Happy reading❤❤
●●●
Setelah berpamitan dengan semua orang, Enzi membuka pintu dan berniat untuk keluar. Namun, saat baru saja ia ingin menyentuh knop pintu, pintu sudah lebih dulu di dorong dari luar membuat Enzi reflek mundur.
Kai berdiri di ambang pintu, menatap Enzi dengan tatapan tak suka. Enzi menyadari itu, namun dia sebisa mungkin untuk tetap bersikap ramah.
"Kai," sapa Enzi, tersenyum ramah.
Wajah Kai tetap datar, tak membalas sapaan Enzi dia langsung saja menerobos masuk. Menabrak bahu Enzi dengan cukup keras.
Enzi menghela nafas pelan, melonggarkan kepalan tangannya lalu melengos pergi dari sana.
Kai berhenti sejenak, menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia menarik kedua sudut bibirnya, menghampiri Chia yang saat ini tengah menatap keluar jendela dengan gamang.
"Sayang," panggil Kai, membuat Chia menatapnya lalu menoleh pada Vio dan Jihan yang saat ini juga tengah menatap Kai.
Chia mendesis, mencubit perut Kai, "Panggil gitu lagi gue sunat yah lo?!" ancam Chia. Kai terkekeh renyah, seraya memegangi perutnya.
"Mau dong di sunat," goda Kai menggerling.
Chia menggeram, menatap Kai lebih tajam.
Melihat tatapan Chia, Kai terkekeh, "Iya sayang, iyaaa," ujarnya, menepuk puncak kepala Chia dua kali.
"Kaiiii," desis Chia.
"Nih," ucapnya, menaruh paper bag cokelat keatas pangkuan Chia.
Chia terdiam, menatap paper bag cokelat di pangkuannya. Ia menaikkan pandangan, menatap Kai penuh tanya.
"Di buka sayang," ujarnya lembut. Chia menghela nafas pelan. Mengambil paper bag itu dan membukanya- mengabaikan Kai.
Matanya terbuka sempurna, binar indah terpancar dari kedua bola mata cokelatnya. Ia menatap Kai, kedua sudut bibirnya terangkat.
Kai ikut tersenyum, hatinya menghangat melihat senyuman bahagia yang tercetak jelas di bibir indah Chia dan itu karenanya.
"Seneng?" tanya Kai. Chia mengangguk cepat. Mengambil bungkusan dalam papper bag itu lalu menaruhnya diatas pangkuan.
Ia membuka bungkusan itu, matanya semakin berbinar dengan indah. Dengan cepat ia mengambil satu tusuk sate yang Kai beli dari Simpang Star, memakannya dengan sangat lahap.
"Kok lo tau gue lagi ngidam banget sama ini?" tanya Chia, menatap Kai sekilas lalu kembali memasukkan satu tusuk sate kedalam mulutnya.
Kai tersenyum senang, duduk di kursi samping brankar Chia dan memperhatikan Chia dengan lekat, "Belum juga main lo udah ngidam aja, Chiaaaa," ujar Kai yang langsung mendapat tatapan tajam dari Chia.
"Mesum!" sungut Chia.
Kai terkekeh. Terus memperhatikan Chia yang memakan satenya dengan khidmat.
"Ternyata sate lebih menggoda dari gue," gumam Kai.
"Chia... kok lo makan sendiri aja sih? Gue nggak ditawari?" tanya Jihan, berjalan mendekati Chia.
"Apa lo?" ketus Chia.
Jihan mencebikkan bibirnya, duduk di tepi brankar Chia, "Gue mauuu.. bagi satu yah?" pinta Jihan.
Chia menatapnya sinis, "Bungkusnya?"
"Ihhhh... satenya Chia... gue mau. Itu enak banget kayaknya."
"Beli sendiri!" balasnya, memasukkan satu tusuk sate kedalam mulutnya dengan menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...