BAB 26

461 56 19
                                    

Happy reading❤❤

●●●

Kenyamanan memang akan selalu menjadi tolak ukur seseorang untuk tetap menjalani sebuah hubungan.

Seberapa sering di sakiti, seberapa sering di khianati jika ia masih merasa nyaman dan mampu maka akan tetap di jalani.

Tapi tidak semua orang seperti itu. Dalam cinta banyak orang yang bertindak berdasarkan hati nya namun tidak sedikit juga yang bertindak berdasarkan logikanya.

Kalaupun begitu, bukan berarti orang yang bucin bisa di salahkan dan di katakan bodoh. Kalian hanya bisa menilai tanpa bisa merasakan apa yang sebenarnya mereka rasakan.

Siapa tahu orang itu memang benar-benar berarti dan memiliki pengaruh penting dalam hidupnya.

Contohnya sebuah paku dan kayu.

Jika kayu bisa berbicara mungkin dia akan marah besar karena selalu di sakiti oleh sang paku, namun tidak lama dia akan berterima kasih. Karena apa? Karena rasa sakit yang di berikan oleh sang paku ternyata memberi dampak yang besar bagi sang kayu.

Kayu yang semula hanya benda mati yang tak berguna setelah di sakiti oleh sang paku malah jadi berguna dan terlihat lebih indah.

Begitupun arti Kai di hidup Tara. Bagi Tara, Kai itu segalanya. Kai lah yang membawanya dari kegelapan hingga berada di tempat terang benderang seperti sekarang.

Walau banyak batu krikil yang menghalangi jalannya untuk tetap bersama Kai, Tara akan terus berusaha untuk kuat dan mengesampingkan rasa sakitnya.

Jika tidak ada Kai, mungkin Tara akan kembali ke masa terpuruknya. Masa kesepian yang selalu di hantui oleh rasa takut. Tara membenci saat itu, saat ia tidak memiliki siapapun.

Tapi Tara lupa satu hal, jika Kai tidak ada maka masih ada ketiga sahabatnya yang selalu menemaninya. Tapi apa mereka akan tetap seperti itu?

Tara tidak boleh munafik. Jalan mereka masih panjang, umur mereka akan terus bertambah dan kehidupan mereka pun akan terus berjalan. Memang apa yang menjanjikan jika mereka akan terus bersama Tara? Jika tiba-tiba mereka memiliki teman yang lebih asik, apa Tara akan sanggup di tinggalkan sendiri?

Bukannya siklus pertemanan memang seperti itu ya?

Ada saatnya kita sangat dekat dengan seseorang itu namun ada saatnya mereka juga akan terasa jauh dan menemukan teman yang baru yang menurut mereka satu frekuensi.

Tara berbeda, dia tidak mudah bergaul dengan orang baru. Dia tidak seperti sahabatnya yang lain yang akan selalu nyambung jika di ajak bicara dengan orang yang baru di hidup mereka.

Tara sedari kecil terbiasa sendiri, itulah yang menyebabkannya sedikit canggung bila menghadapi orang baru.

Namun kesalahan Tara yang terbesar adalah dia yang selalu meng-kokohkan rasa nyamannya pada orang-orang terdekatnya saat ini. Seharusnya tidak begitu, karena saat Tara benar-benar di tinggalkan dia akan benar-benar hancur.

Harusnya sejak awal dia menguatkan hatinya, membesarkan mentalnya dan bersiap atas kenyataan pahit apapun yang akan terjadi.

Dia seharusnya belajar untuk berkembang dengan tidak meng-kokohkan rasanya nyamannya hanya pada beberapa orang tertentu saja dan mulai menerima orang-orang baru di hidupnya. Tapi itu hidup Tara, tidak ada yang bisa mengaturnya.

Jalan hidup seseorang sudah di atur oleh penciptanya. Jika yang di atas berkehendak demikian maka itulah yang akan terjadi.

Tara mengelus surai lembut Kai yang ada di pangkuannya, ia tersenyum lembut memperhatikan tiap inci wajah Kai.

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang