Happy reading❤❤
●●●
Chia mengurung dirinya di kamar, melihat pantulan tubuhnya di depan cermin. Ia menggeram marah, pada Kai juga pada wanita itu. Jika saja wanita itu tidak langsung pergi tadi, sudah di pastikan sendal jepit kesayangan Chia akan mendarat tepat di wajahnya. Memberi nya bedak alami yang terbuat dari alam.
Lalu apa tadi? Bukannya Kai membantunya atau paling tidak mencegah dan memarahi wanita itu agar tidak mengguyurnya dengan air sialan itu, dia malah menertawakannya. Membuat darahnya mendidih hingga ke ubun-ubun.
Chia melepas jaket yang melekat pada tubuhnya, membuangnya sembarang. Ia menyisir rambutnya dengan tangan, sangat lengket.
"Awas aja yah lo, kuntilanak! Kalau ketemu gue habisin lo!" marah Chia.
Dia kembali menatap pantulan dirinya di cermin, nampak sangat berantakan. Ia menghela nafas pelan, mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi untuk berendam.
Panggilan-panggilan yang datang dari luar kamarnya tidak ia hiraukan sama sekali. Biarkan saja, anggap saja sebagai hukuman. Chia tidak peduli walau Kai akan terus berteriak sampai mulutnya berbusa, paling tidak sampai mulut nya pindah ke kaki.
"Mblo! Durhaka lo sama calon suami, Mblo! Buka!"
~~~
Chia keluar dari kamar mandi dengan kimono yang masih membalut tubuhnya. Satu jam berendam memberi efek yang luar biasa bagi mood juga tubuhnya, sekarang dia menjadi lebih tenang juga segar. Ternyata benar, mandi malam itu sangat menyegarkan. Selepas ini dia pasti akan tertidur dengan nyenyak.
Chia mengambil celana hot pants dan juga kaos putih kebesaran dari lemarinya, memakainya lalu berdiri di depan cermin, melihat tampilan dirinya yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia mengambil sisir, aroma vanila langsung menguar dari rambutnya. Chia menghirupnya dalam-dalam.
Saat ia sibuk dengan ritualnya ia teringat satu hal. Suara-suara itu tak lagi terdengar, Chia memicing, mendengarkan dengan baik namun memang sudah tidak ada suara. Chia jadi curiga, pasalnya ia sangat tahu Kai, laki-laki itu tidak mungkin secepat ini menyerah apalagi karena telah membuatnya sekacau tadi.
Dia pasti akan ketar-ketir meminta ampun pada Chia. Dia takut kalau Chia akan melaporkannya pada Mama dan juga Papa nya, jika itu terjadi maka uang saku Kai sudah pasti hilang setengah. Itu ancaman besar bagi Kai. Dia akan susah memanjakan pacar-pacarnya nanti.
Chia mendekati pintu, memasang telinga nya di sana. Benar, tidak ada suara apapun. Chia membuka pintu dengan sekali tarikan, memastikan jika Kai memang sudah pergi tapi...
BRUKKK
Tubuh Kai terjatuh ke belakang, ia meringis memegangi kepalanya. Ternyata Kai tertidur dengan bersandar di pintu tadi. Pantas saja. Chia tertawa lepas, mengejek.
Kai menatap Chia tajam, bangun seraya terus mengelus kepalanya.
"Apa liat-liat?" ujar Chia nyolot. Membalas tatapan Kai lebih tajam, dada nya membusung dan dagu nya terangkat angkuh.
Kedua tangan Kai terkepal kuat, kedua sudut bibir nya tertarik paksa lalu tangannya terulur pada puncak kepala Chia, mengacak nya dengan gemas.
"Pengen banget gue penyek," ujarnya menggeram gemas.
Chia dengan cepat menepisnya, menarik tubuh Kai agar keluar dari kamarnya. Namun Kai bergeming, mempertahankan posisi nya agar tetap kokoh.
"Keluar gak lo!" Teriak Chia namun Kai hanya diam. Ia malah melangkah lebih masuk membuat tangan Chia yang melingkar di pergelangan tangannya ikut tertarik. Kai duduk di ranjang membuat Chia semakin kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...