BAB 27

402 65 7
                                    

Happy reading❤❤

●●●

Malam minggu, Malam yang indah dan singkat bagi mereka yang memiliki pasangan. Menghabiskan waktu berdua dengan penuh cinta dan romansa. Detik waktu yang berputar akan terasa sangat cepat membuat mereka mengeluh mengapa Malam ini terasa cepat sekali.

Tapi jelas berbeda bagi mereka kaum jomblo yang jiwa bucinnya meronta. Mereka akan berdoa sepanjang malam supaya hujan yang sangat lebat turun membasahi jalanan ibu kota yang kering.

Malam yang terasa amat sangat panjang sembari membayangkan tentang indahnya berpacaran. Sumpah serapah pun terucap dari mulut suci mereka ketika melihat foto-foto yang bertebaran di sosial media, tentang seberapa bahagianya mereka yang memiliki pasangan malam ini.

Mereka tidak iri, hanya saja muak. Muak dengan mereka yang suka sekali membuat jiwa jomblo nya nelangsa. Saat itulah mereka menengadahkan tangan ke langit, bertingkah seperti orang yang terdzolimi lalu berdoa, "Yaallah, semoga mereka yang pacaran cepet putus."

Doa yang terdengar jahat namun berarti baik.

Berbeda dengan Chia. Dia mah enjoy aja, mau malem minggu, malem sabtu kecuali malam senin. Ya, karena malam itu dia akan dengan paniknya menelepon Jihan dan menanyakan juga mengingatkan apa Jihan sudah menyelesaikan tugas-tugas sekolah atau belum. Kan kalau belum nanti susah di Chia.

Chia sudah mengatur jadwalnya dengan rapih untuk malam ini. Rencananya ia akan menonton MV terbaru dari salah satu penyanyi favoritnya yang baru saja launching lagu baru tentu saja sambil mencoba menghafal liriknya. Sehabis itu dia akan menonton beberapa episode film tukang ojek naik tiang sampai dia mengantuk dan akhirnya tertidur.

Tapi semua itu di hancurkan begitu saja oleh makhluk yang tidak Chia harapkan sama sekali hadir di dunia ini. Dia sedari tadi terus mengganggu Chia, mengikutinya kemanapun Chia pergi sambil terus merengek seperti bayi yang tidak di turuti memakan Pizza.

Chia terus menghela nafas berat, berjalan dan terus mengacuhkan rengekan-rengekan Kai.

Kai yang merasa terus di acuhkan tidak tinggal diam, ia menarik tangan Chia membuatnya mau tidak mau berhenti.

Chia menggeram marah, berbalik dan menatap Kai dengan tajam, "Apaan sih?" kesalnya.

Kai cengegesan, menampilkan sederet gigi rapihnya, "Ayok malem mingguan," rengeknya.

Chia memutar bola matanya malas, menghempas tangan Kai dengan kasar lalu kembali berjalan.

Kai terus mengikuti Chia, menuruni tangga, memasuki dapur, memperhatikan Chia yang mengambil minum dari dalam kulkas lalu kembali ke kamar. Kai terus mengikutinya tanpa mengenal lelah.

Iya. Kai nya nggak lelah tapi Chia yang lelah. Enek banget harus liat muka Kai yang mirip banget sama campuran buaya dan monyet.

Chia menaruh sebotol air itu di atas nakasnya, melihat Kai yang yang ternyata masih ada di belakangnya dengan menampilkan senyum gigi pepsoden membuatnya menghela nafas lelah.

Ia kembali melangkahkan kakinya dengan Kai yang terus mengikutinya di belakang hingga tiba-tiba Chia berhenti membuat Kai yang tidak siap jadi menabrak punggung Chia. Chia terdorong kedepan, dahinya terpentok pintu.

Chia meringis, mengelus dahinya lalu kembali menatap Kai dengan tajam.

"Bukan salah gue," ujar Kai lebih dulu, mengangkat kedua tangannya ke udara. Antisipasi saja sebelum Chia memarahinya.

Chia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan, "Pacar-pacar lo kemana sih?" Tanya Chia emosi. Dia jengah dengan Kai yang sedari tadi terus mengikutinya.

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang