BAB 14

441 71 0
                                    

Happy reading❤❤

●●●

Sebuah ruangan berukuran sekitar 10×12 ini walau terpasang tiga alat pendingin masih saja terasa panas. Keringat dingin terus mengucur dari puncak kepala Chia. Ini hal baru baginya, dan dia tidak menyangka jika masa SMA nya akan di mulai dengan masuk ke dalam ruangan keramat ini.

Kedua tangannya bergerak gelisah di bawah sana, kepalanya terus menunduk. Tidak berbeda dengan Chia, Vio pun melakukan hal yang sama. Walaupun ini bukan pertama kalinya dia masuk ruang BK, tetap saja suasana seperti ini akan terasa menegangkan.

Satu guru dengan cepol tinggi duduk di depannya, terus memperhatikan murid yang melakukan pelanggaran di depannya ini tanpa membuka suara.

Suasana terus hening hingga kaki Queen yang sengaja menyenggol kaki Vio. Vio yang pada dasarnya mudah tersulut emosi langsung mendorong bahu Queen membuat Queen terdorong mundur dan langsung di tahan oleh Prita dan Sisca di belakangnya.

"Maksud lo apa nyenggol-nyenggol kaki gue?" marah Vio.

"Awhs- sakit...," ringis Queen.

"Queen nggak papa?" tanya Sisca khawatir.

"Queen... darah lo di dalam!" seru Prita yang langsung di hadiahi jitakan oleh Sisca.

"Yang bilang di luar siapa, oon!" sungut Sisca.

"Bu! Lihat kan siapa yang kasar!" adu Queen pada bu Laras- guru BK di SMA STARCAL.

Vio ingin maju namun Chia menahannya. Ia menunjuk guru yang ada didepannya dengan dagu.

Vio mendengus kesal, mengepalkan tangannya kuat-kuat lalu kembali berdiri dengan benar menghadap guru.

"Queen duluan bu yang nyenggol kaki saya," bela Vio, menatap sinis pada Queen.

"Bohong bu! Dari tadi saya diem aja kok. Iya kan Sis, Prit?" tanyanya meminta pembenaran pada Sisca dan Prita.

"Ngg-," dengan cepat Sisca menginjak kaki Prita membuat sang empu meringis dan berhenti bicara.

"Iya bu! Dari tadi Queen diem aja kok," potong Sisca cepat. Serempak Queen dan Sisca menatap tajam Prita. Yang di tatap hanya menampilkan raut bingung.

"Bukannya tadi Queen yang duluan ya?" bisik Prita pada Sisca. Sisca menatapnya sinis.

"Diem!" balasnya berbisik.

"Mereka fitnah saya bu!" ucap Vio tak terima.

"Sudah cukup! Kalian ini tidak tahu tempat apa? Di depan kalian masih ada saya dan kalian masih saja bertengkar!" marah bu Laras.

"Kalau nggak ada ibu boleh?" Dengan polosnya Chia bertanya yang membuat tatapan bu Laras langsung mengarah padanya.

Di tatap seperti itu Chia langsung menunduk, "Ma-maaf bu," lirihnya.

Queen terkekeh, "Gak punya otak," ucapnya yang masih terdengar di telinga Chia yang posisinya hanya di batasi oleh Vio.

Mendengar itu Chia mengangkat kepalanya, matanya menajam lalu menoleh dan menatap Queen sengit.

"Maksud lo apa?" Chia tersulut emosi, melewati Vio dan mendekati Queen.

Queen tersenyum miring, "Lo," tunjuknya pada Chia, "Nggak punya otak," lanjutnya.

Gigi Chia menggertak, tangannya terkepal kuat, "Setan!" serunya dan langsung menerkam rambut Queen.

Chia menariknya dengan kencang, Queen yang tidak terima langsung membalas dengan menarik rambut Chia sama kencangnya. Setelah itu aksi jambak-jambakkan kembali terulang. Vio yang sedari tadi sudah menahan kesal pun langsung mendekati Sisca dan Prita, menendang kaki mereka satu persatu lalu menjatuhkan tangan dan menarik rambut mereka dengan kencang.

GLEICH (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang