Happy reading❤❤
●●●
"Di, lama banget sih lo nyalin doang! Gantian gue!" seru Chia melihat Adi yang sedari tadi masih merajai buku Tina- anggota kelas yang rajin tapi nggak pinter.
"Berisik banget sih lo! Tinggal duduk di samping gue aja repot!" ucap Adi membalas seruan Chia.
"Gk! Ketek lo bau!" sarkas Chia. Emang mulut Chia susah banget buat di filter.
"Bangke! Bilang aja lo takut baper!" Remeh Adi.
Chia berdecih, "Gue baper juga milih orang kali."
"Udahlah Chia, kita nunggu Jihan aja. Ini tumben banget lagi si Jihan datengnya lama," ujar Vio, duduk anteng di kursinya sambil makan telur rebus yang kuningnya setengah mateng.
"Masih ada waktu dua puluh menit lagi Chi," tambah Tara.
Chia mendesis, menatap sinis pada Adi, "Siram tuh ketek lo pake air terasi!" Setelahnya pergi meninggalkan Adi dan duduk di tempatnya- bergabung dengan Tara dan Vio.
Tidak lama, orang yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang. Wajah Jihan tak seceria biasanya, matanya masih sedikit sembab walau sudah tidak merah. Chia tahu apa penyebabnya, dia sendiri tidak bisa melupakan kejadian malam tadi.
Jihan memblokir nomornya.
Jihan duduk di tempatnya, menaruh tas dan menebar senyum yang sedikit di paksakan pada Tara dan Vio, tidak dengan Chia. Bahkan Jihan tak menatapnya sama sekali.
Chia bangun dari duduknya, menghampiri Jihan dan ingin menyentuh bahunya. Namun Jihan lebih dulu menjauhkan bahunya, membuat tangan Chia menggantung di udara dengan hampa.
Dengan gerakan cepat Jihan membuka tas berwarna Navy nya dan mengambil satu buah buku dari sana. Ia meletakkannya di atas meja.
"Gue ada rapat olimpiade, nanti tolong kumpulin buku gue," titahnya entah pada siapa. Lalu dia pergi, meninggalkan Chia yang menatapnya dengan hampa.
"Si Jihan kenapa?" tanya Tara menyadari keanehan Jihan.
Vio mengedikkan bahu acuh, "Kelilit utang kali."
~~~
Jihan duduk berkumpul dengan teman satu olimpiade nya. Mereka tengah mengadakan rapat kali ini dengan di pimpin oleh dua guru pembimbing.
Jihan memang terpilih menjadi salah satu tim olimpiade IPA yang akan di gelar beberapa bulan lagi. Raganya ada di tempat itu namun jiwanya seakan hilang. Dia tidak memperhatikan sama sekali sedari tadi. Pikirannya melayang.
Dia melamun dengan sesekali mengangguk dan tersenyum saat di tanya.
Sebuah notifikasi masuk dalam ponsel genggamnya, buru-buru Jihan menarik layar itu ke bawah dan menekannya.
Tara Nareshya
Han, Chia ngedrop. Sekarang ada di UKS. Gue sama Vio nggak di bolehin jaga soalnya udah keseringan, jadi dia sendiri. Selesai rapat lo bisa untuk jaga Chia?
Jihan menatap sebuah pesan itu dengan hampa. Menimang apa yang harus ia lakukan nanti jika bertemu dengan Chia. Hati nya terasa berat, namun dia juga tidak tega bila harus membiarkan Chia sendiri.
Rapat di tutup dengan ucapan salam dari guru pembimbing, semua anggota tim di perkenankan untuk keluar.
Menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, Jihan menguatkan hatinya untuk bertemu dengan Chia. Jujur saja, Jihan tidak suka berada di posisi seperti ini. Namun dia benar-benar kecewa dengan apa yang Chia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...