BAB 22

451 70 5
                                    

Happy reading❤❤

●●


Pukul 09.00

Chia menghembuskan nafas lega, melihat jarum pendek pada jam yang melingkar indah di pergelangan tangannya. Dua puluh menit telah berlalu dan Kai berhasil menyelesaikan hukumannya dengan baik dan benar, tanpa membuat Chia harus mengeluarkan tenaga lebih untuk mengomel.

Chia berjalan mendekat, berdiri di hadapan Kai seraya meletakkan tangannya di atas alis- menghalau sinar yang membuatnya silau.

"Hukuman lo udah selesai," ucapnya lalu melenggang pergi tanpa menunggu jawaban apa yang akan Kai utarakan.

Mendengar itu Kai tersenyum senang, menyeka keringat yang ada di dahi juga belakang lehernya.

"Panas banget coy... kayak kelakuan mantan," ujarnya.

Lalu matanya tak luput dari langkah Chia yang semakin menjauh. Kai ingin bertanya namun ia urungkan karena Chia yang lebih dulu pergi meninggalkannya. Namun tanpa Kai bertanya, ia sudah tahu kemana Chia akan pergi.

Kai mengedarkan pandang. Kedua sudut bibir nya semakin terangkat ketika melihat seorang gadis dengan poni yang melintas di depannya seraya mengumbar senyum manisnya, matanya tak pernah lepas dari Kai.

"Tika!" sapa Kai. Gadis itu langsung membulatkan matanya sempurna, menunjuk dirinya sendiri- memastikan jika Kai benar memanggilnya tadi.

"Aku?"

Kai mengangguk, melangkah mendekati gadis yang ia panggil Tika tadi. Gadis itu bersemu merah, senyumnya tak berhenti mengembang melihat Kai yang berjalan semakin mendekat ke arahnya.

Saat sampai di depan Tika, dengan wajah tanpa dosa Kai langsung menyentuh tangan Tika dan menggenggamnya dengan erat.

Tika merasakan sengatan aneh dalam tubuhnya, jantungnya tiba-tiba saja berdetak dengan sangat cepat, pipi nya memanas dan matanya tak berhenti menatap tak percaya pada tangan yang kini berada di genggaman Kai dengan sempurna.

"Dari mana mau kemana?" tanya Kai lembut.

Tika berjengit kaget, menatap Kai dengan mata berbinar.

Ini beneran seorang Kai menyapa dan menanyainya? Atau jangan-jangan Tika akan di jadikan kekasih yang kesekian? Wah... Tika benar-benar merasa sangat senang hanya dengan membayangkannya.

"Da-dari toilet mau ke kelas," jawab Tika.

Kai menggeleng, tersenyum seraya menatap Tika dengan intens.

"Salah."

"Hah?" kejut Tika.

Kai terkekeh, memainkan jari-jemari lentik Tika.

"Yang bener itu... dari hati kamu, ke hati aku," Kai mengeluarkan rayuan mautnya, membuat wajah Tika seketika menjadi seperti kepiting rebus.

Tika reflek menutup wajahnya dengan kedua tangan, tubuhnya menggeliat malu.

"Tika," panggil Kai.

"Iya?" Tika masih dengan posisinya, Kai tertawa kecil melihat itu. Ia menurunkan tangan Tika, mengelusnya pipi Tika dengan lembut.

"Aku boleh minta tolong?"

"Tolong apa Kai?"

Kai mengambil tas dari belakang punggungnya, menyodorkannya pada Tika, "Tolong taroin tas aku ke kelas yah? Kalau masih ada guru kamu bawa aja dulu ke kelas kamu. Nanti aku yang ambil sendiri, sekalian ngapel."

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang