BAB 19

450 66 7
                                    

Happy reading❤❤

●●●

Chia melewati koridor sekolah menuju kelasnya, ia berjalan dengan santai sembari mengenakan headset yang terpasang di telinganya, mulutnya bersenandung kecil.

Banyak pasang mata yang tertuju padanya, memperhatikan Chia dari atas sampai bawah bahkan ada yang dengan berani memberikan siulan menggoda. Tubuh Chia yang memiliki tinggi ideal, kulit berwarna kuning lansat, rambut yang bergelombang berwarna pirang alami dan body nya yang bisa dibilang body goals membuat Chia sering mendapat tatapan ketertarikan. Tapi Chia tidak peduli itu, dia akan selalu acuh.

Chia sadar, tubuhnya memang mengalami perubahan yang sangat signifikan semakin bertambahnya umur mungkin ini yang di bilang cantik butuh proses atau glow-up, bukan hanya Chia bahkan Kai juga menyadarinya hanya saja dia seakan menutup mata dengan terus mengatakan bahwa Chia itu jelek.

Wiwitt.

Suara-suara siulan itu tetap terdengar di telinga Chia walau ia yang saat ini tengah mengenakan headaet, karena volume yang ia gunakan pun sangat kecil.

"Cantik... sendirian aja nih? Jhiaa... jomblo ya? Mau Aa temenin nggak nih?" seruan itu berasal dari salah satu siswa yang berdiri seraya bersandar pada dinding, kemudian setelah ia mengatakan itu seruan heboh pun hadir dari teman-temannya yang lain.

"Oh... atau... mau Aa langsung kawinin aja?" serunya lagi.

"Nikah dulu bego! Baru kawin!" sela temannya seraya menggetok kepala laki-laki itu dengan tangan. Semuanya tertawa juga laki-laki itu walau di selingi ringisan-ringisan kecil.

"Kalo bisa kawin dulu kenapa harus nikah? Kawin lebih enak coy... iya nggak?"

"Yoi bro," jawab mereka serentak.

Chia menghentikan langkahnya, menghela nafas lelah lalu berbalik. Chia dengan berani menatap mereka satu persatu dengan tatapan tajam yang mematikan. Dia tidak peduli walau yang berada di hadapannya saat ini adalah kakak kelasnya atau sepantarannya.

Chia tersenyum miring, berjalan beberapa langkah lalu mengacungkan jari tengah tepat di hadapan mereka. Semua laki-laki yang ada disana tercengang, menatap punggung Chia yang perlahan menjauh.

"Gila tuh cewek," komentar laki-laki yang tadi menggetok kepala temannya.

Sedangkan laki-laki yang sedari tadi menggoda Chia malah tersenyum miring, melangkah pergi mengejar Chia dan meninggalkan teman-temannya yang lain.

Laki-laki itu berlari dengan kencang, berdiri di hadapan Chia seraya mengulurkan tangannya.

"Gue Max. Kakak kelas lo," ucapnya memperkenalkan diri.

Chia menghela nafas berat, menatap orang yang bernama Max itu dengan tajam, "Gue nggak mau tau," jawab Chia acuh. Mengambil jalan samping menghindar dari laki-laki itu.

Melihat itu Max semakin tersenyum miring. Dia tertarik dengan Chia di pertemuan pertama mereka. Chia sangat berbeda dengan cewek lain yang sering ia goda. Jika biasanya cewek-cewek akan kegirangan atau malu-malu kucing saat di ajak oleh Max berkenalan, Chia malah mengacuhkannya dan menunjukkan penolakannya. Max suka itu.

Dia berbalik dan kembali mengejar Chia, mensejajarkan tubuhnya dan langsung merangkul bahu Chia.

"Gue belum tahu nama lo," Chia berjengit kaget mendapati Max yang tiba-tiba berada disampingnya dan merangkulnya, dengan gerakan cepat Chia menepis tangan itu dan menodongkan tangan yang terkepal kuat tepat di wajah Max.

"Gue tonjok yah lo!" ancam Chia membuat Max terkekeh seraya menurunkan tangan Chia, namun Chia dengan cepat lagi-lagi menepis tangan itu.

"Jangan galak-galak gitu, nanti gue tambah suka," ujarnya dengan suara lembut yang membuat Chia bergidik ngeri.

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang