BAB 55

402 47 6
                                    

Happy reading❤❤

●●●

Kai membuka pintu mobil, menarik tubuh Chia dan membawanya dalam gendongannya. Chia reflek melingkarkan tangannya di leher Kai, kedua netra cokelatnya terus menatap wajah Kai dengan lekat.

Chia terdiam, ada rasa damai dalam hatinya ketika menatap Kai dari jarak sedekat ini.

Cakra membuka bagasi, mengeluarkan kursi roda Chia dari dalam sana dan mendorongnya tepat dihadapan Kai.

Kai menatap kursi roda itu, Chia lalu Cakra.

"Kai bawa Chia ke atas yah, Pi," izin Kai.

"Loh? Nggak pakai kursi rodanya?" tanya Cakra terkejut.

Kai menggeleng, "Kai langsung bawa Chia ke atas aja, Pi. Nanggung kalau pakai kursi roda. Nanti pas ditangga kan nggak dipakai lagi," ujar Kai memberi penjelasan.

Cakra mengangguk, tersenyum seraya menupuk bahu Kai.

Kai melenggang masuk, menaiki tangga dengan Chia yang masih dalam gendongannya. Chia terus menatap Kai dengan lekat. Kai yang merasa di perhatikan menghentikan langkahnya, menunduk dan menatap Chia yang masih menatapnya.

"Kenapa? Gue ganteng?" ujar Kai membuat Chia tersadar. Buru-buru Chia mengalihkan pandangannya, berdehem seraya mengubah raut wajahnya menjadi dingin.

"Najis!" maki Chia.

Kai terkekeh, "Sok banget di dingin-dinginin. Nggak sekalian lo bekuin? Daging kali ah," ujar Kai, kembali melanjutkan langkahnya.

Chia mencebikkan bibirnya sebal, menurunkan tangannya yang semula melingkar di leher Kai menjadi bersidekap dada.

"Jatuh jangan salahin gue ya," peringat Kai.

Chia menatap Kai tajam, "Bodo amat!"

Kai tidak peduli dengan ucapan Chia, dia terus berjalan hingga di depan pintu kamar Chia langkah kaki Kai terhenti.

Kai terdiam cukup lama, membuat Chia keherenan dan menatap Kai bingung.

"Lo cosplay jadi patung?" tanya Chia karena Kai tak kunjung membuka pintu dan menidurkan Chia di ranjangnya.

Kai menghela nafas pelan, menunduk, menatap Chia dengan lelah, "Lo tahu tangan gue berapa?" tanya Kai.

Chia memutar bola matanya malas, "Dua," jawabnya.

"Empat Chiaaaaaa. Empatttttt. Ya dua lah, itu lo tahu! Kenapa nggak lo buka pintunya?" kesal Kai.

Chia mendelik, mulutnya sampai terbuka.

"Lo nyuruh gue?" tanya Chia, menunjuk dirinya.

"Bukan! Gue nyuruh pintunya buka sendiri. Tapi budek banget! Disuruh buka nggak buka-buka. Budek!" tekan Kai, wajahnya nyolot menatap Chia saat ia mengatakan kata budek.

Chia menggeram, mencubit lengan Kai kuat, "Lo ngatain gue budek!" sewot Chia.

"Mon maap. Gue nggak sebut merek tadi," elak Kai.

Chia berdecak, mengulurkan tangannya menyentuh knop pintu dan memutarnya.

Ceklek.

"Puas lo!"

"Yes babi," ucap Kai. Kedua netra Chia mendelik, menatap Kai dengan sengit. Dadanya naik turun.

"Lo tuh! Anjing!" murka Chia. Mengalihkan wajahnya, muak menatap Kai.

Kai mendudukkan Chia di ranjang, menyandarkan tubuh Chia ke kepala ranjang lalu mengambil posisi terlentang di samping Chia.

Chia menatapnya sinis, "Ngapain lo? Balik sana!" usir Chia.

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang