Happy reading❤❤
●●●
Dengan raut kesal Chia keluar dari kamar tanpa mengganti pakaiannya. Ia berjalan cepat menuruni anak tangga tanpa memperhatikan sekitar. Lexa dam Erina yang sedang ngerumpi di ruang TV langsung menoleh, menatap aneh pada Chia.
"Sayang. Mau kemana? Kok buru-buru?" tanya Erina.
Langkah Chia terhenti, menoleh pada Erina dan Lexa. Ia menarik ke dua sudut bibirnya dengan paksa, "Jemput calon suami," ucapnya yang membuat Erina dan juga Lexa langsung tersenyum sumringah. Setelahnya ia langsung pergi tanpa mau mendengar respon dari dua orang yang tengah kesemsem karena membayangkan sesuatu.
"Nanti anak Kai sama Chia kita kasih nama apa ya, Na?" tanya Lexa.
Chia berdiri di depan gerbang, menunggu mamang ojek online yang ia pesan lewat aplikasi.
Lima menit berlalu, laki-laki dengan jaket hijau dan helm bertuliskan Gojay itu berhenti di depan Chia.
"Felicia Myesha?" Chia mengangguk.
"Neng nya kok hari minggu malah naik mamang ojek? Gak punya pacar ya jadi gak bisa mingguan?" tanya mamang ojek itu membuat Chia mendelik.
"Maksudnya apa ya, mang?" tanya Chia, berusaha untuk tetap tenang.
"Ngga maksud apa-apasih neng. Cuma saya mau mingguan ini, neng nya cari ojek yang lain aja ya? Sekalian cari pacar kalau perlu," kali ini mata Chia terbuka lebar, habis sudah kesabarannya.
Ia sedikit menunduk, melepas sendal jepit kesayangannya dan menyodorkannya tepat di wajah mamang ojek itu. Jaraknya hanya dua centi.
"Jangan buat saya ngamuk ya, Mang. Saya udah nunggu dari tadi dan Mamang mau batalin gitu aja? Mamang gak kasian sama pacarnya kalau nanti denger kabar Mamang udah gak ada nyawa?" ancam Chia siap menerkam.
Netra Mamang gojay kontan membulat melihat sendal yang tertodong di depannya, meneguk silivanya dengan susah payah lalu mengangguk kaku.
"I-iya neng. Sesuai aplikasi kan?" Chia mengangguk dan tanpa banyak basa-basi lagi ia menurunkan sendalnya, memakainya dan langsung naik ke atas motor.
Mamang gojay itu mengelus dada nya lega, menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, "Malem senin berasa malam jumat euy," gumamnya.
~~~
Chia berdiri mematung tidak jauh dari sebuah warung di hadapannya. Tatapan matanya ragu, ia harus masuk atau tidak? Terdapat banyak orang di sini, dan semua nya laki-laki. Kenapa juga Kai harus menyuruhnya datang kemari?
Warung ini dekat dengan sekolah SMA nya, dan rata-rata yang berada di sini Chia seperti mengenal wajahnya. Tidak asing, mungkin memang Chia pernah melihatnya sepintas di sekolah.
Chia melihat jam hitam yang melingkar sempurna di tangannya, sudah pukul sembilan kalau dia terus diam bisa-bisa dia sampai rumah pagi. Pasalnya dia tahu kalau Kai tidak akan membiarkannya pulang semudah itu. Kai pasti akan banyak mengulur waktu.
Dengan segera ia menghubungi Kai, menempelkan telepon genggam itu pada daun telinganya dan menunggu orang di seberang sana mengangkat sambungan.
"Kai, gue udah di depan," ujar Chia to the point. Ia tidak ingin berlama-lama dan juga tidak ingin mengambil resiko untuk masuk ke dalam sana sendiri.
"Masuk aja, Mblo. Gue ada di dalem, nanggung mie instan gue belum habis," jawab orang di seberang sana yang membuat Chia kesal.
"Dari luar aja gue lihat udah banyak banget cowok apalagi di dalam. Gue gak mau masuk rumah buaya," balas Chia. Terdengar kekehan dari orang di seberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...