Happy reading❤❤
●●●
"Alasannya karena...," Enzi menggantungkan bicara, tersenyum menyeringai menatap Chia yang masih terus menunggunya.
"Apa?" tanya Chia tak sabar.
Enzi terkekeh, berbalik seraya mengambil sebatang rokok dari sakunya lalu menyalakannya dengan pematik, dia menghisapnya lalu menghembuskannya membuat seisi ruangan kini dipenuhi oleh kepulan asap rokok Enzi.
Enzi berbalik, tersenyum remeh lalu mendekatkan dirinya pada Chia. Dia semakin mendekatkan wajahnya hingga hanya tersisa beberapa senti saja. Chia meringsut mundur namun terhenti karena dia sudah tidak bisa lagi mundur. Enzi semakin mendekatkan wajahnya, herpaan nafas hangat tepat menyapu wajah Chia. Chia memejamkan matanya, menahan nafasnya, tangannya mulai gemetar. Chia sangat takut.
BRAKH
Enzi menggebrak meja yang ada di samping Chia, membuatnya tersentak kaget dengan tangan yang bergetar hebat.
"LO ITU MUNAFIK! LO ITU PENIPU! LO ITU PALSU! LO PEMBOHONG DAN LO PENGHANCUR!" bentak Enzi, menunjuk wajah Chia dengan telunjuknya. Otot-otot tangan dan juga lehernya terlihat sangat jelas, matanya semerah darah menandakan Enzi benar-benar marah sekarang.
"Ma-maksud lo?" tanya Chia takut-takut.
Enzi menatap Chia sengit, menunjukkan kebencian yang selama ini dia pendam, "Lo masih nggak ngerti?" tanyanya.
Chia dengan ragu mengangguk, membuat Enzi menyeringai dan kembali menggebrak meja.
BRAKH
"Lo itu penipu, Chia. Lo pembohong, MUNAFIK! Lo selalu bilang suka padahal lo nggak suka, lo bilang nggak suka padahal lo suka. Lo permainin semua orang, lo bohongin semua orang, lo sok peduli padahal lo hanya memikirkan diri lo sendiri. Lo penghancur, lo perebut, lo rebut semua kebahagiaan orang yang paling gue cinta, LO HANCURIN DIA!" teriak Enzi membuat Chia berjengit dengan air mata yang mengalir deras.
"Ma-maksud lo, ap-ap-apa?" tanya Chia tergugu.
Enzi menyeringai, menatap Chia dengan sangat tajam, "Lo rebut cintanya, Chia. Lo hancurin cintanya. Lo ambil kebahagiaannya."
Chia terdiam. Dia sama sekali tidak tahu apa yang Enzi maksud.
"Si-siapa? Si-siapa yang gue hancurin? Gu-gue nggak pernah lakuin itu, gue nggak pernah!" bantah Chia dengan berteriak.
Enzi mengepalkan tangannya kuat, menatap Chia dengan penuh kebencian.
BRAKH
Enzi kembali menggebrak meja, "DIA HAMPIR BUNUH DIRI CUMA KARENA LO BANGSAT!"
Chia berjengit kaget, matanya yang sangat sembab membulat sempurna.
"Si-siapa?" lirih Chia.
Enzi tertawa sumbang, berbalik seraya meremas kuat rambut di kepalanya. Momen menyakitkan itu kembali harus dia ingat.
Enzi berbalik, kembali menatap Chia dengan sangat tajam.
"Malam itu. Malam itu dia hancur. Dia menangis, memohon namun tetap saja dihancurkan. Dia sangat hancur, kondisinya berantakan."
"Pi-pisau, pi-pisau itu digoreskan ke pergelangan tangannya. Darah mengalir," Enzi menceritakannya dengan penuh rasa sakit, tangannya sampai gemetar, "DAN SEMUA ITU KARENA LO! CUMA KARENA LO! SEDIKIT AJA GUE TELAT, GUE AKAN KEHILANGAN ADIK GUE!"
PLAK
Enzi kembali melayangkan tamparan dengan sangat keras, membuat luka robekan di sudut bibir Chia yang lain. Chia meringis, rasanya sangat sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...