BAB 23

437 69 7
                                    

Aku cuma mau bilang. Di cerita ini kalian nggak akan menemukan sosok sempurna, karena semua punya +- nya masing-masing :)

Tolong vote dan coment nya, itu ngebantu banget buat naikin rating dan supaya cerita ini di ketahui banyak orang :)

___________________________

Happy reading❤❤

●●●

Setelah selesai menyuapi Chia, kali ini atensi Kai sepenuhnya untuk Tara. Ia terus memperhatikan Tara yang menikmati mie ayam nya dengan santai. Bahkan setelah semangkuk bubur milik Chia habis, mie ayam milik Tara belum juga habis.

Kai terkekeh kecil melihat sudut bibir Tara yang sedikit belepotan karena kuah mie ayam. Ia mengambil tissue lalu mengelap-nya dengan lembut.

Tara menikmati perlakuan Kai. Ia terus menatap Kai sembari tersenyum.

"Terima kasih," ucapnya yang di balas senyuman juga oleh Kai.

"Cewek tuh gitu ya?" tanya Kai tiba-tiba. Tara menggantungkan tangannya yang ingin memasukkan sesuap mie ayam ke dalam mulutnya.

"Kenapa?" tanyanya bingung.

Kai menatap Tara dengan lekat, menyusuri wajah Tara lalu menyelipkan anak rambut ke belakang daun telinganya.

"Kalau makan suka lama, terus belepotan. Bikin orang yang lihat jadi gemas pengen bersihin."

Tara terkekeh, mengangguk-anggukkan kepalanya, "Ada alasannya," jawab Tara.

"Apa?"

Tara diam, melihat Kai yang terus menatapnya.

"Kamu mau tau banget emang?" tanya Tara.

"Iyalah mau tahu. Aku tuh lagi bersiap-siap untuk jadi imam yang baik buat kamu," goda Kai.

Tara tersipu malu, mencubit perut Kai yang membuat sang empu meringis seraya merasa senang bukan marah.

"Kalau mau jadi imam yang baik belajar ilmu agama bukan ilmu buaya!" celetuk Chia di sampingnya.

Kai secara reflek menjitak kepala Chia, "Nyamber aja lo, Mblo. Kayak soang!"

Tara terkekeh melihat pertengkaran Kai dan juga Chia. Keduanya memang jarang sekali akur, kalau akur yah diem-dieman.

"Kalian tuh lucu tau," ucap Tara berkomentar.

"Aku aja kali, dia mah serem," ujar Kai, Chia tak menanggapi dia lebih memilih fokus dengan tugasnya.

"Yang tadi belum di terusin, Ra," ingat Kai.

"Ah iya. Kamu beneran mau tahu?" tanya Tara, Kai mengangguk.

"Jawabannya biar terus di perhatiin sama pacarnya," jelas Tara, mengambil tissue lalu mengelap bibir nya- mie ayam di mangkuknya sudah tandas.

"Walau bukan satu-satu nya," sambungnya lagi sangat lirih, namun Kai masih dapat dengan jelas mendengarnya.

"Ra," tegur Kai lembut, Tara mendongak seraya tersenyum.

"Aku nggak papa."

"Ikut aku sebentar yuk," Ajak Kai.

"Kemana?"

"Taman, sebentar aja nanti kita kesini lagi," jelas Kai. Tanpa ragu Tara mengangguk. Kai berdiri, keluar dari bangku lalu mengulurkan tangannya yang langsung di sambut dengan hangat oleh Tara.

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang