Happy reading❤❤
●●●
Suasana kantin memang akan selalu ramai. Vio memakan makanannya dengan sangat lahap, menghiraukan dua insan berlainan gender yang sedang bucin di depannya.
Dia tidak peduli, urusan perutnya kali ini lebih penting.
Kai menyuapkan kentang goreng pada Tara, mengelus pipi nya lembut.
"Mama belum pulang?" tanya Kai.
Tara memang hampir menceritakan seluruh hidupnya pada Kai, namun tidak semua. Salah satunya tentang Mama nya yang harus sering pulang pergi ke luar kota karena tuntutan pekerjaan dan membiarkan Tara tinggal di rumah sendiri.
Tara mengangguk pedih, mengunyah kentang goreng itu lalu menelannya.
"Lusa kemungkinan baru pulang, tapi nggak tahu. Biasanya mundur lagi mundur lagi," Kai mengangguk mengerti, mengelus surai hitam Tara dengan sayang.
"Nanti malem mau aku temenin?" Mendengar itu Tara dengan antusias mengangguk, matanya berbinar indah.
"Beneran mau ke rumah?" tanya Tara memastikan.
"Iya dong masa Boong," Kai tersenyum simpul.
"Kalau gitu aku mau masakin kamu makanan yang spesial!" seru Tara, Kai terkekeh mendengarnya.
"Masakan kamu emang yang paling juara," puji Kai tidak bohong. Kai memang sudah berulang kali memakan makanan yang Tara masak, dan rasanya memang sangat enak. Sering di tinggal sendiri membuat Tara benar-benar mandiri. Dia harus melakukan segala hal sendiri termasuk memasak.
Tara tersipu malu, "Kamu mah bisa banget muji aku nya," ucap Tara, pipi nya merona.
Kai terkekeh, mengelus pipi Tara lembut, "Bisa merah gini ya?"
Tara semakin malu, mengalihkan wajahnya agar Kai tak dapat melihat rona merah di pipi nya. Kai memang selalu bisa membuatnya seperti ini.
"Oiya Kai. Kenapa nggak kamu aja yang anterin bubur nya buat Chia?" tanya Tara setelah berhasil mengontrol dirinya.
Kai berdecak, memasukkan kentang goreng ke dalam mulut nya, "Yang ada ribut kalau aku yang nganterin."
Tara mengangguk membenarkan. Memperhatikan wajah Kai lekat. Tanpa sadar kedua sudut bibirnya terangkat. Dia bersukur pada Tuhan karena telah memberinya Kai. Walaupun bukan satu-satunya Tara tetap bahagia, Kai selalu bisa membuatnya bahagia dan tidak kesepian seperti dulu.
"Ra," panggil Kai berhasil membuyarkan lamunan Tara.
"Iya."
"Aku nggak pulang sama kamu dulu yah?"
"Kenapa? Udah ada janji sama yang lain ya?" Dengan cepat Kai menggeleng.
"Bukan. Aku ada urusan, kamu bisa kan pulang sendiri?" Tanya Kai hati-hati.
Tanpa ragu Tara mengangguk, toh dia dulu sering kemana-mana sendiri.
"Beneran?"
"Iya Kai. Aku kan dari dulu udah biasa sendiri," jelas Tara meyakinkan.
"Tapi kan semenjak ada aku kamu nggak sendiri lagi," sanggah Kai.
"Ah iya. Tapi bukan cuma kamu, semenjak ada sahabat aku. Vio, Jihan dan Chia, aku ngerasa punya keluarga," Tara tersenyum manis membuat Kai terpaku untuk beberapa saat.
"Ra," panggilnya lagi.
"Iya?"
"Bangun keluarga sama aku mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEICH (SELESAI✔)
Teen Fiction|UPDATE SETIAP HARI| Perhatian : Mengandung kata yang kurang pantas dan kasar. Mohon jangan ditiru, dan bijak dalam memilih bacaan. Chia membenci Kai, Kai memiliki banyak sekali pacar. Naasnya, keduanya malah dijodohkan. ____ "Gue benci banget sama...