BAB 16

484 75 4
                                    

Happy reading❤❤

●●●

Saat Chia membuka mata yang pertama ia lihat hanya putih. Suasana sangat hening, keringat meluncur bebas dari dahi nya.

"Surga nya gak modal banget anjir, panas," ucapnya seraya menyeka keringat.

Chia mengerjapkan matanya berulang kali, pandangannya masih kabur. Tangannya terangkat, mengucek matanya perlahan. Setelah jelas ia mengedarkan pandangnya.

Lemari obat, brankar, dispenser, nakas. Chia menghela nafas pelan, "Nggak jadi mati ternyata," gumamnya, menarik tubuh untuk duduk dan bersandar pada kepala brankar.

Chia mengipasi tubuhnya dengan tangan, mendengus kesal ketika melihat kipas angin yang di biarkan menganggur di pojok ruangan.

Ia memegangi kepalanya yang sedikit pusing, turun dari brankar dan melangkah mendekati kipas.

"Mubazir banget listrik nggak di buang-buang," ujarnya seraya menekan tombol on/off pada kipas.

Ia kembali melangkah ke brankar, namun kaki nya tiba-tiba terasa sangat lemas membuatnya jatuh ke lantai dengan posisi duduk. Chia memekik, memegangi bokongnya yang terasa berdenyut.

"Ini yang naro gue disini niat bunuh gue pelan-pelan deh kayaknya," ringis Chia. Berusaha bangun dengan tertatih dan langsung berpegangan pada kerangka brankar.

Dengan tertatih Chia naik ke atas brankar, menyandarkan tubuhnya, memejamkan mata seraya menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"Enak juga di sini. Nanti gue ajakin Vio ah buat bolos," ucap Chia mengutarakan ide yang amat luar biasa dari dalam otaknya.

"Lumayan, belajar biar goblok," sambungnya lagi.

"Astaghfirullah!!!" Chia memegangi dadanya, tubuhnya sedikit terangkat karena terkejut. Saat Chia membuka mata tiba-tiba saja ada wajah seorang lelaki. Sangat dekat.

"Ampun Mbah," ucap Chia menyatukan kedua tangannya di depan wajah.

"Nggak jadi bolos, suer!!! Tadi bercandaan doang," racaunya yang membuat lelaki di depannya tertawa lepas.

Lelaki tersebut menyeka air mata yang keluar di ekor matanya akibat tertawa, tingkah konyol Chia cukup menghibur waktu istirahatnya.

"Lo nggak ingat gue?" tanyanya, Chia menyerngit bingung lalu menggeleng.

"Lo... kenal gue?" tanya Chia ragu.

Laki-laki itu terkekeh, "Ngga."

Chia di buat semakin bingung, ia terus menyerngit membuat lelaki di depannya ini merasa gemas dan dengan lancang menarik hidung Chia.

Chia yang di perlakuan seperti itu tentu tidak terima. Dia mengambil bantal di belakang penggungnya lalu di lempar dengan kuat tepat mengenai wajah lelaki itu yang membuatnya meringis.

"Gak sopan!" seru Chia.

Laki-laki itu mengelus wajahnya, tertawa kecil melihat wajah marah Chia, "Lo mirip Singa, mbeeee," ucapnya meniru suara salah satu binatang.

"Setan! Sejak kapan Singa tukeran pita suara sama Sapi!" protes Chia yang membuat lelaki di depannya ini semakin tertawa lepas, ia memegangi perutnya yang keram karena tertawa.

Chia menatapnya aneh, "Apa yang lucu?" batinnya.

Laki-laki itu lagi-lagi menyeka air mata nya yang ada di ekor mata, mereda kan tawanya seraya menatap Chia dengan serius.

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang