Happy reading❤❤
●●●
Keadaan Kai sudah lebih baik sekarang. Ia bangun pagi-pagi sekali, bersiap dan mengenakan seragam sekolahnya dengan semangat.
Ia duduk di sofa ruang depan rumah Chia, menunggu sang empu datang dan mengajaknya untuk berangkat bersama.
"Pagi, Mblo!" sapa Kai saat Chia menuruni anak tangga terakhir. Chia yang awalnya turun ke bawah dengan senyum yang mengembang sempurna kini berubah datar. Ia menatap Kai tanpa ekspresi lalu duduk di sofa yang terpisah dengan Kai.
Ia memakai sepatunya tanpa melihat Kai sama sekali.
Kai tersenyum simpul, mengangkat bokongnya dan berpindah tempat jadi duduk di samping Chia, ia bertopang dagu melihat Chia yang selalu menghindari tatapannya.
"Chiaaaaaaa," panggil Kai mengayun namun Chia tak menghiraukannya sama sekali.
Dia bangun, menuju dapur untuk menemui Mommy nya. Kai mengekor di belakang.
"Pagi Mi," sapa Chia, mengambil segelas susu dari atas meja lalu meneguknya sampai setengah.
"Pagi sayang."
"Pagi Mommy mertua," sapa Kai yang datang setelah Chia, Erina tersenyum menyambut kehadiran Kai.
"Pagi calon mantu," Kai tersenyum senang mendengarnya. Chia mendesis, mencibir dua manusia di belakangnya.
"Susu buat Kai mana Mi?" tanya Kai, melihat Chia yang meletakkan segelas susu yang sisa setengah itu ke atas meja.
"Kai mau minum susu juga?" Kai mengangguk.
"Yaudah kalau gitu Mommy buatin," ucap Erina, mengambil gelas dan meletakkannya di atas pantry.
Baru saja Erina mengangkat tangannya untuk mengambil bungkus susu, tangannya sudah lebih dulu di raih oleh Chia.
"Chia berangkat, Mi," ucapnya, menyalimi tangan Erina.
Erina terpaku, menatap bingung pada punggung Chia yang semakin menjauh.
"Susu nya jadi Kai?" tanya Erina pada Kai yang menampilkan raut wajah yang sama dengannya.
Kai tersenyum seraya menggeleng, "Nggak dulu deh, Mi. Nanti aja abis nikah Kai minum susu Chia," ucapnya yang membuat Erina membulatkan matanya sempurna.
Kai yang sadar akan perkataannya langsung tersenyum kikuk, menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Ma-maksud Kai, nantikan kalau udah nikah, Chia yang buatin Kai susu. Jadi nanti aja kalau udah nikah, gitu Mi," jelas Kai beralibi.
Erina mengangguk kaku, lalu Kai mengamit tangan Erina dan menyaliminya, "Kalau gitu Kai susul Chia ya, Mi. Assalamualaikum," ucapnya lalu pergi mengejar Chia.
Erina yang melihat kepergian Kai hanya terdiam, "Tiba-tiba otak traveling."
Kai mengejar Chia, menghadang jalan Chia yang hampir saja melewati motor Kai yang terpakir rapi di pelataran rumah.
"Motor gue kelewatan, Mblo," ucap Kai. Chia menatapnya sinis, lalu mengambil jalan samping dan melewati Kai.
"Mblo... jangan gini dong, jangan jauhin gueeee," rengek Kai mengekor, "Gue kan jadi kangen. Kangen setengah mati ini gueeeee," ucapnya mengayunkan kata terakhir dalam ucapannya.
Chia terus melangkahkan kakinya, mengabaikan Kai yang terus merengek seperti bayi.
Kai tidak tinggal diam, ia berlari dan mensejajarkan tubuhnya. Ia tersenyum, menatap Chia dari samping, "Yaudah kalau lo nggak mau naik motor sama gue, gue aja yang naik Bus sama lo," putusnya final. Mendengar itu Chia reflek menghentikan langkahnya, melirik Kai sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...