy reading❤❤

●●●

Mentari telah bersinar terik diatas sana. Cahayanya memasuki ruang rawat inap Chia dari sela-sela jendela membuat ruangan serba putih itu menjadi terang benderang.

Chia terus menatap ke layar ponselnya lalu luar jendela kemudian ambang pintu. Tidak ada tanda-tanda orang akan memasuki ruangannya.

Tangannya bergerak gelisah diatas layar ponsel, tepat di roomchat seseorang yang bernama 'Enzi Danantya'.

Chia menghela nafas berat, menyandarkan punggungnya pada sandaran brankar.

Kai yang melihat itu jadi heran sendiri, "Kenapa sih lo?" tanya Kai, menyendokkan bubur dari mangkuk yang dia pegang lalu memberikannya pada Chia.

Chia diam, membuka mulutnya seraya menerima suapan bubur dari Kai.

"Lo tuh mau balik bukannya seneng malah gelisah gitu. Kenapa sih? Bocor?"

PLETAKKK

Tanpa segan Chia langsung menggeplak kepala Kai, membuatnya meringis. Chia menatap Kai dengan tajam, "Gue congkel yah otak lo!" ancam Chia.

Kai merengut, menyendok bubur lalu memasukkanya kedalam mulutnya dengan kasar seraya menatap Chia sebal, "Maaf ibu tiri!"

Chia memutar bola matanya malas, kembali menatap layar ponselnya.

"Mau makan lagi gak lo?" tanya Kai ketus.

"Gak!"  jawab Chia lebih ketus.

"Yaudah," balasnya acuh. Kembali memakan bubur itu dengan khidmat, bahkan satu kakinya kini sudah naik keatas kursi.

"Anak Mommy udah siap?" tanya Erina, masuk melewati ambang pintu dengan diikuti oleh Lexa, Cakra dan Leo.

Kai maupun Chia sama-sama mendongak, menatap para orangtua mereka yang sudah datang untuk menjemput pulang.

Erina memeluk tubuh Chia, mengecup kedua pipi putrinya itu bergantian.

"Sudah Mi," jawab Chia.

Erina melerai pelukan, kini Cakra mendekat dan mencium kening putrinya itu cukup lama, "Gimana? Mau pulang atau betah disini?" tanya Cakra, menatap putrinya dengan hangat.

"Pulang... Chia nggak betah disini," rengek Chia, menunjukkan puppy eyesnya.

Lexa yang melihat itu tersenyum manis, lalu senyumnya luruh ketika mendapati Kai yang asik memakan bubur milik Chia. Dengan gerakan cepat Lexa mendekati Kai, menarik daun telinga putranya itu dengan cukup kencang.

"Awshhh- Ma, Ma. Sakit, aduhhhh... Ma... sakit," ringis Kai.

"Kamu ini yah. Itu bubur buat Chia kan? Kenapa kamu yang makan?"

"Ma... aduhhhh sakit. Lepas dulu, Ma. Ini kuping Kai mau putus," ringis Kai, menahan tangan Mamanya agar tidak menarik lebih kencang lagi.

"Biarin biar putus, kamu nakal soalnya. Nggak amanah. Mama minta kamu buat jagain Chia malah makan makanan Chia," omel Mamanya.

"Ma... ini Kai dikasih sama Chia, Ma... Kai dikasih."

Lexa menoleh, menatap Chia penuh tanya, "Benar itu Chia?"

Chia dengan cepat menggeleng, "Nggak Ma. Kai bohong. Tadi Chia lagi enak-enak makan malah buburnya direbut sama Kai," jawab Chia jelas berbohong.

Mendengar itu Kai mendelik, "Chiaaaaa," protes Kai, "Fitnah lo anjir!"

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang