BAB 38

422 52 5
                                    

Happy reading❤❤

●●●

Chia berjalan di sepanjang koridor dengan tenang. Tiga makhluk aneh itu tidak lagi mengikuti Chia dan tentunya Chia sangat bersukur akan hal itu. Paginya mulai terasa damai.

Saat ia ingin berbelok dan masuk ke dalam kelasnya, ia berpapasan dengan Vio yang Saat itu ingin keluar dari kelas. Mereka sempat saling menatap hingga akhirnya Vio lah yang lebih dulu mengalihkan pandang dan berjalan lurus menabrak bahu Chia.

Dia berjalan menuju kantin. Chia yang badannya sedikit terdorong ke belakang langsung mengejar Vio. Bukan, Chia bukan ingin marah. Tapi dia mau meluruskan semuanya.

Chia berlari, mengekor di belakang Vio.

"Vi... dengerin gue dulu. Itu nggak seperti yang lo pikir Vi," Chia terus mengajak Vio bicara, berharap gadis itu berhenti dan mau mendengarkan penjelasannya.

Namun dugaannya salah, Vio malah terus berjalan. Ia malah memutar balik jalannya menuju taman. Chia menghela nafas pelan, ikut berbalik dan kembali mengejar gadis itu.

"Vi! Dengerin gue!" Chia meraih tangan Vio, namun langsung di hempas kasar oleh Vio.

Emosi Chia rasanya naik ke ubun-ubun, dengan segera ia meraih tangan itu kembali, di tarik dan di buat Vio menghadap ke arahnya.

"Gue bilang dengerin gue!" sentaknya, menatap tajam Vio.

Vio terkekeh, "Gini cara lo?"

Jika orang lain yang ada di posisi Chia, pasti mereka akan berubah murung dan meminta maaf karena melakukan hal itu. Tapi ini Chia, gadis yang satu spesies dengan Vio.

Raut wajah Chia tetap tak berubah. Datar dengan tatapan tajam.

"Lo gak bisa di alusin," jawabnya.

Vio mengangguk, "Sama kayak lo!"

"Sekarang dengerin gue," ucap Chia tegas.

Lagi-lagi Vio malah tertawa, "Apa yang mau lo jelasin sih? Tentang lo yang tidur berdua di bawah selimut yang sama atau tentang lo yang ternyata nusuk gue dari belakang?" sindirnya.

Chia menghela nafas berat, menarik tangan Vio ke tempat yang lebih sepi.

"Apasih lo tarik-tarik?!" Kesal Vio, menghempas tangan itu dari pergelangan tangannya.

"Semua itu nggak seperti yang lo pikir," bantah Chia mencoba menjelaskan.

Vio tersenyum miring, membuang pandangnya ke arah samping.

"Gue cuma di suruh buat jaga Kai," jelas Chia.

Vio terkekeh, lalu menatap Chia dengan tajam, "Harus banget tidur bareng? Sambil pelukan? Teletabis kali ah, pelukan."

Chia terdiam. Apa dia harus menjelaskan segalanya?

"Kai kedinginan."

"Selimut banyak," bantah Vio.

"Nggak mempan, Vio. Kai terus mengigil. Satu-satunya cara ya gue harus lakuin itu."

"Alasan."

"Vi...."

"Apa?"

"Percaya sama gue."

"Gimana gue bisa percaya sama lo, Chia? Sejak saat gue bilang gue suka sama Kai dan mau deketin Kai, saat itu juga lo selalu menghindar kalau Kai ada di antara kita. Seakan lo nggak mau sesuatu terungkap," papar Vio mengutarakan pemikirannya.

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang