BAB 58

423 52 0
                                    

SELAMAT MALAM SEMUA!!!

GIMANA KABARNYA? SEMOGA BAIK-BAIK AJA YAH.

FIRST BANGET NIH AKU NYAPA KALIAN DISINI.

AKU SAYANG BANGET SAMA KALIAN GAESSSSS... BANGET.

TANPA KALIAN CERITA INI TUH BUKAN APA-APA. MAKASIH BANYAK YAH UDAH BACA SEJAUH INI.

CERITA INI MENDEKATI END :)

SATU HAL, AKU LAGI SENENG BANGET KARENA BARUSAN AKU LIHAT CERITA GLEICH MASUK RANK 1 TEENFICTION!!!

AKU SENENG BANGET GAESSSSSSSS. GAK NYANGKA SUMPAH😭😭😭😭

PEN NANGIS YA AMPUNNNNNNNNN

Happy reading❤❤

●●●

Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya pesanan mereka tiba.

Jihan tersenyum lebar, langsung mengambil garpu dan sendok seraya memakan pasta miliknya dengan lahap.

Vio berdecak, menatap Jihan aneh, "Lo sejak kapan nggak makan?" tanyanya.

Jihan menghentikan aktivitasnya, keningnya mengkerut seolah sedang berpikir, "Sejak masa produksi sepertinya," jawabnya yang membuat Vio menggelengkan kepalanya pelan. Sedangkan Chia dan Tara bagian tertawa saja menyaksikan dua manusia absurd di depannya.

"Yah kalo pas produksi makan yang jadi bukan lo, tapi si kuning," balasnya lelah.

"Si kuning? Siapa?" tanyanya polos. Vio berdecak pelan, mengambil sendoknya dan mulai memakan sup nya.

"Nggak usah diperjelas, muntah gue nggak tanggung jawab."

"Tapi Vio, gue kan nggak hamil," ungkap Jihan, membuat Vio menaruh kembali sendoknya menatap Jihan lelah.

Vio menarik kedua sudut bibirnya secara paksa, "Selamat makan, Jihan," ucapnya.

Jihan membalas senyuman Vio dengan sangat manis, "Selamat makan juga, Vio. Tumben banget manis," ujarnya.

Vio mendesis, mengambil kembali sendoknya, "Gue manis sejak lahir, kali," angkuhnya.

"Kalian tuh berisik banget tau nggaksih? Bikin gue nafsu makan aja," kekeh Chia, "Kapan lagi coba makan ada tontonan gratis kayak gini?" tambahnya.

"Ye... dasar babi," maki Vio, Chia terkekeh saja menanggapinya.

Derttttt Derttttt

Getaran dari salah satu ponsel yang berada diatas meja membuat semua orang kini menatap kearah sumber getaran, Tara tersenyum simpul mengambil ponselnya dan melihat nama siapa yang tertera di layar ponselnya.

"Gue angkat telepon dulu ya," izinnya.

"Nggak boleh, Ra. Bayar dulu," celetuk Vio. Tara terkekeh, tidak mengindahkan candaan Vio dan berdiri dari duduknya, pergi sedikit menjauh.

"Mata duitan," desis Jihan.

"Iri aja," balas Vio.

"Dih. Iri sama lo? Nggak yaaaa," balas Jihan lagi.

"Lo emang ir-,"

"STOP!!! Kalau lo berdua berisik terus kapan gue bisa makan dengan tenangnya?" kesal Chia.

"Katanya tadi lo jadi nafsu makan kalau liat kita ribut," ujar Jihan yang diangguki oleh Vio.

"Nggak jadi! Kuping gue ternodai soalnya," ujar Chia, meraih jus jeruk miliknya dan meminumnya.

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang